Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mendefinisikan Ulang Arti 'Ngerasani' dalam Bahasa Indonesia

Tulisan ini terinspirasi cuitan sahabat saya sejak SMP, yang sudah jarang bertemu selepas SMA. Kami masih   sering berkomunikasi melalui dunia lain: media sosial. Dia lebih kritis terhadap fenomena bahasa dari pada saya. Padahal dia sarjana bidang kimia, sementara saya lebih banyak menggeluti bahasa. Dia adalah @enyopz
***
Bahasa Indonesia Ngerasani dan Arti Menggunjing serta penjelasan Ghibah dalam Bahasa Indonesia

Ngerasani adalah bahasa Jawa. Berkaitaan maknanya dengan 'rasan-rasan'. Keduanya berakar dari kata dasar yang sama yaitu 'rasa' (dalam bahasa Jawa dibaca: roso).

Dalam khasanah bahasa Jawa, kata rasa berkaitan dengan tiga hal yaitu, fisik, jiwa dan lidah. Rasa yang berkaitan dengan lidah adalah hasil indra pencecap manusia. Rasa pahit, rasa manis, rasa asin.

Rasa yang berkitan dengan fisik. Misalnyanya rasa sakit, rasa linu, rasa gatal. Ini bisa diketahui dengan syaraf manusia di sekujur tubuhnya.

Rasa dalam bahasa Jawa yang berkaitan dengan jiwa dalam bahsa Indonesia dipadankan dengan 'perasaan'. Hal ini berkaitan dengan rasa senang, rasa sedih.

Jadi, rasa dalam bahasa Jawa artinya juga mirip dengan rasa dalam bahasa Indonesia. Dikatakan mirip karena ada yang tidak sama. Yaitu ketika kata rasa mendapat imbuhan.


Dalam kadiah tata bahasa Jawa ada afiks (imbuhan) Nassal- -i. Misalnya kata dasar kulit mendapat imbuhan gabung N- -i menjadi nguliti. Contoh yang lain, kata pacul mendapat imbuhan N- -i menjadi, maculi. 

Sama dalam kaidah bahasa Indonesia, afiks atau imbuhan dalam bahasa Jawa juga dapat mengubah makna. Juga dapat mengubah jenis kata. Dari kata benda menjadi kata kerja misalnya.

Seperti pada kata pacul (kata benda, berarti Cangkul). Ketika mendapat imbuhan N- -i menjadi maculi berubah menjadi verba (kata kerja). Lain lagi maknanya jika hanya mendapat imbuhan nasal macul. Maculi adalah kegiatan mencangkul yang berulang-ulang. Sementara kata macul maknanya tunggal atau sekali saja.

Kembali ke kata rasa. Kata rasa dalam bahasa Jawa, ketika mendapat imbuhan nasal menjadi ngerasa (baca: ngeroso). Sementara jika mendapat imbuhan N- -i menjadi ngerasani (tetap dibaca ngerasani).

Ngerasa dalam bahasa Jawa dapat dipadankan dengan kata merasa. Ngerasa lara (baca: ngeroso loro) dalam bahasa Indonesia dapat pula dipadankan dengan merasa sakit. 

Tetapi, lain dengan ngerasani. Dalam bahasa Indonesia sama dengan menggunjing, sebagai terjemahan dari bahasa Arab: ghibah. 

Jika diterjemahkan sekadar pada tataran morfologi dan kata-per kata. Ngerasani dapat diterjemahkan menjadi merasai artinya ikut merasakan. Tetapi bahasa tidak sekadar membahas secara struktural begitu.

Hubungan dengan Kondisi Sosial

Selanjutnya, membahas makna ngerasani. Secara harfiah sudah dijelaskan proses pemaknaan terhadap kata  rasa dan kata turunannya ketika mendapat imbuhan. Di sini, dibahas arti kata ngerasani secara etimologis.

Ngerasani dalam bahasa Jawa dapat dijelaskan sebagai tindakan membicarakan orang lain. Makna asalnya sebatas itu, sementara dalam penerapannya maknanya dapat berubah menjadi tindakan membicarakan keburukan orang lain. 

Ngerasani
dalam bahasa Indonesia artinya sama dengan menggunjing. Sering digunakan sebagai arti kata 'ghibah' dari bahasa Arab (الغيبة).

Artii ghibah dalam bahasa Arab memiliki makna asal 'ketiadaan' atau kondisi tidak ada. Yang dimaksud dengan tidak ada adalah, orang yang sedang dibicarakan tidak ada. Sementara, alternatif terjemahan yang dipakai untuk padanan kata ghibah dalam bahasa Indonesia adalah 'fitnah'.

Memang, semuanya berkaitn. Ngerasani atau menggunjing adalah membicarakan orang lain yang tidak ada. Jika membicarakan orang lain yang tidak ada kecenderungannya  yang dibicarakan adalah hal negatif atau keburukan-keburukannya. Pembicaraan itu akhirnya memunculkan fitnah karena tidak terverifikasi dan tidak terkonfirmasi terhadap orang yang sedang dibicarakan.

Ada pula padanan yang lebih tepat untuk ngerasani dan ghibah yaitu: Gosip. Bahkan ada akronimisasai kata tersebut merupakan 'Digosok makin SIP'.

Semoga kita semua terbebas dari rasan-rasan dan ngerasani. 

Posting Komentar untuk "Mendefinisikan Ulang Arti 'Ngerasani' dalam Bahasa Indonesia"