PENGALAMAN MENGURUS SIM C DI KABUPATEN JEMBER | TIPS DAN TRIK
Yang saya sebutkan di sini adalah SIM C, karena jenis inilah yang saya miliki. Sementara untuk SIM jenis lain, A, B dan semua tingkatannya pada dasarnya alurnya sama.
Yang paling malas ketika mengurus administrasi adalah antreannya dan ribetnya. Kalau masalah antre sih, seharusnya menjadi pelajaran bagi kita. Toh antre juga bukan perbuatan hina, malah menjadi simbol kemajuan budaya suatu bangsa kalau warganya bisa antre dengan tertib.
Kalau masalah ribet, itu hanya kesan. Kita merasa ribet karena tidak tahu. Kalau sudah tahu, tentu tidak akan merasa ribet.
Nah menghindari ruwet ruwet ruwet (seperti kata Pak Presiden), sebenarnya bisa kita siapkan sedari awal. Mungkin pengalaman pribadi saya ketika mengurus SIM C ini bisa mengurangi keruwetan. Maklum meskipun pengalaman, karena masa berlakunya 5 tahun, acapkali aturan dan alur perpanjangan SIM bisa berubah.
Saya berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB, terlalu pagi. Sampai di Satpas (yang berlokasi di depan SMAN 1 Jember) ini masih pukul setengah tujuh. Masuk melalui pintu masuk sebelah timur. Memarkir sepeda, kemudian berjalan sejauh 200an meter. Di lapangan, petugas polisi masih melaksanakan apel pagi. Karena kepagian sepertinya tidak ada antrean. Menjadi masalah, petugasnya juga belum ada. Salah saya datang terlalu pagi.
Ketika ada petugas yang menyiapkan tempatnya bertugas, saya menyela. Menanyakan syaratnya. Ternyata syaratnya berubah. Setahu saya syarat perpanjangan sim hanya surat kesehatan, fotokopi KTP dan SIM plus SIM Asli. Ternyata ada syarat surat keterangan tes psikologi.
Lokasi untuk mendapatkan surat hasil tes kesehatan saya tahu. Di sebelah barat Satpas. Karena 2 tahun sebelumnya pernah mengantarkan mertua untuk mengurus perpanjangan SIM. Lokasi tes psikologi, juga tidak tahu. Hanya diberi ancer-ancer (bahasa Indonesianya apa ya?) oleh petugas: lampu merah ke timur 200 meter, kanan jalan.
Kembalilah saya, mengambil motor. Jalan sejauh 200an meter lagi. Sementara polisi masih apel. Sebenarnya ada jalan pintas ke tempat tes kesehatan. Ada pintu gerbang di sebelah barat kompleks Satpas Jember. Cuma karena masih ada polisi yang baris-baris di lapangan, oleh petugas, saya disarankan menunggu sampai apel selesaai. Dari pada menunggu sampai selesai, lebih baik naik motor. Berputar dari jalan raya. Toh masih harus tes psikologi yang lokasinya agak jauh.
Berputarlah saya. Keluar ke jalan raya. Masuk gang sebelah barat kantor Satpas. 100an meter. Sampai ada tempat praktik dokter. Yang juga di sebelahnya menjadi tempat tes kesehatan sebagai syarat pengajuan pengajuan dan perpanjangan SIM. Karena masih tutup, dan belum ada tanda-tanda buka (masih kotor, belum disapu, kelambu tertutup, dan ada tulisan 'TUTUP'), maka saya putar balik. Mencari lokasi tes psikologi. Keluar ke jalan raya. Belok ke timur. Lampu merah. 200an meter. Kanan jalan. Ada papan informasi. Lokasi Tes Psikologi. Juga masih tutup. Putar balik lagi lah saya. Ke tempat kesehatan.
Meskipun masih tutup, saya tunggu saja. Pukul 6.40an ada lelaki paruh baya, membuka kunci tempat tes kesehatan. Saya tanyakan bukanya jam 7. Menunggulah saya di atas motor. Duduk. Tak lama kemudian, lelaki tadi mengeluarkan kursi plastik, tempat antrean. Berpindahlah saya duduk di kursi.
Hampir jam 7, ada perempuan datang. Membuka kunci, membuka korden, menyiapkan tempatnya bertugas. Tepat jam 7, saya masuk. Ternyata ada tempat antrean juga di dalam. Kursi plastik. Ditata dengan jarak minimal 1 meter. Protokol kesehatan.
Menyerahkan 1 lembar fotokopi KTP. Oleh petugas didata. Dicatat di lembar setengah A4. Menunggu beberapa saat. Ada petugas perepuan lain datang. Turun dari mobil. Masuk ruang pemeriksaan.
Saya dipanggil oleh petugas pertama, timbang berat badan dengan petugas pertama.Bayar biaya pemeriksaan 25.000 dapat surat. Kemudian berpindah ke petugas kedua, tes kerabunan. Dari luar ruang. Masuk ke dalam ruang, tes buta warna. Menyebutkan angka-angka dalam kombinasi warna yang samar. Aman bisa menyebutkan semua angka dengan benar. Tes pendengaran dengan garpu tala. Untung telinga kanan dan kiri sama-sama mendengar dengunan garpu tala yang dibenturkan ke meja oleh petugas kesehatan sebelum di dekatkan ke telinga. Telinga normal. Surat diserahkan kepada petugas, distempel. Sah. Saya mendapatkan surat keterangan sehat. Tidak sampai 5 menit prosesnya. Dari pendaftaran awal.
