Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Alamat Grahono (Pertanda Gerhana) Matahari dan Bulan dalam Kepercayaan Jawa | Kutipan Kitab Mujarabat

Alamat Grahono, Pertanda Gerhana Matahari dan Bulan dalam Kepercayaan Jawa | Kutipan Kitab Mujarabat



Kitab Mujarabat (juga dibaca: mujarobat)  merupakan kitab yang membahas banyak hal. Mulai dari rukun Islam (halaman pertama), sampai pada laku dino (perhitungan hari), dan pantangan-pantangan atau yang biasa disebut pamali.

Salah satu yang juga dibahas dalam kitab mujarabat adalah tentang gerhana matahari dan gerhana bulan (halaman 58). Berikut isi kitab mujarabat lengkap tentang gerhana. Tulisan ini sudah ditransliterasikan dari sebelumnya berhuruf arab berbahasa Jawa (pegon).

puniko masalah kang mertela aken grahono
serngenge utowo rembulan. Lamun ono grahono wulan Muharam alamat akeh lelara. Lan larang pangan, beras pari murah lan ono ratu mati ing ndalem iku tahun, sedekahe sego punar serto lawuhe dadaran endok. Lamun kuwoso sedekaho bubur kuning.

Lamun ana grahono ing wula shofar alamat larang udan, segoro asat, angin gedhe mburi akeh udan luwih gede sedekahe sego liwet lawuhe endhok papat dungane rosul.

Lamun ana grahono wulan robi’ul awwal alamat wong agung kangelan wong cilik pada suka, sedekahe serabi wernane telu akehe telu likur kang ngepung wong nenem, dungane rasul serto moco istigfar kaping sepuluh lan dungane selamet.

Lamun ana  grahono wulan rabi’ul akhir alamat wong agung podo susah lan wong cilik pada lara akeh, maka sedekahe werno-werno koyo gedang lan sego aking kang ngepung aja nampik bocah nuli podo muni dewe-dewe mengkene sebute: murah pangan murah sandang. Kaping rong puluh nuli den dungane selamet.

Lamun grahono jumadil awal rahino alamat murah sembarang-barang tur rejo, menuso podo-podo lan peryayi, semunu ugo ratu sak balane. Sedekahe sego tumpeng lan sego gureh dungane rasul.

Lamun grahono wulan jumadil akhir alamat akeh udan lan akeh kebo sapi podo mati, sedekahe sak kuwasane.

Lamun grahono wulan rejeb alamat akeh wong perang podo kancane. Lan ora mufakat kelawan ratune tapi beras pari murah lan akeh wong podo suka oleh rahmat sangking allah ta’ala, sedekahe barang kelaman koyo uwi lan gembili lan sepadane  serto kembang burih, dungane tulak lan selamet.

Lamun grahono wulan sya’ban alamat akeh pasihan kelawan balane lan murah pangan lan mufakat salawane, sedekahe lengalan kembang bureh dungane selamet.

Lamun grahono wulan romadon alamat podo rukun  lan akeh lelara lan akeh udan kelep, sedekahe keleman lan undang-undange yen ono wong liwat bahujuni hurmat njeng rasululloh dungane selamet.

Lamun grahono wulan syawal alamat sembarang larang, sedekahe jajan pasar, dungane  selamet.

Lamun grahono wulan zulqo’dah alamat akeh fitnah lan gedhi cilik podo kerusakan kerono podo musuhan.

Lamun grahono wulan zulhijjah alamat oleh rahayu utawi sedekahe sego kebuli dungane rasul.


Jika diterjemahkan secara bebas, kutipan di atas dapat dimakanai sebagai berikut:

Ini adalah masalah (bab) yang menjelaskan tentang gerhana matahari dan bulan. Ketika ada gerhana pada bulan Muharam tanda banyak penyakit. Harga pangan mahal, tetapi beras dan padi murah. Ada ratu (pemimpin) mati pada tahun tersebut. Sedekahnya nasi punar dengan lauk telur dadar. Jika mampu sedekahlah bubur kuning.

