Pengertian Carok dalam Pandangan Bahasa dan Budaya
Dalam bahasa Indonesia ada kata Carok juga
ada kata Caruk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Carok hanya ada
satu makna yaitu perkelahian. Sementara kata Caruk merupakan kata
yang sama untuk istilah yang berbeda dan dari bahasa yang berbeda.
1 Caruk verba yang searti dengan kupas tentang
kulit.
2 Caruk yang dilekati kode ark atau arkais
(sudah jarang digunakan) adalah advervia (kata sifat) yang berarti rakus atau
lahap.
3 Caruk yang diserap dari bahasa Madura merupakan
kata benda yang berarti berkelahi satu lawan satu atau massal dengan
menggunakan senjata tajam yang dilatarbelakangi dendam dan wanita.
4 Caruk yang diserap dari bahasa Aceh adalah
nomina (kata benda) yang berarti ruang
yang berada di ntara dinding haluan dan buritan perahu.
5 Caruk yang
diserap dari bahasa Using (Osing) adalah kata benda (nomina) yang berarti
pertunjukan ksenian akngklung khas Banyuwangi yag terdiri dari dua kelompok
pemaain yang diadu kemampuannya dalam bermain angklung.
Sementara itu kata Carok dalam KBBI diberi
pengertian lengkap sebagai berikut, perkelahian dengan menggunakan senjata
tajam yang dilakukan secara ksatria satu orang lawan satu.
Pengertian-pengertian tersebut dapat dilihat di
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat yang terbit pada tahun
2008 halaman 246.
Pelafalan Carok dan Caruk
Kata Carok dan Caruk (yang diserap dari bahasa
Madura) pada dasarnya merujuk pada satu istilah yang sama. Penutur bahasa
Madura mengucapkan Carok dengan bunyi huruf O seperti pada kata rok.
Sementara itu bagi penutur bahasa Jawa di Jawa Timur (sebagai wilayah yang
bersinggungan dengan bahasa Madura) juga dikenal kata Caruk dengan
pelafalan U tinggi menyerupai O seperti pada kata tato.
Jadi, pada dasarnya Carok dan Caruk adalah
sama-sama perkelahian. Namun, penyerapannya dalam bahasa Indonesia dibedakan
untuk membedakan konsep makna yang terkandung di dalamnya.
Bagi masyarakat Madura Carok adalah sebuah upaya
menjaga harga diri. Sementara orang di luar Madura menganggap Carok sebatas
pada perkelahian.
Menurut Samsul Ma’arif dalam bukunya The History
of Madura, Carok berasal dari bahasa Kawi yang memang berarti perkelahian.
Carok dalam Perspektif Madura
Dalam perspektif Madura, carok bukan sekadar
perkelahian atau pembunuhan. Orang Madura melakukan carok (pada mulanya)
berkaitan dengan harga diri. Yaitu upaya mempertahankan harga diri atau karena
tersinggung harga dirinya diinjak-injak oleh orang lain.
Dalam pandangan masyarakat Madura Carok merupakan
tindakan pembelaan terhdap harga diri
karena hinaan serius, penyerobotan istri, ketidaksopanan, atau perselingkuhan. Hal yang juga paling
penting adalah, peristiwa carok atau orang yang akan melakukan carok harus
mendapat persetujuan keluarga. Pada mulanya, sebelum carok harus mengadakan
ritual khusus seperti remo dan didoakan oleh seluruh anggota keluarga.
Maka dari itu, pelaku carok pasti dihormati oleh
masyarakat. Namun demikian sebaliknya juga apabila sampai 40 hari seseorang
dihina (khususnya perselingkuhan) tetapi tidak melakukan pembalasan dalam
bentuk carok maka hal itu ianggap aib dan bisa jadi dicemooh oleh masyarakat.
Para pelaku carok biasanya segera menyerahkan diri
kepada polisi. Meskipun sudah diputus bersalah dan ditahan, orang yang membunuh
orang dalam carok untuk membela kehormatannya tetap dihormati oleh anggoat
keluarga.
Dalam perkembangannya Carok tidak hanya dilkukan
dengan cara ksatria yaitu satu lawan satu dan ditantang secara terbuka. Carok
mengarah ke hal yang tinggal negatifnya saja. Carok mengakibatkan pembalasan
carok yang tidak berujung. Sebuah keluarga yang telah dibunuh dan terbunuh
dalam proses carok, akan membalas orang yang membunuh meskipun yang
bersangkutan telah dipenjara. Maka akan terjadi dendam yang tidak berujung.
Terlebih, carok selalu dilakukan dengan nyeleb atau
membunuh dengan tiba-tiba ketika lawan dalam kodis lengah. Hal ini sangat
berbeda jauh dengan Carok yang dahulu dilakukan secara ksatria dan harus
mendapat persetujuan keluarga. Selain itu carok yang tersisa sekarang tidak
lagi dilakukan satu lawan satu, tetapi berupa pengeroyokan.
Carok yang awalnya juga untuk memperthankan diri
juga tereduksi. Masalah utang piutang saja bisa menjadi alasan untuk melakukan
pembunuhan dengan senyap seperti ini. Maka pada akhirnya, Carok bukan lagi sebuah
entitas budaya, melainkan sebuah tindakan kriminal belaka.
Carok berasal dari bahasa kawi
BalasHapusLebih tua dari kbbi
KBBI tahun 1988. Bahasa Kawi jauh lebih tua dari bahasa Indonesia.
Hapus