Contoh Naskah atau Teks Drama dengan 6 Orang Pemain "Generasi Emas"
Naskah drama adalah salah satu jenis karya sastra. Di luar jenis puisi dan jenis prosa. Naskah drama berupa teks yang berisi dialog dan percakapan. Naskah Drama biasa juga disebut dengan teks drama. Teks drama yang dipentaskan menjadi teater.
Berikut ini merupakan contoh naskah atau teks drama dengan enam orang pemain. Teks drama berikut ini berjudul Generasi Emas.
Tokoh dalam naskah atau teks drama ini adalah:
Ababal : Pemuda, Anak Petani, Pekerja Keras.
Jatmiko : Pemuda, Anak Seorang Guru.
Nurul : Pemuda, Pekerja Keras.
Sukatman : Guru yang Ramah.
Purnomo : Guru yang tegas.
Indri : Perempuan Muda, Taat pada Orang Tua.
(Di dalam kelas siswa sedang mendengarkan penjelasan dari guru)
Jatmiko : (Berbisik ke telinga Ababal) Bal! Bangun, Bal! Jangan tidur.
Ababal : (menggeliat. Menundukkan kepala)
Jatmiko : (Menarik lengan Ababal) Bangun. Nanti Pak Pur marah.
Nurul : Jat... (Ucapan Nurul terhenti)
Purnomo : Hei kalian! Kenapa ribut sendiri? (Menunjuk ke arah ketiganya).
Indri : Makanya jangan ribut terus. (tetap melihat ke depan).
Ababal : Iya, Pak. Ada apa, Pak? (Mengucek mata. Menoleh ke arah Jatmiko dan Nurul).
Jatmiko : Habislah kita.
Purnomo: Kalian bertiga! Maju ke sini!
(Jatmiko dan Ababal melangkah perlahan ke arah Purnomo)
Purnomo: Kamu juga! (Menunjuk Nurul)
Nurul : Kok saya,...
Indri : Cepat maju. Biar tidak tambah parah.
Nurul : (Melangkah terburu-buru menyusul Jatmiko dan Ababal)
Purnomo : Kalian ini ribut saja. Tidak memperhatikan penjelasan saya. Kalian ngerti apa yang saya jelaskan tadi?
(Ababal, Jarmiko, dan Nurul terdiam)
Purnomo : Kalian bertiga keluar! Jangan ikut kelas saya!
Nurul : Tapi, Pak....
Purnomo : Tidak usah tapi. Keluar!
(Set panggung berubah menjadi gelap)
(Tampak tiga pemuda sedang bercakap-cakap di luar kelas)
Ababal : Maaf ya. Gara gara aku (diam melihat Jatmiko) kalian (melihat Nurul) jadi ikutan dihukum.
Jatmiko : Gak papa, Jeh. Cuma kebetulan apes aja. (Menepuk pundak Ababal)
Nurul : Yang paling apes aku. Gak rame juga diusir. Tapi gak papa. Kita kan fren!
Jatmiko : Kau tak tidur kah semalam?
Ababal : Aku tidur menjelang subuh.
Nurul : Ngapain?
Ababal : Jaga diesel. Bantu bapak ngairi sawah.
Jatmiko : Baguuuuusss... (menyorongkan kedua jempolnya ke muka Ababal)
Nurul : Jangan bogas bagus aja. Gimana pelajaran Pak Purno ini.
Ababal : Hus jangan disingkat. Namanya pak Purnomo bukan Porno.
Jatmiko : Tenang aja, nanti kita pinjam catatannya Indri.
Nurul : Nah itu Indri. (Menunjuk ke arah Indri)
Ababal : Ayu ya dia.
Jatmiko : Bal! Fokus, Bal.
Indri : (Menghampiri Ababal, Nurul dan Jatmiko) Ini catatan plus tugasnya Pak Pur.
Nurul : Wah Indri pengertian banget.
Indri : Minggu depan dikumpulkan.
Ababal : Indri juga baik.
Indri : Kalau sudah kalian tulis segera kembalikan (menyodorkan buku pada Jatmiko)
Jatmiko : (Menerima buku Indri) Makasih ya...
Indri : (Melangkah pergi) Ingat segera kembalikan!
