Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kendala-kendala Saat Upacara Bendera dan Cara Mengatasinya

 Tulisan ini iseng saja, karena membaca buku lawas Bahan Penataran P4 Bagi Siswa untuk Siswa SMTP yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1989. Tentu saja sebagai orang didoktrin oleh bapak untuk mengkritisi sistem politik Orde Baru (orba), saya juga tidak suka pada Penataran P4 yang merupakan singkatan dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Namun, bukan berarti saya tidak mengkritisi sistem-sistem dan penerapan politik pasca-Orde Baru. Hanya saja agak gemes, mendengar kisah tentang Penataran P4.

Bab Rumusan Pancasila pada buku tersebut, dengan sub judul sangat jelas: Rumusan Pancasila yang Resmi dan Benar. Dengan penekanan 'yang resmi dan benar', berarti tafsir lain di luar tafsir negara masa Orde Baru tersebut, dianggap tidak resmi, ilegal, dan tidak benar, salah.

Denah Upacara Bendera di Sekolah




Namun, di luar itu tetap saja ada segi positifnya. Tidak semua hal yang tidak setuju, pasti negatif. Ada bagian buku  yang dicetak oleh Yayasan Purna Usaha Utama Dep. P dan K Daerah Jawa Timur ini yang menurut saya sangat bagus. Yaitu bagian yang menjelaskan tentang segala bagian tentang upacara bendera di lingkungan sekolah. 

Buku P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)

Ada 28 halaman di buku ini yang khusus menjelaskan Bab UPACARA BENDERA, mulai dari alasan pentingnya upacara, hingga denah barisan pelaksanaan upacara dengan berbagai bentuk formasi sesuai kondisi lapangan upacara. 

Dalam bagian itu, dijelaskan mulai dari persiapan yang meliputi peralatan upacara, tata urutan upacara, teks-teks yang dibaca, serta alasan-alasan mengapa itu dilakukan. Sampai petunjuk teknis pengibaran dan penurunan bendera dibahas khusus. 

Yang tentu sangat saya setujui dari kegiatan upacara bendera di sekolah adalah, menjadi bagian dari penanaman kecintaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena di situ sudah tidak ada doktrin Pancasila dan UUD 1945 yang tunggal. Kalau upacara sama sekali tidak dilakukan, memang bukan berarti tidak pancasilais, tapi upaya dini untuk mempertahankan ideologi bangsa  yaitu Pancasila -tentu dengan pemahaman dan tafsir yang lebih terbuka- tidak tunggal seperti Orde Baru, menjadi penting. Untuk melawan ideologi-ideologi yang mencoba mengganti dan mengubah Pancasila sebagai dasar negara. Baik yang ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. 

Hal yang bagi saya cukup menarik dari buku ini, tentang Upacara Bendera ada pada Bab V, yaitu Kewajiban dan Hal-hal yang Mungkin Terjadi. 

Karena menurut saya sangat penting dan menarik, saya kutip Penuh, berikut ini:

Bab V Kewajiban dan Hal-hal yang Mungkin Terjadi

A. Kewajiban

Pada waktu dilaksanakan upacara bendera sekolah, semua guru, siswa, atau staf/pekerja yang berada di halaman sekolah yang kebetulan tidak mengikuti upacara pengibaran/penurunan bendera mereka diwajibkan mengambil sikap sempurna, menghadap ke arah bendera, dan memberikan penghormatan. 


B. Gangguan pada saat Upacara Bendera

1. Kerekan Macet

Upacara berjalan terus dan setelah selesai kerekan dibetulkan.


2. Tali Kerekan Putus

Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera tegak lurus sampai upacra selesai. Kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan. 


3. Tiang Bendera Rebah

Kelompok pengibar bendera berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera yag rubuh. Bila tidak mungkin dipertahankan laksanakan seperti pada butir nomor 2 di atas. 


C. Cuaca Buruk/Hujan

Apabila sebelum dilaksanakan upacara cuaca buruk dan hujan, maka upacara penaikan bendera dibatalkan. Apabila pada saat upacara berlangsung lalu turun hujan, maka upacara tetap dilanjutkan sampai bendera di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan. 


Dengan penjelasan selengkap itu, tetang 'gangguan' yang mungkin terjadi pada saat upacara bisa disikapi oleh seluruh peserta upacara. Bukan malah panik.

Sampul Belakang Buku P4


Dasar ini menjadi 'pembenar' atas tindakan beberapa orang yang sempat viral di media sosial saat upacara bendera 17 Agustus sekian tahun silam. Ada seorang anak kecil, yang tidak kuat berbaris mengikuti upacara, tapi justru langsung memanjat tiang bendera yang tinggi tanpa pengaman, untuk mengambil tali kerekan yang terlepas dan tersangkut di ujung tiang. 

Tentu saja aksi ini sangat heroik, maka upacara bendera bisa dilanjutkan. Karena sesuai dengan Poin kedua seperti penjelasan di atas. Setelah kerekan diperbaiki, bisa dilanjutkan lagi. 

Bagiamana dengan kalian? Momen upacara apa yang paling berkesan bagi kalian?

Posting Komentar untuk "Kendala-kendala Saat Upacara Bendera dan Cara Mengatasinya"