Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut | Lanjutan Cerpen

Berlatih Menulis Cerpen dengan cara Melanjutkan Cerpen yang Rumpang

Salah satu cara menulis cerpen adalah membaca cerpen. Kemudian melanjutkan cerpen yang masih rumpang (ada bagian yang belum selesai). Nah, dalam Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP/MTs Kelas IX terdapat materi tentang itu. Lebih tepatnya tugas untuk melanjutkan teks cerpen yang berjudul ‘Sepatu Butut’. 

Begini bunyi perintah untuk melanjutkan cerpen Sepatu Butut yang terdapat pada halaman 84 Buku Bahasa Indonesia tersebut.

Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut

Lanjutkan cerpen “Sepatu Butut” ini secara bebas. Alur yang diputus adalah yang menuju bagian klimaks: membuang sepatu butut atau tidak. Apa keputusannya dan bagaimana melakukannya? Selanjutnya tentukan bagaimana cerita berakhir!

Sepatu Butut dalam Kehidupan Nyata | Sumber: HotGrid


Sepatu Butut

Cerpen Ely Chandra Peranginangin


Entah sudah berapa kali aku mengatakan padanya untuk mengganti sepatu bututnya itu. Kalau sepatu itu masih layak pakai sih mungkin tidak apa-apa, tetapi sepatu itu sudah kelihatan sangat kumal, jauh dari kategori layak pakai. Walaupun orang tua kami bukanlah orang yang kaya, tetapi kurasa mereka masih mampu membelikan Andi sebuah sepatu baru yang lebih layak pakai. 

Entah mengapa pula, hanya aku yang selalu memperhatikan sepatu bututnya Andi. Sepatu butut itu begitu mengganggu pandanganku. Orang tua kami tidak pernah protes kalau Andi mengenakan sepatu butut itu lagi. 

Pagi ini kami akan berangkat sekolah. Lagi-lagi sepatu butut itu lagi yang kuperhatikan. Tidak ada yang lain yang kuperhatikan dari Andi, aku jadi malas bila berjalan dengannya. Aku malu bila harus berjalan dengannya, seperti berjalan dengan seorang gembel. 

Sepatu butut itu begitu mengganggu pikiranku kenapa Andi tidak minta sepatu baru saja biar keren seperti teman-temannya, si Ivan dengan sepatu ketsnya, atau seperti Dodi dengan sepatu sportnya?

Di suatu malam, aku berpikir untuk menyingkirkan sepatu butut itu. Aku berencana membuangnya pada Sabtu malam, karena kutahu ia akan mencucinya pada hari Minggu. Jadi kalau pada hari Minggu ia tidak menemukannya, masih ada kesempatan untuk membeli yang baru sehingga ia masih bisa masuk di hari Seninnya. 

Untuk membuang sepatu butut tentu saja tidak memerlukan rencana yang rumit, cukup sederhana saja pasti aku bisa melakukannya, hanya tinggal menunggu Andi tidur di malam hari, dan kemudian aku tinggal menjalankan misinya. Hari yang kunantikan pun tiba, segera aku bersiap menjalankan misiku. Kulihat Andi sedang tidak ada di rumah. 

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. (lanjutkan cerpen ini secara bebas)...................................................

Melanjutkan cerpen secara bebas maksudnya adalah ide cerita dan lanjutan jalannya cerita dalam cerpen terserah pada kita sebagai penulis. Namun, isi cerita tetap terikat pada alur dan penokohan yang terdapat dalam cerpen Sepatu Butut itu. Termasuk sudut pandang pengarang dalam penceritaan. 

Dalam cerita di atas, tokoh yang bercerita adalah ‘aku’. Dilihat dari ceritanya, pengarang adalah saudara Andi yang tinggal serumah. Maka harus tetap memperhatikan hal itu. 

Selanjutnya, melanjutkan cerpen ‘Sepatu Butut’ bisa dengan berbagai konflik. Misalnya sepatu yang tidak jadi dibuang. Atau sepatu butut yang berhasil dibuang. 