(semua diam. Indri menoleh ke belakang dan melotot)
Ababal, Nurul, Jatmiko : siap! (memberikan hormat kepada Indri)
(Panggung gelap. Set panggung berubah. Di dekat tempat parkir)
Sukatman : Kalian tadi bikin masalah apa?
Ababal : Ngapunten, Pak. Masalah apa?
Sukatman : Tadi di kelas. Jamnya Pak Pur.
Nurul : Oh... Yang tadi, Rek. Pak Purnomo yang salah sangka, Pak.
Jatmiko : Iya, Pak. Tadi Ababal yang ketiduran. Saya bangunkan. Kami dituduh ribut di kelas.
Sukatman : oh begitu. (Menoleh ke Ababal) Kenapa kamu tidur kelas, Le?
Ababal : Saya kurang tidur, Pak. Sudah dua malam saya membantu bapak mengairi sawah. Musim kemarau sawah garapan bapak mengering.
Sukatman : Marahnya Pak Pur itu karena dia sayang pada kalian. Kalian memang harus bantu orang tua. Tapi kalian juga harus semangat belajar. Jangan tidur terus di kelas.
(Ababal, Nurul, Jatmiko takzim mendengarkan tanpa berani berkata)
Sukatman : Kalian adalah generasi emas. Yang harus diasah agar terus berkilau. Bermanfaat dan sekses. Ayo! Sekarang ikut saya. (Melangkah segera. Diikuti Ababal, Nurul, dan Jatmiko).
Nurul : Mau ke mana, Pak?
Sukatman : Ini sudah siang. Kita ke masjid dulu. Lalu makan bakso.
Nurul : Alhamdulillah.
(Ababal dan Jatmiko mengucapkan Alhamdulillah tanpa suara sambil menengadahkan tangab)
(Panggung gelap. Cerita berakhir)
Teks naskah drama di atas merupakan teks drama yang pas untuk siswa sekolah (SMP / SMA) karena bercerita tentang kehidupan pelajar.
Baca Juga: Contoh Naskah atau Teks Drama dengan 4 Orang Pemain
Untuk mendapatkan teks drama sederhana tentang pendidikan tersebut silahkan kunjungi halaman facebook Pustamun kemudian download.
Berikut ini merupakan contoh naskah atau teks drama dengan enam orang pemain. Teks drama berikut ini berjudul Generasi Emas.
Tokoh dalam naskah atau teks drama ini adalah:
Ababal : Pemuda, Anak Petani, Pekerja Keras.
Jatmiko : Pemuda, Anak Seorang Guru.
Nurul : Pemuda, Pekerja Keras.
Sukatman : Guru yang Ramah.
Purnomo : Guru yang tegas.
Indri : Perempuan Muda, Taat pada Orang Tua.
(Di dalam kelas siswa sedang mendengarkan penjelasan dari guru)
Jatmiko : (Berbisik ke telinga Ababal) Bal! Bangun, Bal! Jangan tidur.
Ababal : (menggeliat. Menundukkan kepala)
Jatmiko : (Menarik lengan Ababal) Bangun. Nanti Pak Pur marah.
Nurul : Jat... (Ucapan Nurul terhenti)
Purnomo : Hei kalian! Kenapa ribut sendiri? (Menunjuk ke arah ketiganya).
Indri : Makanya jangan ribut terus. (tetap melihat ke depan).
Ababal : Iya, Pak. Ada apa, Pak? (Mengucek mata. Menoleh ke arah Jatmiko dan Nurul).
Jatmiko : Habislah kita.
Purnomo: Kalian bertiga! Maju ke sini!
(Jatmiko dan Ababal melangkah perlahan ke arah Purnomo)
Purnomo: Kamu juga! (Menunjuk Nurul)
Nurul : Kok saya,...
Indri : Cepat maju. Biar tidak tambah parah.
Nurul : (Melangkah terburu-buru menyusul Jatmiko dan Ababal)
Purnomo : Kalian ini ribut saja. Tidak memperhatikan penjelasan saya. Kalian ngerti apa yang saya jelaskan tadi?
(Ababal, Jarmiko, dan Nurul terdiam)
Purnomo : Kalian bertiga keluar! Jangan ikut kelas saya!
