Hari Film Nasional | Sejarah dan Asal-usulnya
Hari Film Nasional atau yang disingkat sebagai HFN
diperingati setiap tanggal 30 Maret. Tanggal tersebut dipilih sebagai Hari Film
Nasional karena merupakan tanggal pengambilan gambar pertama film yang berjudul
Darah dan Doa atau juga disebut The Long March (of Siliwangi).Film
tersebut dianggap sebagai film nasional pertama karena murni dibuat oleh bangsa
Indonesia, mulai dari pemain, sutradara hingga rumah produksinya. Sutradaranya
adalah Usmar Ismail, bintang utamanya adalah Faridah, rumah produksinya adalah
Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia).
Usmar Ismail seorang sutradara pribumi kelahiran Bukittinggi
pada 20 Maret 1921.
Meninggal ada 1971 dianggap sebagai pelopor sutradara
pribumi. Karya-karyanya sebelum film Darah dan Doa antara lain Harta
Karun dan film yang berjudul Tjitra.
Usmar Ismail melanjutkan pendidikan di Los Angeles jurusan film kemudian mendapat
gelar Bachelor of Arts pada 1953. Pada 1961 dia menyutradai film yang berjudul Pedjuang
yang kemudian ditayangkan di Festival Film Internasional Moskwa ke-2.
Jadilah karyanya tersebut menjadi film pertama yang ditayangkan dalam festival
internasional. Sebuah gedung pertunjukan opera, musik dan teater diberi nama
Usmar Ismail sebagai wujud penghargaan terhadap pelopor perfileman Indonesia
ini.
Darah dan Doa sebagai karya yang menjadi tonggak perfileman
nasional merupakan film yang menceritakan kisah perjalanan long march
pasukan divisi Siliwangi yang harus meninggalkan tempat yang dikuasai karena
serangan Kerajaan Belanda setelah aksi polisionil. Rombongan pasukan
Siliwangi hijrah dipimpin oleh Kapten
Sudarto (diperankan oleh Del Juzar). Perjalanan tersebut berakhir pada 1950
setelah diakuinya kedaulatan Republik Indonesia secara utuh oleh Belanda dan
dunia internasional.
Cerita dalam film ini fokus pada Kapten Sudarto
dari segi manusia biasa (bukan sebagai pahlawan). Meski sudah mempunyai istri
di tempat tinggal awalnya, selama bergerilnya di Yogyakarta, Kapten Sudarto
terlibat cinta dengan gadis di sana. Kapten Sudarto juga sering tampat peragu.
Pada masa damai setelah perang, dia justru mengalami penyeledikan atas
tindakannya setelah atasannya mendapat laporan dari anak buahnya yang tidak
menguntungkan.
Adapun unsur-unsur pendukung film ini antara lain,
Penggubah Musik: G.R.W Sinsu, Pemain: Suzanna, Aedy Moward, Del Juzar, RD
Ismail, A. Rachman, Ella Bergen, dan Awaluddin Djamin, serta Faridah. Skenario
film ini ditulis oleh Usmar Ismail dan Sitor Situmorang. Sementara editornya
adalah Max Ter, Djohan Sjafri.
Film pertama sudah lahir sejak 1950. Kini film
Indonesia harus bangkit. Dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Seharusnya film Indonesia sudah mampu bersaing dengan film-film lain dari
negeri lain. Tidak hanya berkualitas dari segi tampilan tetapi juga berkualitas
dari segi isi. Dengan demikian peringatan HFN tidak lagi sebatas seremonial
belaka. Melainkan menjadi pelecut semangat berkreasi bagi seluruh bangsa Indonesia
sekaligus sebagai wahana mencintai negeri. Bukankah Film Nasional adalah Kita?
Posting Komentar untuk "Hari Film Nasional | Sejarah dan Asal-usulnya"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)