Pengertian Ideologi dan Jenis-Jenis Ideologi dalam Wacana
Pengertian Ideologi dalam Wacana serta Jenis-Jenis Ideologi yang Terdapat dalam Wacana
Dalam wacana selalu ada pesan atau ide (Chaer, 2012:267)
yang ingin disampaikan. Ada kepentingan tertentu di balik teks (Priyatni,
2012:29). Sebagai konstruk sosial, teks yang diproduksi tidak pernah dalam
keadaan netral. Teks selalu ditunggangi keberpihakan dan kepentingan
pemroduksinya.
Analisis wacana kritis berupaya mengungkap usaha
melestarikan dunia sosial, termasuk hubungan sosial yang melibatkan hubungan
kekuasaan yang tak sepadan (Jorgensen dan Phillips, 2007:120).
Kartun salah satu bentuk wacana yang memiliki ideologi |
Ketidak-sepadanan yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
mayoritas-minoritas, penguasa-dikuasai, ataupun gender (lelakiperempuan). Dalam
setiap wacana selalu ada upaya untuk
mendominasi dan berebut pengaruh (Eriyanto, 2006:14). Berarti setiap wacana
yang diproduksi memiliki tendensi kepentingan masing-masing. Kepentingan itulah
yang dimaksud dengan ideologi.
Ideologi berasal dari bahasa Yunani idea (cita-cita) dan
logos (ilmu pengetahuan). Jadi, ideologi
dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cita-cita atau ajaran (Ishomuddin,
2011:6). Secara leksikal ideologi diartikan sebagai cara berpikir (pola pikir)
seseorang atau suatu golongan (Sugono et al, 2008:517).
Pola pikir manusia dipengaruhi oleh nilai moral yang ada di
lingkungan sosialnya. Nilai moral merupakan induk dari segala nilai yang lain
(Sujarwa, 2011:235), karena nilai moral bersifat formal yaitu keberadaan nilai
moral selalu diikuti oleh nilai-nilai lain. Nilai-nilai yang lain tersebut
adalah nilai estetika, nilai agama, dan nilai budaya.
Ada berbagai macam ideologi yang berkembang
di dunia. Ideologi-ideologi tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi sosial masyarakatnya.
Adapun di sini dipaparkan tiga jenis ideologi yang relevan
dengan wacana grafiti bak truk.
1. Ideologi Hedonisme
Hedonisme merupakan paham yang mendasarkan kebaikan pada
kenikmatan yang dirasakan. Semua yang memberikan kenikmatan secara lahiriah
kepada diri dianggap baik (Samawi, 1998:6). Sesuatu yang memberikan kenikmatan
kepada diri sendiri dianggap benar. Pada awalnya paham ini menolak kesengsaraan
hidup.
Semua yang mengakibatkan kesengsaraan dianggap salah. Namun,
dalam perkembangannya hedonisme menjadi paham yang menganggap segala bentuk
kenikmatan merupakan kebenaran. Dalam hedonisme, yang menjadi tolok ukur
kebenaran adalah kenikmatan lahiriah (duniawi). Maka, tindakan untuk mendapat
kenikmatan tersebut juga merupakan kebenaran. Masing-masing individu memiliki
kebenaran yang berbeda karena standar
kebenaran diukur berdasarkan diri sendiri.
2. Ideologi
Kapitalisme
Kapitalisme adalah
sebuah sistem dan paham ekonomi yang modalnya bersumber dari modal pribadi atau
perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasar bebas (Sugonoet al,
2008:622). Dalam kapitalisme segala daya upaya digunakan untuk mencari modal
(uang) karena tolak ukur kesuksesaan
adalah kepemilikan modal (uang). Pemilik modal yang besar akan dianggap sukses.
Pihak yang memiliki modal besar dapat memonopoli
perekonomian. Kegiatan memonopoli perekonomian tersebut dilaksanakan untuk
menambah modal. Begitu seterusnya. Di luar sistem ekonomi, kapitalisme
merupakan paham yang menganggap bahwa segala sesuatu harus menghasilkan modal
(uang). Kecenderungan dalam kapitalisme, tanpa lagi memedulikan dampaknya, yang
penting bisa dapat uang maka itu benar. Dalam penelitian ini, ideologi
kapitalisme diartikan sebagai segala daya dan upaya yang dilakukan bertujuan
untuk mendapat uang sebanyak-banyaknya.
3. Ideologi Religius
Ideologi religius (ideologi agama) meletakkan ajaran agama
sebagai tata tertib dalam berkehidupan. Dalam penelitian ini agama yang
dimaksud adalah Islam. Ada empat aspek yang mengiringi keberadaan ideologi
agama yaitu ajaran tentang akidah, ibadah, akhlak, dan kemasyarakatan
(Ishomuddin, 2011:80). Keempat aspek tersebut tidak terpisah antara satu dengan
yang lain tetapi menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan.
Pada dasarnya ideologi agama mendasarkan pada pendapat bahwa
segala sesuatu adalah milik Tuhan. Tuhan memerintahkan untuk menjaga hubungan
baik dengan Tuhan dan hubungan antar-manusia. Segala tindakan dan perbuatan
sematamata dilakukan untuk mencari keridaan Tuhan. Baik berkaiatan dengan
muamalah (kemasyarakatan) maupun tindakan untuk diri sendiri. Dalam penelitian
ini, ideologi religius diartikan sebagai paham yang mendasarkan segala sesuatu
pada aturan dan ajaran agama.
Ditinjau dari nilai moralnya, ada tiga kecenderungan
ideologi yang ada dalam wacana: (1) konservatif; (2) netral; dan (3) menentang.
Wacana konservatif adalah wacana yang memuat ideologi yang melestarikan nilai
moral yang ada dalam masyarakat. Wacana yang berideologi netral adalah wacana
yang tidak menyinggung (memuat) nilai moral, sehingga tidak melestarikan juga tidak
menentang nilai moral. Wacana yang menentang adalah wacana yang memuat ideologi
(kepentingan) yang bertolak-belakang dengan ajaran moral yang berlaku.
Posting Komentar untuk "Pengertian Ideologi dan Jenis-Jenis Ideologi dalam Wacana"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)