Nurul : Tapi, Pak....
Purnomo : Tidak usah tapi. Keluar!
(Set panggung berubah menjadi gelap)
(Tampak tiga pemuda sedang bercakap-cakap di luar kelas)
Ababal : Maaf ya. Gara gara aku (diam melihat Jatmiko) kalian (melihat Nurul) jadi ikutan dihukum.
Jatmiko : Gak papa, Jeh. Cuma kebetulan apes aja. (Menepuk pundak Ababal)
Nurul : Yang paling apes aku. Gak rame juga diusir. Tapi gak papa. Kita kan fren!
Jatmiko : Kau tak tidur kah semalam?
Ababal : Aku tidur menjelang subuh.
Nurul : Ngapain?
Ababal : Jaga diesel. Bantu bapak ngairi sawah.
Jatmiko : Baguuuuusss... (menyorongkan kedua jempolnya ke muka Ababal)
Nurul : Jangan bogas bagus aja. Gimana pelajaran Pak Purno ini.
Ababal : Hus jangan disingkat. Namanya pak Purnomo bukan Porno.
Jatmiko : Tenang aja, nanti kita pinjam catatannya Indri.
Nurul : Nah itu Indri. (Menunjuk ke arah Indri)
Ababal : Ayu ya dia.
Jatmiko : Bal! Fokus, Bal.
Indri : (Menghampiri Ababal, Nurul dan Jatmiko) Ini catatan plus tugasnya Pak Pur.
Nurul : Wah Indri pengertian banget.
Indri : Minggu depan dikumpulkan.
Ababal : Indri juga baik.
Indri : Kalau sudah kalian tulis segera kembalikan (menyodorkan buku pada Jatmiko)
Jatmiko : (Menerima buku Indri) Makasih ya...
Indri : (Melangkah pergi) Ingat segera kembalikan!
(semua diam. Indri menoleh ke belakang dan melotot)
Ababal, Nurul, Jatmiko : siap! (memberikan hormat kepada Indri)
(Panggung gelap. Set panggung berubah. Di dekat tempat parkir)
Sukatman : Kalian tadi bikin masalah apa?
Ababal : Ngapunten, Pak. Masalah apa?
Sukatman : Tadi di kelas. Jamnya Pak Pur.
Nurul : Oh... Yang tadi, Rek. Pak Purnomo yang salah sangka, Pak.
Jatmiko : Iya, Pak. Tadi Ababal yang ketiduran. Saya bangunkan. Kami dituduh ribut di kelas.
Sukatman : oh begitu. (Menoleh ke Ababal) Kenapa kamu tidur kelas, Le?
Ababal : Saya kurang tidur, Pak. Sudah dua malam saya membantu bapak mengairi sawah. Musim kemarau sawah garapan bapak mengering.
Sukatman : Marahnya Pak Pur itu karena dia sayang pada kalian. Kalian memang harus bantu orang tua. Tapi kalian juga harus semangat belajar. Jangan tidur terus di kelas.
(Ababal, Nurul, Jatmiko takzim mendengarkan tanpa berani berkata)
Sukatman : Kalian adalah generasi emas. Yang harus diasah agar terus berkilau. Bermanfaat dan sekses. Ayo! Sekarang ikut saya. (Melangkah segera. Diikuti Ababal, Nurul, dan Jatmiko).
Nurul : Mau ke mana, Pak?
Sukatman : Ini sudah siang. Kita ke masjid dulu. Lalu makan bakso.
Nurul : Alhamdulillah.
(Ababal dan Jatmiko mengucapkan Alhamdulillah tanpa suara sambil menengadahkan tangab)
(Panggung gelap. Cerita berakhir)
Teks naskah drama di atas merupakan teks drama yang pas untuk siswa sekolah (SMP / SMA) karena bercerita tentang kehidupan pelajar.
Baca Juga: Contoh Naskah atau Teks Drama dengan 4 Orang Pemain
Untuk mendapatkan teks drama sederhana tentang pendidikan tersebut silahkan kunjungi halaman facebook Pustamun kemudian download.
Bagusss bangett
BalasHapusKak ini gak bisa disalin ya?
BalasHapus