Misi pertama selesai. Berpindah ke misi kedua. Mendapatkan surat hasil tes psikologi. Saya sebut ini surat keterangan sehat rohani alias sehat psikologi. Letaknya di tepi jalan raya. Ada petugas parkirnya. Oleh Pak Parkir, disuruh beli stofmap dulu. Saya bablas saja. Langsung daftar. Diberi formulir dan lembar jawaban, setelah menyerahkan fotokopi SIM.
Setelah mendapatkan formulir dan lembar jawaban, dipersilakan mengisi identitas dan jawaban di meja kursi yang telah tersedia lembar soal dan pulpen. Identitas isi dengan lengkap. Kemudian lanjutkan isi identitas di lembar jawaban. Dilanjutkan dengan menjawaban pertanyaan terkait kondisi psikologis. 18 soal. Jawabannya mudah. Tinggal pilih iya atau tidak. Dicentang di kolom yang telah disediakan.
Selesai mengisi (sepertinya hanya sekitar 5 menit mengisi itu), serahkan ke petugas lainnya. Mengantri sebentar. Dicek oleh petugas. Dipanggil nama. Bayar 50 ribu. Dapat surat keterangan hasil pemeriksaan psikologi. Misi kedua selesai. Langsung cus, balik ke kantor Satpas. Jangan lupa bayar parkir dulu ke bang parkir.
Masuk kembali ke kantor Satpas. Tidak seperti sebelumnya. Parkiran yang tadinya lengang sudah mulai ramai. Polisi sudah tidak apel. Ada petugas pengecek suhu badan. Sebelum masuk lebih dalam. Menyerahkan surat keterangan sehat jasmani dan surat keterangan sehat rohani ke petugas. Ditolak. Karena tidak ada stofmap. Mbalik lah saya. Ke satu sudut toko di dalam kompleks satpas yang menyediakan jasa fotokopi dan ATK. Antre, banyak yang belum fotokopi. Beli map warna hijau. Ingat ya. SIM C hijau.
Kembali lagi ke petugas pendaftaran. Jaraknya agak jauh. 100an meter. Wira-wiri. Menjadi seakan-akan ruwet. Padahal kesalahan ada pada saya. Oke akhirnya berkas diterima, oleh petugas registrasi. Disuruh mengnatri. Duduk di tempat yang telah disediakan. Dengan tetap menjaga jarak. Setelah agak banyak yang mengantri, petugas registrasi menginformasikan bahwa, layanan perpanjangan SIM dibukan pukul 8. Padahal saat itu masih setengah delapan. Menunggu agak lama.
Pemohon SIM baru dilayani lebih dulu. Dipersilakan masuk ke ruang pelayanan. Pemohon perpanjangan SIM masih harus menunggu pukul 8. Setelah pukul delapan masing-masing nama dipanggil sesuai urutan kedatangan. Berkas diambil dari petugas, sudah ada formulir perpanjangan yang harus diisi. Data standar. Ada email juga. Kalau punya diisi.Kalau tidak punya, gak usah. Mengisi formulir ini di dalam ruangan ya. Berdiri, ada meja yang disediakan. ada pulpen yang disediakan.
![]() |
Ini formulir lengkap yang diserahkan ke petugas bank -sengaja diblur |
Setelah berkas selesai diisi dan ditandatangi, serahkan ke petugas informasi. Diberi formulir pembayaran. Kemudian tekan nomor antrean. Karena mengisi dengan cepat, maka saya mendapatkan antrian awal. B 001. Untuk ke bank. Nomor antean ini minta ke petugas yang mengecek pengisian formulir.
Menunggu sebentar oleh teller bank di dalam ruangan dipanggil nomor antraan. Serahkan berkasnya. Nomor antrean tetap dipegang. Berkas didata oleh petugas. Kembali duduk menunggu panggilan. Selang beberapa saat, dipanggil lagi. Bayar biaya perpanjangan SIM ke teller BRI. 75.000. Berkas dikembalikan. Dibawa ke konter 8. Tempat pemotretan.
Baca Juga: Rincian Biaya Perpanjangan SIM
Kalau ada tempat yang kosong (saat saya foto ada dua petugas yang memfoto) duduk, berikan berkas. Bersiap difoto. Diambil sidik jari yang kanan. Semuanya. Ingat, sidik jari bukan sidik monata.... Foto wajah, tanda tangan di layar. Selesai. Tunggu lagi di ruang tuggu di kursi. Proses foto tidak lebih dari 4 menit.
Kembali menunggu. Tidak begitu lama. Akan ada petugas yang keluar dari ruang foto. Membawa beberap keping SIM C yang baru. Dipangil nama. Diserahkan kepada pemiliknya. Selesai. Pulang.
Tips:
fotokopi ktp dan sim dari rumah. Masing-masing minimal 4 lembar. Bawa stofmap hijau (SIM C).
Langsung menuju tempat tes kesehatan dan test psikologi. Terserah mau yang mana dulu. Baru masuk kantor satpas.
Ada yang mau perpanjang SIM?
Posting Komentar untuk "PENGALAMAN MENGURUS SIM C DI KABUPATEN JEMBER | TIPS DAN TRIK"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)