Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

 Pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks situasi penuturan dan sesuai dengan kaidah (aturan) berbahasa Indonesia. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah kegiatan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan aturan kebahasaan sekaligus sesuai dengan konteks penuturannya.


Contoh penggunaan bahasa Indonesia yang benar:


Saya makan nasi. Kamu duluan saja.

Penggunaan contoh di atas menjadi baik jika sesuai dengan penggunaannya. Jika yang diajak bicara adalah temannya maka itu benar sekaligus baik, alias baik dan benar. Sementara jika kalimat di atas digunakan seorang penutur yang sedang berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih dihormati (atasan/guru) misalnya: maka itu hanya benar tetapi tidak baik.

Dengan kata lain, penggunaan bahasa Indonesia harus disesuaikan dengan kaidah, ragam penuturan, lawan bicara, serta situasi pembicaraan.

Ada pula sebuah penggunaan bahasa Indonesia dianggap baik tetapi masih tidak benar. Contohnya karena adanya kontaminasi dari bahasa lain:

Bapak, panjenengan sudah makan?

Kata panjenengan merupakan kontaminasi bahasa Jawa yang bertujuan untuk memperhalus sapaan. Penggunaan kata panjenengan tersebut merupakan contoh penggunaan bahasa indonesia yang baik, tetapi tidak benar berdasarkan kaidah bahasa Indonesia.

Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar tidak dapat diartikan sebagai berbahasa Indonesia sesuai dengan EyD. EyD hanya sebatas tentang ejaan, bukan kegiatan berbahasa secara menyeluruh.

Semoga catatan singkat tentang berbahasa Indonesia yang baik dan benar ini dapat memberikan penjelasan. Jika masih kurang jelas dengan penjelasan tentang penggunaan bahasa Indonesia, maka di bawah ini diberikan contoh kalimat sekaligus penjelasannya tentang kebaikan dan kebenaran berbahasa Indonesia.

Beberapa contoh bahasa Indonesia yang benar:

-          Saya tidak makan.
-          Kamu mau ke mana?
-          Ketika hujan reda, saya langsung berangkat ke sekolah.

Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang benar. Benar secara struktur kalimat, dan benar secara ejaan. Contoh-contoh tersebut menjadi salah ketika ditulis:

-          Tidak makan saya. (kalimat ini menjadi rancu atau ambigu atau taksa. Masih menimbulkan salah tafsir, bisa berarti saya tidak makan, atau hewan itu tidak makan saya.)
-          Kamu mau ke mana. (penulisan tanda baca seharusnya diakhiri tanda tanya, bukan tanda titik karena itu merupakan kalimat tanya).


Berikut ini merupakan contoh berbahasa Indonesia yang baik:
-          Inggih, saya siap melaksanakan amanat tersebut.

Contoh di atas tidak benar karena dalam bahasa Indonesia tidak ada kata inggih, dalam bahasa Indonesia kata tersebut bersinonim dengan iya, dan baik. Meskipun tidak benar kalimat di atas merupakan kegiatan berbahasa Indonesia yang baik apabila ingin menghormati lawan bicaranya dan sama-sama mengerti kata inggih tersebut.


Berikut ini contoh berbahasa Indonesia yang benar tetapi tidak baik:
-          Kamu tidak makan? (apalagi kalimat tanya tersebut diucapkan seorang menteri kepada presiden, bahkan seorang presiden kepada menteri pun tidak pantas mengucapkan kalimat dengan kata sapaan ‘kamu’). Meskipun benar secara kaidah bahasa Indonesia, susunan kalimatnya benar, masing-masing kata adalah bahasa Indonesia, dan tanda bacanya juga benar tetapi kalimat tersebut sangat tidak sopan apalagi jika dipakai dalam forum resmi.


Semoga penjelasan singkat ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca postingan yang berjudul Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ini.

Posting Komentar untuk "Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar"