Rima dan Irama Puisi Do'a Karya Chairil Anwar
Analisis Rima dan Irama yang Terdapat dalam Puisi Doa Karya Chairil Anwar
Sudah banyak analisis mengenai puisi Do'a karya Chairil Anwar sang Burung Jalang, dalam blog ini. Namun masih belum ada tulisan yang spesifik membahas tentang struktur fisik (unsur intrinsik) puisi Doa ini, khususnya terkait Rima dan Irama.
Tulisan ini merupakan tanggapan atas usulan dari komentar pembaca terkait tidak adanya Rima/Irama yang dianalisis dalam tulisan sebelumnya tentang Puisi Do'a. Maka dari itu dalam kesempatan kali ini akan dibahas langsung terkait Rima/Irama dalam Puisi Do'a Karya Penyair Pelopor Angkatan '45 Chairil Anwar.
Sebelum masuk ke analisis unsur intrinsik Rima dan Irama puisi, terlebih dahulu perlu dibaca puisinya secara utuh:
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Dalam menganalisis Rima dan Irama sebuah puisi, kita perlu memahami beberapa 'teknik' penggunaan rima dalam sebuah puisi. Jadi, yang bisa digolongkan sebagai rima dalam puisi meliputi Asonansi, Aliterasi, dan Rima/Sajak/bunyi akhir baris puisi.
Secara sederhana, asosonansi adalah perulangan bunyi vokal yang berulang. Aliterasi adalah perulangan bunyi konsonan yang berulang. Rima akhir atau sajak akhir, adanya permainan/penggunaan bunyi akhir sebuah baris/bait puisi yang membentuk pola tertentu.
Nah dalam analisis rima puisi Chairil Anwar yang berjudul Do'a ini akan dijabarkan secara mendalam beserta data dari puisi yang relevan.
Asonansi Puisi Do'a Karya Chairil Anwar
Asonansi /u/
Perulangan bunyi vokal /u/ pada puisi Chairil Anawar tersebut ada pada bait pertama. Tepatnya pada baris ketiga dan keempat yang berbunyi
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Pada baris tersebut, terdapat kata susah sungguh yang mengandung tiga huruf /u/ sekaligus. Kemudian dilanjutkan dengan perulangan bunyi /u/ sebanyak empat kali pada kata kau penuh seluruh.
Penggunan huruf /u/ yang berulang ini menunjukkan bahwa suasana kebatinan penyair yang sedang sedih. Nah penggunaan bunyi /u/ yang berulang tersebut memperkuat rasa sedihnya.
Asosansi /i/
Perulangan bunyi vokal /i/ pada puisi Chairil Anwar terdapat pada akhir bait pertama. Pada satu baris terdapat perulangan bunyi /i/ berkali-kali.
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Dalam satu baris di atas, terdapat enam kata. Lima dari enam kata tersebut mengandung huruf /i/. Hanya kata kelam yang tidak mengandung huruf /i/.
Penggunaan bunyi /i/ pada baris tersebut mengandung arti kecil. Betapa kecilnya seorang hamba dibandingkan dengan kekuatan Tuhannya.
Aliterasi Pada Puisi Doa Karya Chairil Anwar
Aliterasi yang sangat kuat dalam puisi tersebut hanya terdapat pada satu baris akhir bait pertama. Dalam baris:
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Pada baris tersebut, terdapat perulangan bunyi /l/ sebanyak lima kali, pada kata tinggal, kerlip, lilin, kelam. Penggunaan bunyi l yang berulang ini menunjukkan kesan indah saat pembacaan puisi.
Aliterasi yang terasa juga pada kata susah sungguh. Penggunaan bunyi huruf /s/ yang berulang ini memberikan efek yang sangat terasa dalam membacakan puisi tersebut. Namun, jika aliterasi dimaknai pengulangan kata yang 'tiga kali'. Maka baris biar susah sungguh tidak dapat disebut sebagai aliterasi. Namun dalam tulisan ini baris tersebut tetap digolongkan sebagai aliterasi dalam puisi karena bunyi /s/ dilafalkan sebanyak tiga kali susah sungguh.
Rima Akhir dala Puisi Doa Karya Chairil Anwar
Jika diamati dengan jeli, pada dasarnya puisi Doa di atas membentuk bunyi akhir yang berpola pada tiap-tiap akhir baitnya. Untuk mempermudah, kita bedah satu persatu bait puisi tersebut.
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Baris pertama, kedua, ketiga memiliki akhiran yang sama. Kita sebut saja dengan A-A-A. Karena sama-saa diakhiri denga huruf bunyi /u/.
Pada baris keempat dan kelima, memiliki tidak hanya bunyi akhir huruf, tapi satu suku kata dibentuk dengan bunyi yang sama yaitu sungguh (-uh) dan seluruh (-uh). Kita beri saja kode B-B.
Pada baris keenam dan ketujuh, sama-sama diakhir dengan bunyi /i/. Yang menjadi lebih kuat permainan bunyiny adalah, kedua baris tersebut diakhiri dengan kata yang bunyi unsur pembentuknya mirip, yaitu kata su-ci dan kata su-nyi. Hanya ada perbedaan c dan ny. Betapa kuat permainan bunyai yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam puisi Doa ini.
Jadi, pada bait pertama puisi di atas, pola rima yang terbentuk adalah AAA BB CC.
Pada bait kedua, polanya berbeda dengan pola rima pada bait pertama.
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Pada bait kedua puisi di atas, jika diamati akan membentuk pola yang berulang yaitu pola ABBC ABC. Bunyi akhir pada kata Tuhanku sama antara baris 1 dan baris 5. Bunyi akhir pada kata bentuk baris 2, dan remuk baris 3, saama engan baris 6, mengetuk. Sementara pada kata asing sama dengan bunyi akhir kata berpaling.
Jadi pola sajak/rima akhir pada puisi di atas adalah ABCABC.
Demikian analisis rima, irama, dan sajak pada puisi yang berjudul Doa karya Chairil Anwar. Jika terdpat kesalahan mohon kesediaannya mengkritik melalui komentar. Salam pustamun!
Posting Komentar untuk "Rima dan Irama Puisi Do'a Karya Chairil Anwar"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)