Jika ada gerhana pada bulan shofar tandanya akan sulit hujan, laut menyusut, angin kencang. Banyak hujan lebih lebat. Sedekahnya nasi liwet dengan lauk empat telur. Doanya doa rosul.

Ketika ada gerhana pada bulan robi’ul awwal tanda orang besar kesulitan dan orang kecil bersuka cita. Sedekahnya serabi tiga warna sebanyak 23 biji yang dibuat oleh orag enam. Doanya adalah doa rosul dan membaca istigfar sepuluh kali, dan doa selamat.

Ketika ada gerhana pada bulan rabi’ul akhir tanda orang besar banyak yang susah dan orang kecil banyak yang sakit. Maka, sedekahnya adalah warna-warni seperti pisan dan nasi aking. yang membuat jangan mengusir anak kecil kemudian mengatakan bersama-sama: Murah Pangan Murah Sandang. Sebanyak 20 kali kemudian didoakan selamat.


Ketika gerhana pada bulan jumadil awal siang tanda semua menjadi murah dan makmur. Derajat manusia sama semua dengan priyayi. Begitu juga dengan ratu (pemimpin) dan pasukannya. Sedekahnya nasi tumpeng dan nasi kuning. Doanya rosul.

Ketika gerhana pada bulan jumadil akhir tanda banyak hujan dan banyak hewan ternak (kebo-sapi) yang mati. Sedekahnya semampunya.


Ketika gerhana pada bulan rajab, tanda banyak orang perang saudara. Tidak sepakat dengan pemimpin, tetapi beras dan padi murah, serta banyak orang mendapat kesenangan dari Allah. Sedakahnya barang keleman (tanaman yang berbuah dalam tanah) seperti uwi (kesemek) dan gembili dan sejenisnya, serta kembang burih. Doanya tolak (balak) dan selamat.


Ketika gerhana pada bulan sya’ban tanda banyak pasihan dengan pasukannya dan murah pangan dan mufakat (tidak berseteru). Sedekahnya lengalan kembang bureh doanya selamat.


Ketika gerhana pada bulan ramadan tanda semuanya rukun, banyak penyakit, dan hujan deras. Sedekahnya keleman dan aturannya jika ada orang lewat harus dihormati seperti Rasulullah. Doanya selamat.

Ketika gerhana pada bulan syawal pertanda semua menjadi mahal, sedekahnya jajanan pasar. Doanya selamat.


Ketika ada gerhana pada bulan zulqo’dah tanda banyak fitnah. Orang besar dan orang kecil sama-sama rusak karena saling bermusuhan.

Ketika ada gerhana pada bulan zulhijjah tanda mendapat kebaikan, sedekahnya nasi kebuli doa rosul.


Penjelasan:
Yang dimaksud doa selamet, doa rasul, dan doa tolak adalah jenis-jenis doa yang ada di dalam kitab mujarabat.

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa ajaran orang jawa selalu mengingatkan untuk berbuat baik. Selalu mengingatkan untuk berbuat baik dengan bersedekah dan menghormati sesama. Selain itu, masyarakat (orang) Jawa melalui kepercayaannya seperti di atas juga telah mengamati peristiwa alam yang disebut dengan gerhana matahari.

Terlepas pendapat tersebut mistis atau bukan, yang jelas tetap ada nilai postif dalam ajaran Jawa. Jika ada yang mengatakan bahwa kitab mujarabat sesat sah-sah saja. Karena setiap manusia memang tidak boleh memercayai sesuatu selain tuhan, apalagi percaya pada sebuah kitab atau buku.

Wallahua’lam bishshawab.

Posting Komentar untuk "Alamat Grahono (Pertanda Gerhana) Matahari dan Bulan dalam Kepercayaan Jawa | Kutipan Kitab Mujarabat"