Romantisme Masa Lalu dan Nostalgia | Pengertian Arti Kata dan Sikap Kita
"Bapak saya suka meromantisasi masa lalu, tapi tak pernah mau bernostalgia."
--Mun
Romantis artinya memiliki sifat seperti roman, yaitu cerita percintaan yang sangat mengasyikkan. Penjelasan itu ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, romantis adalah keadaan yang mengasyikkan, nyaman, dan tentu ingin diulang.
Romantisme adalah paham yang mencari hal-hal yang asyik yang pernah dialami. Atau bahkan terpaksa dialami.
Istilah lain yang berkaitan dengan ini adalah "romantisasi". Secara sederhana kata 'romantisasi' dimaknai sebagai upaya untuk membuat suatu hal yang biasa saja --atau bahkan sebenarnya sebuah derita-- digambarkan seolah-olah menjadi hal yang dirindukan dan didambakan. Misalnya 'romantisasi kemacetan di kota besar'. Seoalah-olah kemacetan adalah hal yang romantis.
Istilah yang sering dikaitkan dengan "Romatis, romantisasi, dan rimantisme" --selain hubungan asmara lelaki-perempuan tentunya-- adalah "masa lalu".
Romantisme masa lalu, merujuk pada hal asyik, hal seru, dan kejayaan di masa lalu. Misalnya ada pendapat yang mengatakan: bangsa Indonesia jangan terjebak pada romantisme masa lalu. Merujuk pada kejayaan era Majapahit dan Sriwijaya, yang menguasai kepulauan Nusantara bahkan disebut-sebut pengaruhnya sampai ke Thailand dan Madagaskar.
Juga ada istilah romantisme orde baru, ini juga berkaitan dengan masa lalu. Waktu yang telah berlalu, yang dulu pernah dialami. Yang dibahas dan diceritakan adalah sisi romantisnya saja. Sisi yang mengasyikkan, padahal juga tidak serimantis itu masa lalu. Baik masa lalu yang sangat jauh (era Majapahit dan Sriwijaya) maupun masa yang baru saja berlalu (Orde Baru).
Padahal di masa lalu itu --seperti juga halnya kemacetan kota besar-- bukan suatu yang mengasyikkan. Ada banyak dampak buruknya. Ada banyak hal negatifnya.
Kaitan dengan arti romantis, romantisme, dan romantisasi selalu berkaitan dengan nostalgia.
Nostalgia adalah kenangan manis masa lalu (lihat KBBI). Jadi mirip dengan istilah "romantisme masa lalu". Tapi pengertian yang lebih spesifik, nostalgia mengandung arti 'pernah dialami sendiri'.
Berbeda dengan 'romantisme masa lalu' yang acap kali tidak dialami sendiri, hanya mendengar kisah dan cerita masa lalu. Nostalgia adalah kenangan manis masa lalu yang pernah dialami sendiri.
Maka dalam bahasa Indonesia adalah bentuk kata "bernostalgia". Nostalgia memiliki arti: melepas rindu setelah lama tak bertemu atau mengingat hal-hal manis yang pernah dialami di masa lalu (lihat KBBI).
Jadi dalam 'nostalgia' ada kemungkinan untuk mengalami lagi (mengulang kejadian) manis masa lalu yang pernah dialami. Bertemu dengan mantan gebetan di sekolah atau di kampus --misalnya.
Atau hal yang sederhana, kembali makan di warung yang dulu saat masih sekolah menjadi langganan makan. Juga termasuk nostalgia. Atau memakan makanan yang biasa disuguhkan di masa lalu. Juga termasuk nostalgia.
Ada orang yang ingin kembali ke masa lalu, jelas tidak bisa. Tapi ingin mengulang suasana atau hal-hal yang pernah dialami di masa lalu. Sebagian masih bisa. Misalnya kembali makan nasi jagung. Ada beberapa orang tua yang bernostalgia seperti itu.
**
Seperti halnya inspirasi tulisan tentang romantisme masa lalu ini. Muncul ketika sarapan pagi dengan lauk ikan asin sayur lodeh ontong, lengkap dengan sambalnya. Kebetulan ontong saya memetik di belakang rumah, tentu dengan bantuan genter batang bambu. Karena pohon pisangnya sangat tinggi. Membersihkan bagian jantung pisang yang merah. Juga membantu istri menyiapkan bumbu lodehnya. Sampai menemani proses masaknya.
Jadi ingat masa lalu. Setiap rumah tangga pasti begini. Mencari lauk apa saja yajg ada di pekarangan sekitar rumah. Dulu pasti begini.
Tapi ada yang kurang Nasi jagung. Ketika mulai menikmati suapan demi suapan nasi. Dulu, makan begini kebanyakan adalah nasi jagung --atau dulu bahkan bisa makan nasi jagung pun aebuah keistimewaan.
Karena ingat nasi jagung. Justru ingat bapak. Sejak saya muliai mampu mengingat --sejak saya usia TK, pertengahan 90-an-- bapak sudah tidak pernah mau makan nasi jagung.
"Wes cukup biyen." Begitu katanya yang pernah saya dengar.
Dulu pernah bapak berjanji, katanya, pada ibunya. Lebih enak beras nasi putih. Daripada nasi jagung.
Bapak memang meromantisasi masa lalu. Tentang keseruannya mengaji jauh ke Rambipuji tiap hari, tentang perjuangannya mencari nafkah dengan berjualan --mengayuh sepeda dari Mangaran ke Curah Takir, tentang kesukaannya minum es combor.
Tapi dia tidak pernah mau bernostalgia. Tidak pernah mau mengulanginya karena menurutnya meski masa lalu itu seru, tetap lebih senang masa sekarang.
Bapak tidak pernah mau bernostalgia dengan nasi jagung, apalagi dengan orde baru. (/mun).
Posting Komentar untuk "Romantisme Masa Lalu dan Nostalgia | Pengertian Arti Kata dan Sikap Kita"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)