UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK CERPEN BERAS AKING KARYA AYU PANGESTU
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas analisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik cerpen Beras Aking karya Ayu Pangestu.
Silahkan baca dan pahami, akan lebih baik jika pembaca yang budiman sudi memberikan komentar atau kritikan jika ada bagian yang kurang tepat dalam analisis ini. Komentar dan kritikan yang pembaca berikan bukan hanya untuk saya sebagai penulis blog ini, tetapi bagi semua orang yang turut membaca blog ini.
Selamat membaca hasil analsis unsur-unsur ekstrinsik cerpen Beras Aking berikut ini:
Unsur
ekstrinsik cerpen dipengaruhi oleh latar belakang pengarang maupun latar
belakang penciptaan cerpen. Cerpen yang ditulis oleh seorang yang hidup di
pantai pasti akan banyak membicarakan tentang pantai. Cerpen yang ditulis di
masa pergolakan perang, pasti bertema perang.
Bagaimana
dengan cerpen Beras Aking?
Unsur
ekstrinsik cerpen bisa lebih bagus dan tajam dianalisis jika mengetahui
biografi pengarang. Akan tetapi karena keterbatasan sumber informasi mengenai Ayu
Pangestu, pengarang Beras Aking maka,
pengkajian berdasarkan latar belakang pengarang tidak dapat dilakukan.
Yang dapat
diketahui mengenai cerpen Beras Aking adalah
ditulis pada 2007. Berdasarkan informasi singkat dari http://merrytrianiii.blogspot.co.id/2013/03/menganalisis-cerpen.html
(diakses pada 25 November 2016).
Selebihnya
tidak dapat diketahui latar belakang pengarangnya.
Akan tetapi
dilihat dari segi latar belakang penciptaannya, dapat diketahui bahwa Beras Aking diciptakan di Indonesia.
Nasi aking atau beras aking adalah makanan yang dimanfaatkan oleh sebagian
masyarakat Indonesia. Ada yang dimakan manusia (untuk yang kualitas bagus), ada
pula yang dijadikan makanan ternak. Orang yang mengonsumsi nasi aking adalah
kalangan miskin. Dari situ, dapat digambarkan lingkungan sosial dan nilai-nilai
yang terdapat dalam cerpen Beras Aking.
Kondisi Lingkungan
Sosial
Kondisi sosial
yang tergambar dalam cerpen kemungkinan dipengaruhi dari kondisi sosial
penciptaan cerpen. Kondisinya adalah masih ada kesenjangan. Disebutkan dalam
cerpen, nasi aking dibeli dari rumah makan, berarti ada kesenjangan sosial.
Juga ada tindakan kriminal pencurian mobil. Hal ini merupakan masalah sosial
yang kemungkinan masih terjadi saat penciptaan cerpen.
Kondisi
Lingkungan Pendidikan
Pendidikan di
Indonesia kala itu (2007, mungkin hingga kini) merupakan sesuatu yang mahal.
Lebih-lebih bagi masyarakat miskin. Masih harus berhutang untuk menyekolahkan
anaknya. Selain itu, lulusan pendidikan tinggi juga tidak otomatis mendapatkan
pekerjaan yang tinggi pula.
Untuk mendapatkan informasi terbaru dalam blog ini, silahkan ikuti melalui email di pojok kanan bawah. Mari tambah pengetahuan kita! Salam Sastra!
Posting Komentar untuk "UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK CERPEN BERAS AKING KARYA AYU PANGESTU"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)