Contoh Naskah Drama 4 Orang yang Singkat dan Sederhana : Anak Zaman Jangan Cengeng!
Sebuah Naskah Drama, atau teks drama di sekolah idealnya terdiri dari 6 orang pemain. Atau setidak-tidaknya terdiri dari 4 orang. Naskah drama yang terdiri dari 4 orang ini sangat ideal jika digunakan sebagai bahan penilaian praktik di sekolah.
Naskah drama atau teks drama yang terdiri dari 4 orang mudah dalam penilaian. Tidak terlalu banyak sehingga pemeran yang terdiri dari 4 orang ini memungkinkan mendapat peran dan bagian yang merata. Tidak juga terlalu sedikit. Misalnya ada naskah atau teks drama yang hanya terdiri dari dua orang pemain atau pemeran, maka akan memakan waktu yang sangat lama dalam penilaian praktik.
Berdasarkan pertimbangan itu, selain sudah ada contoh naskah drama yang terdiri dari 6 pemeran yang berjudul Generasi Emas, dalam blog ini disajikan pula contoh naskah drama yang terdiri dari 4 orang pemain. Sebagai contoh dan pembanding jika ingin membuat dan memerankah teater (drama).
Berikut ini adalah contoh naskah drama singkat dengan tema pendidikan yang terdiri dari 4 orang pemeran atau pemain. Naskah atau teks drama ini berjudul Anak Zaman Jangan Cengeng!
Naskah Drama: Anak Zaman Jangan Cengeng!
Tema: Pendidikan
Tokoh / Pemeran dalam naskah atau teks drama ini adalah:
Fajri : Sabar, Peduli pada Kawan.
Najib : Pemuda kampung, pejuang pendidikan.
Cak Rat : Penjaga kebun.
Fariz : Berapi-api, selalu semangat.
(Pagi hari sebelum bel berbunyi, di bangku taman depan kelas)
Fajri : Kamu kenapa, Jib? Murung gitu? Nih, aku beli cilok 2 bungkus.
Najib : (menunduk. Menghela nafas panjang).
Fariz : (Berjalan cepat dari kejauhan) Wah! ada cilok, Nih. Kumakan ya! (Langsung memakan cilok di atas bangku taman).
Fajri : Kau ini, Riz! Ada teman sedih. Malah enak makan saja!
Fariz : Lha, Gimana. Kamu juga makan. (mengunyah cilok) Kamu kenapa, Jib?
Najib : Maaf ya teman-teman. Hehehehe (Berusaha menghibur diri dan teman-temannya).
Fariz : Gak mungkin! Kamu terlihat murung begitu. Ayo ngaku! Ada apa?
Najib : Sudah! Gak usah dibahas. Sekarang aku tanya. PR kalian beres belum?
Fajri : Sudah dong! (Menepuk dada kiri dengan tangan kanannya). Fajri gitu! Tapi nomor 9 belum. Sulit.
Fariz : PR? apa ya? (membuka tas. mengeluarkan buku dengan tergesa-gesa).
Najib : (mengeluarkan buku. Menyerahkan buku kepada Fajri. Berdiri. Meninggalkan bangku taman. Masuk kelas).
Fariz dan Fajri segera menulis PR di bukunya. Melihat buku Najib.
Panggung Gelap. Set panggung berganti. Di bangku taman yang sepi. Jauh dari kelas.
Najib : (Duduk di bangku. Terdiam. Terpaku. Pandangan kosong).
Cak Rat : (berjalan ke arah Najib. Duduk semeja dengan Najib).
Najib : Eh, Cak. (memperbaiki tempat duduknya).
Cak Rat : Kamu kenapa? sedih gitu?
Najib : Gak papa, Cak. Cuma agak sedih aja. Kepikiran bapak ibuk di rumah.
Fajri dan Fariz berlari cepat ke arah Cak Rat dan Najib.
Fajri : Kamu ini. Kok tumben ke sini, Jib?
Fariz : Iya. Tadi saya cari. Di kelas. Di depan kelas. Di belakang kelas. Di atas kelas. Di bawah kelas. Gak temu.
Fajri: (menutup mulut Fariz). Lebai!
Cak Rat : Temanmu ini sedih. Kenapa?
Fariz : Najib ini .... (mulut disumpal lagi oleh Fajri)
Fajri : Hop! Biar aku yang jelaskan. Gini, Cak. Najib tadi ditanya oleh Bu Sri. Kapan bayar iuran. Bukannya menjawab. Malah menunduk. Tidak menjawab. Tiba-tiba ada air menetes dari wajahnya. Tapi sama sekali wajahnya tidak sesenggukan. Kamu gak papa kan, Jib? (Fajri memegang pundak Najib).
Fariz : Iya, Bro. Kan ada kami. (Memegang pundak Najib juga).
Cak Rat : Iya, selain ada Fajri dan Fariz, kan ada ini. (mengeluarkan bungkusan). Singkong rebus andalan.
(Fariz dan Fajri tertawa terbahak-bahak. Najib tersenyum simpul. Melihat tingkah Cak Rat dan kedua temannya)
Najib : (Menyeka air di pipinya). Maaf ya teman-teman.
Cak Rat : Sudah jangan nangis gitu!
Najib : Kalau tadi mungkin tangis sedih. Sekarang karena bahagia kenal kalian. (Tersenyum sumringah).
Fariz : Gini, aku dan Fajri ada uang. Sudah 70 ribu. Nanti kalu kami punya, kami carikan. 30 ribu kurangnya.
Cak Rat : Iurannya 100 ribu? Gini saja. Nanti pulang sekolah, aku ada kerjaan. Kamu kubayar 30 ribu. Kalau bantu aku ngecat rumah Pak Haji Ali. Bisa?
