Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Menyimpulkan Isi Puisi 'Surat dari Ibu' Karya Asrul Sani dengan Parafrase

 Salah satu cara untuk memahami isi puisi, adalah dengan membuat parafrase puisi tersebut. Parafrase adalah menambahkan kata atau istilah pada keterangan baris puisi yang singkat sehingga menjadi kalimat yang mudah dipahami. 

Dengan menyusun kalimat puisi dengan kalimat yang mudah dipahami, maka akan bisa memahami puisi untuk menyimpulkan isi puisi. Tentu saja penambahan kata dalam baris puisi tidak untuk mengubah makna puisi, melainkan untuk memperjelas makna. 

Parafrase Puisi Surat dari Ibu untuk Memahamai Maknanya

SURAT DARI IBU

Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !

Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”

(Asrul Sani, 1948)

Berikut ini adalah salah satu bentuk parafrase puisi Surat dari Ibu karya penyair asal Pulau Sumatera ini:

SURAT DARI IBU

Pergi ke dunia (yang lebih) luas, anakku sayang
pergi ke hidup (untuk) bebas (mencari pengalaman) !
Selama angin (yang bertiup) masih (merupakan) angin buritan
dan matahari pagi (sedang) menyinar daun-daunan
(sinar matahari yang mampu menembus  ke) dalam rimba dan (membuat) padang  (terlihat) hijau.

Pergi ke laut lepas (carilah pengetahuan yang luas), anakku sayang
pergi ke alam bebas (tanpa batasan kungkungan yang kerdil) !
Selama hari (mu) belum petang (masih muda)
dan warna senja belum kemerah-merahan (sebelum usiamu tua)
(ketika sudah tua) menutup pintu (kesempatan untuk berpetualang, karena )waktu (sudah) lampau.

Jika bayang (dan pandangan) telah pudar
dan elang laut pulang ke sarang (tanda waktu sudah senja)
angin bertiup ke benua (tanda nelayan harus berlayar kembali ke darat)
Tiang-tiang akan kering sendiri (sudah tidak terkna air laut karena menepi)
dan nakhoda (yang baik) sudah tahu pedoman (arah untuk pulang)
(anakku,) boleh engkau datang padaku !

Kembali (untuk) pulang, anakku (yang ku)sayang
kembali ke (rumah dan keluarga saat) balik (sudah) malam !
Jika kapalmu (dirimu) telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita (tantang pengalaman hidupmu)
“Tentang (kisah) cinta dan (pengalaman) hidupmu (besok di) pagi hari.”

(Asrul Sani, 1948)

Dari parafrase puisi di atas, kita dapat memahami dan menyimpulkan isi puisi Surat dari Ibu adalah:

Seorang anak muda, ketika masih punya waktu dan kesempatan maka harus pergi mencari pengalaman, menimba ilmu di samudera luas dan hutan rimba sekalipun. Agar mendapatkan pengetahuan yang banyak.

Karena seorang anak yang baik, dengan pangalaman yang luas tetap harus ingan pedoman dan arah untuk pulang. Jangan keasyikan bekerja dan mencari pengalaman justru lupa arah pulang. 

Jika sudah waktunya nanti, bisa kembali kepada orang tua, kepada ibu. Untuk membahagiakan ibu dan orang tua. Hidup penuh cinta dalam suasana yang gembira. 


Demikian penjelasn singkat tentang membuat kesimpulan isi puisi Surat dari Ibu yang banyak menggunakan tamsil pelayaran dalam puisinya. 

Posting Komentar untuk "Menyimpulkan Isi Puisi 'Surat dari Ibu' Karya Asrul Sani dengan Parafrase"