Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Molen dan Asal-Usulnya

Apa yang Anda pikirkan ketika membaca judul tulisan ini? Molen.

Saya berniat menulis tentang 'molen' ini ketika berjalan menyusuri jalan rumah menuju Jenggawah. Malam hari bersama istri. Di lapangan yang berdampingan dengan pabrik di dusun Langsatan desa Sukamakmur Ajung, ada pasar malam. Pasar malam adalah yang digunakan istri. Saya menyebutnya THR, Taman Hiburan Rakyat.

Ada berbagai macam wahana untuk digunakan. Sederhana tapi cukup menggemberikan bagi anak-anak. Ada komidi putar, ada kuda-kudaan. Ada perahu-perahuan, ada mandi bola. Ada molen. Istri saya menyebutnya kincir angin. Di buku-buku novel yang pernah saya baca, namanya bianglala. Sejak kecil saya menyebutnya molen, nama lengkapnya adalah der molen. 

Molen yang Makanan


Entah siapa yang mengajari saya menyebut wahana permainan berbentuk roda raksasa dengan keranjang yang menggantun yang bisa dinaiki orang ini adalah  der molen. Mungkin orang tua saya, atau mungkin lingkungan saya. Sampai sekarang saya menyebutnya molen. 

Mungkin anak saya nanti juga akan saya ajari menyebutnya der molen. Biarkan ibunya saja kelak yang mengajari tas-tasan (karena bentuk keranjangnya yang bisa dinaiki orang sekilas serupa tas jinjing) atau kincir angin. Semakin banyak perbendaharaan katanya.

Kata molen juga mengingatkan saya pada dua benda yang berbeda jauh. Dari fungsi dan ukuran. Molen makanan, dan molen mesin pengaduk semen.

Mesin molen pertama saya lihat ketika ikut ro'an (baca: ro.an). Istilah yang digunakan para santri untuk kerja bakti gotong royong. Baik untuk membersihkan pondok, lingkungan, atau masjid.

Nah, ketika ikut ro'an ngecor pesantren (saat saya masih kelas 4 SD dulu) saya sudah terlibat. Karena masih kecil, tidak kebagian mengangkut semen. Saya dan teman-teman seusia, kebagian mengangkut tiba kosong. Dibawa ke dekat mesin molen, untuk diisi semen basa yang baru diaduk.

Mesin molen yang digunakan adalah mesin molen kecil. Ada bagian seperti kemudi mobil, besar sekali lingkarannya. Digunakan untuk memutar bejana molen, untuk menuang isinya. Orang yang bertugas menuang isi molen itu kami sebut 'sopir molen'.

Kelak, semakin besar. Saya tahu bahwa benar-benar ada sopir molen. Tepatnya sopir truk molen. Pengaduk semen raksasa. Jauh lebih lebih besar dari pada molen yang digunakan ngecor saat ro'an di pesantren.

Molen keempat yang saya ketahui adalah jenis kreasi makanan. Pisang molen begitu urutan yang lazim digunakan. Saya menyebutnya dengan urutan kebalikannya. Molen pisang (bahasa Jawa: Molen Gedang).

Berkebalikan dengan molen pengaduk semen, molen makanan yang saya ketahui terlebih dulu adalah yang ukurannya besar. Maksudnya lebih besar. Ukurannya satu pisang penuh, kemudian dibungkus dengan adonan tepung. Digulung adonan tepung yang sudah dipipihkan. Sekilas saya melihatnya seperti sarang lebah. Mengerucut di kedua sisi ujungnya.

Ketika kecil dulu, saat ada hajatan. Berkatnya kadang berisi molen pisang. Ini salah satu target utama saya. Tapi sekarang sepertinya sudah tidak ada berkat yang dihuni molen di kampung saya. Mungkin sudah tidak musimnya.

Setelah sekolah, saya baru mengetahui bahwa molen besar yang pernah saya ketahui punya anak. Molen kecil-kecil. Yang isinya tidak hanya pisang. Jelas bukan satu pisang penuh, tapi potongan kecil pisang. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang membuat molen yang seukuran pisang goreng.

Asal-usul Istilah Molen

Saya jadi penasaran, mengapa molen menjadi nama untuk tiga hal yang jauh berbeda. Molen yang berarti bianglala, molen yang berarti mesin pengaduk semen, molen yang berupa makanan.

Maka saya telusuri di jagat maya, arti dan asal-usul molen. Ketika saya ketikkan kata 'molen' di mesin pencari google, yang muncul adalah berita dan gambar tentang truk molen, baik yang baru maupun yang nggelempang. Baru beberapa baris dibawahnya, ada postingan tentang resep membuat molen. Pasti ini tentang makanan.

Ketika saya ketikkan kata kunci 'asal-usul istilah molen' baru yang muncul lebih spesifik, tentang istilah molen. Dari beberapa sumber saya mendapati bahwa molen merupakan istilah dari bahasa Inggris. Maka saya cek ke translate.google.com yang bersumber dari bahasa Inggris, artinya cement mixer alias pengaduk semen. Pasti ini berkaitan dengan mesin molen dan truk molen.

Ada pula web juragansipil.wordpress.com yang membahas kata molen. Si empunya blog sepertinya mahasiswa teknik sipil di zamannya. Dalam blog tersebut saya mendapati istilah molen berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda.

Maka saya telusur istilah molen dari google translate dengan sumber bahasa Belanda, saya cari padanannya dalam bahasa Inggris, artinya adalah: mill. Padanan mill dalam bahasa Indonesia selain bermakna pabrik juga berarti penggilingan.


Penggilingan dengan Tenaga Air
(Sumber Gambar: Napaoutdoors.org)


Saya cari gambar mill di pencari gambar google. Maka yang muncul adalah gambar-gambar eksotis tentang mesin penggiling yang menggunakan tenaga penggerak angin. Kincir angin. Ada juga kincir air.

sumber gambar: wikipedia


Saya jadi paham, mengapa bianglala di taman hiburan rakyat atau pasar malam disebut der molen oleh orang tua saya. Pasti masih pengaruh bahasa Belanda untuk menyebut benda yang serupa dengan molen mesin penggiling (padi/gandum) dengan baling-baling raksasa sebagai penggeraknya.

Saya juga lebih paham, mengapa mesin pengaduk semen disebut molen, karena diserap dari bahasa Inggris.

Tapi saya masih belum bisa menemukan, mengapa molen juga digunakan sebagai nama penganan. Bahkan satu-satunya pengertian yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
mo.len /molĂȘn/
n penganan yang terbuat dari pisang, nanas, nangka, dan sebagainya, dililit dengan lembaran adonan tepung, kemudian digoreng.

Satu-satunya molen yang diakui sebagai bagian dari bahasa Indonesia adalah makanan. Dari mana usulnya, saya belum menemukannya.

Setidaknya saya menemukan satu titik temu di antara ketiganya (bianglala, pengaduk semen, makanan). Ketiganya sama-sama berputar pada porosnya. Der molen berputar agar bisa mencapai titik tertinggi bergantian. Mesin dan truk molen berputar agar semen diaduk hingga merata. Pisang molen, dalam prosesnya diputar untuk melilitkan adonan tepung.

Ketika menulis molen saya tetiba juga teringat melon....

3 komentar untuk "Molen dan Asal-Usulnya"

  1. Truk yang membawa semen pun sekarang disebut molen

    BalasHapus
  2. Anonim8/18/2020

    mungkin karena pisang molen bentuknya mirip molen pengaduk semen itu, Gan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya.... bisa jadi begitu... Pisang yang bntuknya seperti molen.

      Hapus