Perbedaan Kata ‘Aku’ dan ‘Saya’ serta Contoh Penggunaannya
Perbedaan Kata ‘Aku’ dan ‘Saya’ serta Contoh Penggunaannya
Mungkin ada yang bertanya apa sih bedanya antara kata aku
dengan kata saya. Ada yang menganggap bahwa kedua kata tersebut beda. Ada pula
yang menganggap keduanya, aku dan saya sama saja. Sama-sama merujuk pada kata
yang sama.
Ada beberapa penjelasan mengenai perbedaan antara kata aku
dengan kata saya. Bahkan di Wikipedia berbahasa Indonesia ada postingan khusus
yang membahas kata ‘Aku’ yang kemudian dijelaskan pula di dalamnya perbedaan
antara aku dan saya.
Bedanya Aku dan Saya |
Sebelum dijelaskan perbedaannya, ada baiknya dijelaskan dulu
persamaannya.
Kata aku dan saya sama-sama kata ganti orang pertama
tunggal. Misalnya Anton berkata, “Saya sedang membaca.” Sama persis maknanya
dengan kata ‘aku’ pada kalimat “Aku sedang membaca.” Kata ‘saya’ dan kata ‘aku’
pada kalimat tersebut sama-sama merujuk pada yang mengucapkan, yaitu: Anton.
Setelah mengetahui persamaan kata saya dan aku, selanjutnya
kita pahami perbedaan penggunaannya. Ada yang menyebut bahwa kata ‘saya’ lebih
benar dari pada kata ‘aku’. Ini pernyataan yang salah. Antara kata saya dan aku,
atau aku dan saya tidak ada yang benar, tidak ada yang salah.
Penyebutan kata yang benar dan salah mengacu pada Kaidah Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Penyebutan kata yang benar dan salah mengacu pada Kaidah Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Begitu pun jika ada pernyataan yang mengatakan bahwa kata ‘saya’
lebih sopan dari pada kata ‘aku’. Ini tidak sepenuhnya benar. Setiap kata dalam
bahasa Indonesia, juga pada bahasa yang lain, memiliki dimensi yang berbeda dan
konteks penggunaan yang sesuai dengan kata tersebut.
Jika kata ‘aku’ dianggap tidak baik, tentu kata tersebut
tidak mungkin diperlukan, kalau tidak diperlukan, bisa jadi kata tersebut tidak
digunakan dan dihapus dari perbendaharaan kata bahasa Indonesia.
Kalau benar dan sopan jika digunakan sesuai dengan
konteksnya. Kata saya benar dan sopan pula jika digunakan sesuai dengan
konteksnya.
Eddy Roesdiono melalui akun kompasiananya menulis pebedaan
antara kata aku dan saya dengan cara kelakar yang asyik, melalui bentuk dialog
antara guru dan murid.
Guru : “Edy, apa bedanya kata aku dan saya?”
Edy : “Bedanya, saya lebih halus dari aku, Pak Guru.”
Guru : “Salah.”
Edy : “Lalu, apa bedanya, Pak?”
Guru : “Kata ‘Saya’ adalah cara mengungkapkan diri secara
lebih bermakna dan sopan, dan menghargai diri sendiri serta lawan bicara.”
Edy : Kalau Aku?
Guru : Monyet.
(Seluruh isi kelas tertawa tebahak-bahak)
Dikutip dari:
Kompasiana.com/eddyroesdiono
Berdasarkan penjelasan dalam kelakar di atas, dapat
diketahui bahwa kata ‘saya’ meupakan cara mengungkapkan diri (kata ganti orang
pertama) yang lebih sopan karena mengharagi diri sendiri serta lawan bicara.
Kata ‘saya’ digunakan oleh orang yang menganggap diri lebih
rendah daripada lawan bicara dengan tujuan lebih menghargai lawan bicara.
Misalnya antara bawahan kepada atasannya. Tetapi tidak sebatas itu, kata saya
juga bisa digunakan oleh atasan kepada bawahannya dengan maksud lebih
mengharagai lawan bicaranya tersebut meskipun yang sedang diajak bicara adalah
bawahannya.
Kata ‘aku’ benar jika digunakan untuk menunjukkan keakraban
dengan lawan bicara. Jadi, jika ada yang sudah akrab meskipun beda usia,
bisa menggunakan kata ‘aku’ untuk diri sendiri.
Yang penting untuk diketahui adalah, kata ‘saya’ lebih sopan
dan lebih menghargai diri sendiri serta lawan bicara. Jika ingin lebih
menghargai diri sendiri sekaligus menghargai lawan bicara, maka ada baiknya
digunakan kata ‘saya’ bukan ‘aku’.
Dalam konteks kalimat yang baik dan benar, kata ‘saya’
dianggap lebih baku daripada pada kata ‘aku’. Kata ‘saya’ digunakan dalam ragam
resmi, sementara kata ‘aku’ digunakan dalam ragam percakapan. Ini kebanyakan
saja. Sebenarnya kata ‘aku’ dalam konteks tertentu.
Melihat penjelasan di atas, maka kata ‘aku’ juga boleh
digunakan sesuai dengan kondisi. Misalnya untuk penerjemahan ayat suci dari
kitab suci agama. Baik dalam Al-quran maupun Injil, jika pronomina ‘ana’ dalam
bahasa Arab merujuk pada Tuhan maka digunakan kata ‘Aku’. Misalnya dalam
kutipan arti dalam Alquran:
“Aku seperti apa yang disangka oleh makhlukku”
Aku yang berkata adalah Tuhan, jadi tidak ditunakan kata ‘saya’
karena justru tidak sopan. Tuhan yang Maha Kuasa jauh di atas segalanya. Maka
tidak baik jika penerjemahannya menggunakan kata ‘saya’.
Dijelaskan pula dalam Wikipedia Bahasa Indonesia bahwa kata
saya itu lebih hangat, lebih luwes, dan lebih sopan dibanding kata ‘aku’.
Bedanya kata ‘aku’ dan ‘saya’ yang mencolok adalah sebagai
berikut:
Saya diguanakan untuk merendahkan diri.
Aku digunakan untuk meninggikan diri (dalam konteks
terrtentu).
Baca Juga: Perbedaan antara Kata 'Kamu' dan 'Anda' serta Penjelasannya
Baca Juga: Perbedaan antara Kata 'Kamu' dan 'Anda' serta Penjelasannya
Tambahan sedikit, kata saya merupakan bentuk turunan dari
akar kata ‘hamba sahaya’ yang artinya ‘orang rendahan’.
Semoga bermanfaat untuk menejelasakan beda kata aku dan
saya. Salam Pustamun!
Terima kasih atas informasinya, semoga bermanfaat dalam belajar maupun dalam berkomunikasi
BalasHapusterima kasih kembali. Mari cintai bahasa Indonesia dengan lebih memahaminya.
HapusTerima kasih
BalasHapusTerimakasih atas ilmu barunya:)
BalasHapus