Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Rima dalam Puisi | Jenis-Jenis Rima dan Contohnya dalam Bait Puisi

 Pengertian Rima

Rima adalah pengulangan bunyi yang sengaja dibuat dan disusun serta digunakan dalam puisi yang bertujuan untuk memperindah bunyi puisi. 

Berikut ini adalah penjelasan tentang pengertian rima, jenis-jenis rima, dan contohnya dalam puisi. 

Puisi adalah salah satu karya sastra yang menekankan pada kekuatan kata yang terikat oleh baris, bait, rima, irama, diksi, dan toponimi, serta gaya bahasa. Jadi, rima adalah bagian dari puisi yang turut serta memperkuat makna dan keindahan puisi. 

Ada banyak jenis rima yang digunakan dalam puisi, baik puisi modern maupun puisi lama (klasik) yang keterikatannya pada bentuk dan jenis rima sangat kuat. 

Jenis-jenis Rima dan Contohnya

Ada beberapa jenis rima yang bisa diidentifikasi berdasarkan letak, bentuk, dan bagian-bagian rima yang digunakan. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Apresiasi Puisi: Teori dan Aplikasi, berikut ini adalah jenis-jenis rima beserta contoh penggunaannya dalam puisi.

Jenis Rima Berdasarkan Kesesuaian Bunyi dalam Kata atau Suku Kata

Jenis-jenis rima berdasarkan kesesuaian bunyi kata atau suku kata dibagi menjadi 9 jenis yaitu:

1. Rima penuh, yaitu persamaan bunyi pada seluruh suku kata terakhir. Contoh dalam kata: sayur-mayur. Sama-sama bunyi -yur pada akhir kata sayur dan mayur.

contoh dalam puisi:

Semua yang dapat menghibur

sudah pergi kenangan terkubur

2. Rima mutlak, adalah persamaan bunyi akhir seluruh kata. 

Contoh dalam puisi:

mendatang-datang jua

Kenangan masa lampau

Menghilang mucul jua

Yang silau-silau

pada contoh di atas, kata jua merupakan rima mutlak, diulangi seluruh katanya. 


3. Rima paruh, yaitu persamaan bunyi akhir pada akhir suku kata terakhir. Contoh nya dalam kata campur baur. Pada suku kata cam-pur dan ba.ur. Suku kata terakhir kata campur adalah -pur. Dalam kata selanjutnya adalah -ur dari kata ba.ur. Perulangan bunyi antara -pur dan -ur merupakan rima paruh. 

Contoh dalam bait puisi:

ribuan nyawa bertempur

ribuan jasa terkubur


4. Rima Aliterasi, adalah persamaan bunyi pada awal kata yang berupa konsonan, contohnya: sedu sedan (baca bunyi e, seperti pada kata sedang). Rima ini bisa digunakan dalam satu baris, bukan antara baris dalam satu bait. 

Contoh dalam puisi: 

Tak perlu sedu sedan itu

dalam Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar.


5. Rima Asonansi, adalah perulangan bunyi vokal pada kata, contohnya: ketekunan-kegemukan. Dalam kata ketekunan dan kata kegemukan rangkaian vokal dan susunannya sama, yaitu: e-e-u-a.

Contoh dalam puisi:

Sisakan seutas syair saja

perulangan bunyi s dalam rangkain baris puisi di atas juga disebut sebagai rima asonansi.


6. Rima Konsonansi, adalah perulangan bunyi konsonan yang sama dalam rangkaian kata. Misalnya kata kocar-kacir, konsonannya sama k-c-r. Sama halnya dengan kata mondar-mandir.

Contoh dalam puisi:

di dalam hatimu sudah ada mandor

Maka kupilih 'tuk mundur


7. Rima disonansi, adalah perulangan bunyi yang berlawanan susunan vokalnya. Contoh: Kisah Kasih. Dalam kata tersebut, ada akata kisah yang vokalnya bertukar dengan kasih.

Contoh dalam puisi:

Kisah kasih di sekolah


8. Rima rangkai, adalah persamaan bunyi akhir pada beberapa kata dalam sebuah baris. Bisa disebut dengan rima a-a-a-a atau b-b-b-b

Contoh rima rangkai dalam baris puisi:

Mata berkaca-kaca kita berkata-kata

masing-masing kata dalam baris puisi di atas diakhiri dengan rima yang sama. 

ku kan tetap bersama

menjaga nyala

merawat asa

demi masa depan kita

Contoh di atas adalah bait dengan rima rangkai dengan bunyi akhir yang sama. 


9. Rima rupa, adalah persamaan bunyi huruf yang seolah-olah mirip dalam dua kata yang berbeda. Misalnya dalam kata kumbang dan kembang. 

Contoh dalam puisi yang berjudul Taman karya Chairil Anwar:

Kau kembang aku kumbang


Jenis Rima berdasarkan Letak Kata dalam Baris Kalimat

Jenis-jenis rima jika dilihat dari letak kata dalam baris, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Rima awal, adalah persamaan bunyi kata yang terletak pada bagian awal kalimat (baris). Contoh dalam syair:

Dari mana hendak ke mana

Dari sawah hendak ke rumah

Dari mana kita berkelana

Dari rumah menuju dunia

Masing-masing baris dalam bait syair di atas, diawali dengan kata dari. Jadi, bisa disebut bahwa rima awal. 


2. Rima Tengah, adalah rima atau persamaan bunyi yang ada di bagian tengah baris dalam satu bait. Misalnya dalam contoh pantun berikut:

pohon nangka buahnya jarang

Pohon asam tinggi menjulang

Siapa sangka dinda senang

Muka masam rai tak riang

Jika diamati, kata yang ada di tengah nangka berima dengan kata sangka, sementara kata asam berima dengan kata masam. 


3. Rima Akhir, adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi kata atau suku kata pada akhir kalimat (baris) pada puisi, syair, atau pantun. 

Contoh:

kalau ada sumur di ladang

Boleh kita menumpang mandi

Kalau ada umur panjang

Boleh kita berjumpa lagi

Pada contoh pantun klasik nan-terkenal di atas, ada perulangan bunyi yang sama antara kata ladang dan panjang. Sama-sama berbunyi akhir -ang. Sementara kata mandi dan lagi juga berima, karena sama-sama berakhiran bunyi -i. 

Contoh rima akhir dalam Syair:

kecil menggigil belajar mengaji

kepada guru yang tidak digaji

menimba ilmu mengasah taji

menjadi dewasa menjadi terpuji

Dalam contoh syair di atas, rima akhirnya sama-sama berakhiran bunyi -ji. pada kata mengaji, digaji, taji, terpuji. 


Jenis Rima Berdasarkan Letak Pasangannya

Rima atau perulangan bunyi, jika dilihat dari letak pasangan bunyi yang sama, bisa dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Rima terus, adalah penggunaan rima yang secara langsung digunakan terus menerus. Rima ini dapat ditemui dalam bentuk karmina dan syair.

Contoh rima terus dalam karmina:

Pergi karna tugas

Pulang karna beras

dalam bentuk di atas, kata yang berima adalah tugas dan beras. Rima akhir yang berupa rima terus juga terdapat pada puisi lama jenis syair. Jadi, secara kode, rima terus dapat disebut dengan rima a-a-a-a. Baris kesatu dan baris kedua memiliki bunyi akhir (rima) yang sama. 


2. Rima Kembar, adalah persamaan bunyi akhir bairs yang memiliki kesamaan yang saling berpasangan. Misalnya baris pertama dan kedua sama, baris ketiga dan baris keempat memiliki bunyi akhir yang sama. Jika dikodekan, maka rima kembar adalah: a-a-b-b. 

Bentuk rima ini hanya ada dalam puisi baru, dalam puisi lama (syair, pantun) tidak ada. 

Contoh dalam puisi:

Maukah kau mencintai 

Tanpa syarat tanpa tapi

Selalu bersama masa berlalu

hingga pudar dimakan waktu

Dalam contoh di atas, kata mencintai dan tapi adalah kata berima, karena sama-sama berakhir bunyi -i-. Sementar kata berlalu dan waktu juga berima. Dengan letak seperti itu, maka disebut dengan rima kembar. 


3. Rima Silang, adalah jenis rima yang perulangan bunyinya saling silang. Dalam kode a-b-a-b. Jenis rima ini dipastikan ada dalam pantun. Yaitu persamaan bunyi antara baris pertama dengan bari ketiga, juga baris kedua sama dengan baris keempat. 

Contoh dalam pantun yang ada dalam postingan pantunmun.blogspot.com:

Dalamnya laut bisa diselami

Menyelam sambil mulut dikulum

Kalau kalian bertemu kami

Jangan heran janganlah kagum


Membawa peti di atas bara

Bara disiram air cawan

Regu Melati biasa juara

Tapi tak suka rendahkan lawan


4. Rima Berpeluk, dalam jenis rima ini ada kata berima yang sama mengapit dua baris kata berima yang berurutan. Jika dikodekan, maka rima berpeluk adalah bait yang beima: a-b-b-a. Jadi baris pertama sama dengan baris keempat, baris satu dua memiliki rima yang sama. Seolah-olah kode a memeluk kode b.

Contoh dalam puisi:

kututup puisi ini

dengan kata yang berkaca-kaca

dengan bibir yang terbata-bata

karena gundah dalam hati

pada contoh puisi di atas, kata ini berima dengan kata hati. Sementara kata kaca berima dengan kata bata. 


5. Rima Putus, adalah jenis rima dalam satu bait yang ada yang berima ada yang tidak. Jika dikodekan maka akan muncul kode rima a-b-b-b. Dalam satu baris ada yang berima ada yang tidak. 

Contoh:

Kuberikan mawar seribu tangkai

untuk menjadi tanda cintaku

Tapi kau terdiam membeku membisu

sementaraku memilu terbelenggu


6. Rima Bebas, adalah jenis rima atau perulangan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara bebas. Biasanya terdapat dalam puisi baru. 

Contoh dalam puisi:

Kutetap kan di sini

Kutetap bernyanyi

kutatap mentari

kututup puisi puji ini


Demikian penjelasan tetang pengertian dan jenis-jenis rima yang bisa digunakan dalam puisi. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Rima dalam Puisi | Jenis-Jenis Rima dan Contohnya dalam Bait Puisi"