LANJUTAN CERPEN SEPATU BUTUT VERSI PERTAMA:

Berikut ini versi pertama lanjutan cerpen ‘Sepatu Butut’.


…………………………………………………………………………………………………………………………

Sepatu yang kucari-cari akhirnya ketemu. Andi meletakkan sepatu bututnya tepat di samping sepatuku. Langsung kumasukkan dalam kantong plastik. Sengaja kupilih warna hitam pekat agar tidak kelihatan kalau sewaktu-waktu Andi datang. 

Aku agak mengendap-endap berjalan ke luar rumah untuk membuang Sepatu Butut Andi. Sesampai di tepi sungai aku bersiap melemparkan bungkusan plastik berisi sepatu butut ke ke dasar sungai. Namun apes. Aku diteriaki oleh dua hansip yang sedang berjaga. Aku ditangkap mereka karena dituduh sebagai pembuang sampah sembarangan. 

Ayah dan Ibu yang datang ke rumah Pak RT akhirnya datang memberikan penjelasan. Sepatu butut Andi dijadikan barang bukti. Sementara Andi yang datang kemudian, hanya tersenyum melihat aku dimarahi Pak RT. (Selesai)


Baca Juga: Lanjutan Cerpen Sepatu Butut Versi Terbaru


LANJUTAN CERPEN SEPATU BUTUT VERSI KEDUA:

…………………………………………………………………………………………………………………………..

Sepatu butut Andi yang kucari-cari tidak kutemukan. Di mana Andi menyimpan sepatunya. Karena mencari-cari sepatu Andi sampai mondar-mandir. Akhirnya ibu bertanya, apa yang sedang aku cari. Kujelaskan saja bahwa aku ingin membuang sepatu butut Andi agar dia bisa membeli sepatu baru. Justru aku dimarahi.

Ibu menjelaskan, selama ini ibu ingin membelikan sepatu baru untuk Andi. Tapi Andi selalu menolak. Karena dianggap sepatunya masih bisa dipakai. Sementara uangnya selalu diminta untuk membeli buku-buku bacaan yang disukainya. 

“Kau hanya fokus melihat sepatu butut Andi. Coba lihat buku-buku bacaannya. Dia banyak membaca dan tidak peduli pada penampilan. Seharusnya kau bisa meniru rajinnya adikmu itu.”

Ibu marah kepadaku. Akhirnya aku turut serta rajin membaca seperti Andi. Meskipun sepatunya butut, tapi semangatnya selalu cemerlang. (selesai).


Cerita Sepatu butut juga bisa dikembangkan dengan cerita yang beraneka macam. Misalnya tokoh aku berhasil membuang sepatu butut Andi. Akhirnya Andi marah. Dan menjelaskan bahwa sepatu itu butut agar uang dari ibunya bisa digunakan untuk memberikan uang saku pada saudaranya tersebut untuk bekal sekolah. 

Bisa juga dikembangkan cerita dalam cerpen sepatu butut itu, Andi mengetahui bahwa saudaranya hendak membuang sepatu. Diketahui oleh Andi. Maka berkelahilah mereka. Ini juga bisa menjadi konflik yang memuncak dalam cerpen. 

Bisa juga, sepatu butut Andi tidak jadi dibuang oleh saudaranya karena ternyata sepatunya dipakai oleh Andi ke luar rumah. Digunakan untuk berlatih bermain sepak bola. Kemudian ibunya menjelaskan bahwa Andi tidak membeli sepatu sekolah baru karena ingin membeli sepatu sepak bola untuk berlatih karena di ingin menjadi pemain sepak bola profesional. 

Banyak variasi cerita yang bisa dikembangkan untuk melanjutkan cerpen sepatu butut karya Ely Chndra Perangin-angin tersebut. Selamat mencoba melanjutkan cerpen sepatu butut! Kalau kamu mau melanjutkan cerpen 'Sepatu Butut' dengan akhir cerita yang bagaimana?


2 komentar untuk " Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut | Lanjutan Cerpen"