Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (3)
Budaya Melayu
dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (3)
Adanya
Infiltrasi Budaya Asing ke dalam Budaya Melayu
Seiring dengan
arus globalisasi yang kuat, kebudayaan Melayu juga disusupi dengan kebiasaan
barat (baca: asing). Salah satu bentu infiltrasi tersebut adalah diadakannya
ulang tahun. Padahal juga disebutkan dalam novel Padang Bulan bahwa
orang Melayu hanya merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad (ajaran Islam: Maulid
Nabi). Tetapi akhir-akhir ini juga mulai ditemukan kebiasaan yang tidak berakar
dari kebiasaan orang Melayu maupun kebiasaan orang Islam (sebagai agama
mayoritas orang Melayu).
..... mungkin karena terlalu banyak menonton televisi atau mendengar lagu
barat, orang Melayu pun mulai merayakan
ulang tahun. .... (Novel Padang
Bulan halaman 56).
Sama dengan
kebanyakan infiltrasi kebudayaan
asing terhadap masyarakat Indonesia. Melalui
novel tersebut Andrea Hirata menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan asing masuk
ke Indonesia (dan suku bangsa dan kebudayaan lain) karena adanya informasi yang
cepat dan tanpa batas baik melalui siaran televisi maupun dari lagu-lagu yang
didengar.
Lisplang yang
Berenda
Dalam Novel Padang
Bulan Karya Andrea Hirata kebudayaan yang digambarkan tidak hanya
kebudayaan tak benda (perilaku dan kepercayaan) tetapi juga kebudayaan yang
berupa benda. Benda yang dimaksud adalah bentuk arsitektur rumah yang khas.
Meskipun tidak dijelaskan secara merenik (mendetail) mengenai bentuk rumah
orang Melayu tetapi ada sebagian kecil yang disebut dalam novel tersebut yaitu
bentuk lisplang. Lisplang adalah sirap (papan kayu memanjang) yang diletakkan
di bagian bawah genting/atap untuk menutupi kayu usuk/galur.
Lisplang berenda-renda jelas gaya Melayu, ..... (Novel Padang Bulan halaman 142).
Simpulan
Melalui
penjelasan yang panjang lebar di atas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya
orang Melayu yang tergambarkan dalam novel Padang Bulan Andrea Hirata
pada dasarnya mirip dengan kebudayaan-kebudayaan suku bangsa lain yang ada di
Nusantara. Mulai dari percaya terhadap hal-hal mistis, tulah, pusaka, dan
kualat. Kebiasaan berkumpul juga sama dengan orang-orang dari daerah lain yaitu
kebiasaan berkumpul untuk meminum kopi. Selain itu, juga disebutkan tentang
mulai masuknya kebudayaan asing terhadap kebudayaan Melayu. Hanya ada satu hal
yang cukup berbeda dengan kebudayaan selain Melayu yaitu arsitektur lisplang
yang berenda-renda.
Saran
Pemaparan dan
penyebutan budaya dalam tulisan ini sebatas hasil analisis dari karya sastra
Andrea Hirata yang kebetulan orang Melayu berasal dari pulau Belitong. Maka dari
itu, ini tentu tidak mewakili keseluruhan wujud kebudayaan Melayu.
Posting Komentar untuk "Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (3)"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)