Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Idulfitri Jatuh Pada Tanggal? Muhammadiyah Senin, NU dan Pemerintah Kemungkinan Senin | Dan Jagal Sapi

Tanggal berapa idulfitri? Pertanyaan ini sering muncul karena ummat islam Indonesia, sebagian menganut penentuan awal bulan hijriyah dengan metode 'rukyatul hilal'. Rukyat artinya melihat, hilal artinya rembulan. Menentukan awal bulan kalender dengan melihat secara langsung hilal di ufuk barat kala menjelang magrib. 

Maka penentuan 'Kapan Puasa?' dan 'Kapan Idulfitri' hanya bisa dijawab pasti melalui sidang isbat, yang digelar oleh kementerian agama. Pada tanggal 29 sya'ban saat menentukan awal puasa. Dan sidang isbat pada tanggal 29 ramadan, untuk menentukan awal syawal atau idulfitri. 

Isbat artinya 'menetapkan'. Sidang isbat, sidang untuk menetapkan awal ramadan, dan tanggal satu syawal alias idulfitri. Lalu, untuk sidang isbat iduladha 'tidak begitu semarak' karena yang diisbatkan adalah tanggal 1 dzulhijjah, sementara lebaran iduladha tanggal 10 dzulhijjah, masih ada rentang 9 atau 10 hari. Tidak seperti pertanyaan kapan idulfitri, karena malam hari baru ditentukan, jadi besok atau lusa. 

Nah, ketika ada pertanyaan idulfitri jatuh pada tangggal berapa? Jawaban yang paling tepat adalah pasti tanggal 1 syawal. Setiap tahunnya. 

Untuk tahun ini, berdasarkan rilis dari Organisasi Muhammadiyah, lebaran idulfitri sudah dipastikan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, hari senin. Sementara Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Lembaga PBNU yang khusus menangani ilmu falak alias astronomi yang di dalamnya juga menghitung edar bulan, memperkirakan juga akan jatuh pada hari senin. 

Tapi sebagai ajaran agama yang dipegang teguh oleh ulama yang mendasarkan pada dalil yang mengatakan bahwa 'puasalah ketika melihat bulan dan lebaranlah ketika melihat bulan'. Maka kata 'melihat' itu harus menggunakan mata. Bukan semata pada hitungan. Karena 'melihat' jelas menggunakan alat indra, bukan 'menghtung'. 

Kapan idulfitri? pertanyaan ini sangat penting memang. Apalagi bagi teman-teman penyelenggara kegiatan. Bagi teman-teman panitia takbir keliling misalnya, harus memperkirakan betul kapan lebarannya. Jangan belum disiapkan pawainya, ternyat sudah besok. 

Kapan idulfitri? Tanggal berapa lebaran? juga pertanyaan sangat penting bagi banyak orang. Panitia solat id, misalnya. Tentu harus menyiapkan jauh-jauh hari. Jangan sampai mendadak. Umat Ormas Muhammadiyah, tentu tidak punya pertanyaan seru seperti halnya kebanyakan Warga NU atau pengikut ulama yang menentukan awal syawal dengan rukyatulhilal. 

Mereka tidak lama bertanya-tanya, Kapan idulfitri? tanggal berapa lebaran? Mereka langsung mendapatkan kepastian. 

Tapi pasti lebih seru yang masih harus menunggu, belum ada kabar hingga detik akhir. Karena di situ kesetian diuji. Di saat itu kesabaran dipertaruhkan. 

Meskipun sempat ada anekdote lucu yang disampaikan oleh salah satu murid Kiai NU di Rambipuji Jember tentang awal lebaran. 

Kebetulan kediaman Kiai NU yang bernama Kiai Mashur, salah satu tokoh NU yang disegani di Rambipuji, ada di selatan Pasar Rambi. Sebagai Kiai yang disegani dan mumpuni, tentu menjadi rujukan pertanyaan ummat. 

Salah satu orang yang bertanya adalah jagal sapi yang jualan di Pasar Rambi. Sing jagal ini bertanya dalam bahasa Madura. 

"Saongguna, bileh telasan genikah Kiyaeh?"

(Sesungguhnya lebarannya ini kapan Kiai?)

Kiai Mashur menjawab, "Nanti ketemunya setelah rukyatul hilal, nunggu rukyat dulu baru tahu kapan lebarannya. Kalau tidak kelihatan ya puasa lagi." 

Si jagal sapi masih belum puas. Karena memang ada simpang siur kapan lebarannya. Jadi dia maksa lagi bertanya idulfitrinya tanggal berapa?

Lalu Kiai Mashur kembali bertanya, "duh mak cek terrona tellasan? napa empiyan apasah?" 

(Duh kok sangat ingin segera tahu lebaran kapan? apa sampean puasa?"

Si jagal menjawab dengan tegas, "bunten kiyaeh, bule tak apassah. Se nyambeliah sapeh genikah male tak lopot."

(tidak kiai, saya tidak puasa. Tapi yang mau nyembelih sapi (patungan) ini harus pas biar tidak salah hari).

Karena memang ada budaya dan kebiasaan di Jember, saat mau lebaran. Orang akan membeli sapi bersama-sama sekian puluh orang. Lalu disembelih dan dagingnya dibagi rata. Yang iuran itu. Pun sampai sekarang, masih ada tradisi seperti itu. Seru. 



Posting Komentar untuk "Idulfitri Jatuh Pada Tanggal? Muhammadiyah Senin, NU dan Pemerintah Kemungkinan Senin | Dan Jagal Sapi"