Najib : Bisa Cak! (menjabat tangan Cak Rat. Mencium punggung tangannya penuh takzim).
Cak Rat: Nah, gitu dong. Semangat. Kalian ini adalah anak-anak zaman. Mungkin berat cobaannya. Tapi pasti bisa dihadapi. Jangan cengeng! Ayo terus berusaha, sambil terus berdoa.
Fariz : Sambil makan singkong rebus (Fariz menyela ucapan Cak Rat)
Cak Rat : Betul! Serbuuu!! (meraih singkong rebus. Diikuti Najib, Fajri, Fariz)
(mereka berempat memakan singkong rebus. dari wajah, tergambar keakraban dan kenikmatan singkong rebus yang dimakan bersama-sama.)
Panggung gelap. Selesai.
Demikian contoh teks atau naskah drama yang terdiri dari 4 orang pemeran atau pemain. Teks naskah drama ini sederhana dan singkat karena hanya terdiri dari dua babak dengan dua latar.
Teks naskah drama ini bisa digunakan sebagai pementasan sederhana di sekolah. Semoga bermanfaat.
Najib : Sudah! Gak usah dibahas. Sekarang aku tanya. PR kalian beres belum?
Fajri : Sudah dong! (Menepuk dada kiri dengan tangan kanannya). Fajri gitu! Tapi nomor 9 belum. Sulit.
Fariz : PR? apa ya? (membuka tas. mengeluarkan buku dengan tergesa-gesa).
Najib : (mengeluarkan buku. Menyerahkan buku kepada Fajri. Berdiri. Meninggalkan bangku taman. Masuk kelas).
Fariz dan Fajri segera menulis PR di bukunya. Melihat buku Najib.
Panggung Gelap. Set panggung berganti. Di bangku taman yang sepi. Jauh dari kelas.
Najib : (Duduk di bangku. Terdiam. Terpaku. Pandangan kosong).
Cak Rat : (berjalan ke arah Najib. Duduk semeja dengan Najib).
Najib : Eh, Cak. (memperbaiki tempat duduknya).
Cak Rat : Kamu kenapa? sedih gitu?
Najib : Gak papa, Cak. Cuma agak sedih aja. Kepikiran bapak ibuk di rumah.
Fajri dan Fariz berlari cepat ke arah Cak Rat dan Najib.
Fajri : Kamu ini. Kok tumben ke sini, Jib?
Fariz : Iya. Tadi saya cari. Di kelas. Di depan kelas. Di belakang kelas. Di atas kelas. Di bawah kelas. Gak temu.
Fajri: (menutup mulut Fariz). Lebai!
Cak Rat : Temanmu ini sedih. Kenapa?
Fariz : Najib ini .... (mulut disumpal lagi oleh Fajri)
Fajri : Hop! Biar aku yang jelaskan. Gini, Cak. Najib tadi ditanya oleh Bu Sri. Kapan bayar iuran. Bukannya menjawab. Malah menunduk. Tidak menjawab. Tiba-tiba ada air menetes dari wajahnya. Tapi sama sekali wajahnya tidak sesenggukan. Kamu gak papa kan, Jib? (Fajri memegang pundak Najib).
Fariz : Iya, Bro. Kan ada kami. (Memegang pundak Najib juga).
Cak Rat : Iya, selain ada Fajri dan Fariz, kan ada ini. (mengeluarkan bungkusan). Singkong rebus andalan.
(Fariz dan Fajri tertawa terbahak-bahak. Najib tersenyum simpul. Melihat tingkah Cak Rat dan kedua temannya)
Najib : (Menyeka air di pipinya). Maaf ya teman-teman.
Cak Rat : Sudah jangan nangis gitu!
Najib : Kalau tadi mungkin tangis sedih. Sekarang karena bahagia kenal kalian. (Tersenyum sumringah).
Fariz : Gini, aku dan Fajri ada uang. Sudah 70 ribu. Nanti kalu kami punya, kami carikan. 30 ribu kurangnya.
Cak Rat : Iurannya 100 ribu? Gini saja. Nanti pulang sekolah, aku ada kerjaan. Kamu kubayar 30 ribu. Kalau bantu aku ngecat rumah Pak Haji Ali. Bisa?
Najib : Bisa Cak! (menjabat tangan Cak Rat. Mencium punggung tangannya penuh takzim).
Cak Rat: Nah, gitu dong. Semangat. Kalian ini adalah anak-anak zaman. Mungkin berat cobaannya. Tapi pasti bisa dihadapi. Jangan cengeng! Ayo terus berusaha, sambil terus berdoa.
Fariz : Sambil makan singkong rebus (Fariz menyela ucapan Cak Rat)
Cak Rat : Betul! Serbuuu!! (meraih singkong rebus. Diikuti Najib, Fajri, Fariz)
(mereka berempat memakan singkong rebus. dari wajah, tergambar keakraban dan kenikmatan singkong rebus yang dimakan bersama-sama.)
Panggung gelap. Selesai.
Demikian contoh teks atau naskah drama yang terdiri dari 4 orang pemeran atau pemain. Teks naskah drama ini sederhana dan singkat karena hanya terdiri dari dua babak dengan dua latar.
Teks naskah drama ini bisa digunakan sebagai pementasan sederhana di sekolah. Semoga bermanfaat.
Terimakasih Telah Berbagi Pak
BalasHapusSalam kenal dari saya
semoga ilmunya yang dibagikan bermanfaat ya
Sip
BalasHapusKenapa tidak dapat di salin ya?
BalasHapus