Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

OREO COFFEE LATE Cerpen Karya: Fikri Haikal Akbar (Siswa SMAN 5 Jember)


“Jika aku tak bisa seutuhnya bersamamu, 
setidaknya biarkan bagianku bersamamu”
            Malam ini Akbar bersiap untuk memulai kesehariannya menjadi Barista di sebuah cafĂ© terkenal di ibukota, tak lama kemudian setelah memasuki pintu cafĂ© dengan menggunakan seragam hitam putih bergaya vintage khas cafĂ©, beberapa pelanggan cafĂ© tampak melambaikan tangan sebagai simbol sambutan datangnya sang Barista. Akbar memang terkenal sebagai Barista favorit pelanggan cafĂ© tersebut karena racikan kopinya terutama “Oreo Coffee Late” begitu cocok dilidah pelanggannya setiap waktu, Terutama pelanggan setianya Kiky.
            Disudut cafĂ© itu masih saja ditempati oleh seorang wanita muda yang selalu datang dimalam hari dan membuka laptopnya. Seperti biasanya, tak lupa ia memesan Oreo Coffee Late langsung kepada sang Barista, Akbar.
“Hi Barbar! OCL yaa, seperti biasa, extra late lohh yaa!”
“Hello.. Okay wait a minute”
“Okeoke.. eh Barbar apa kabar? Lama tak jumpa laa”
“Kabar baik Ki, lama dari hongkong, orang lu dateng terus hampir tiap  hari”
“Weee ini, sehari itu lama kale.. ada 24 jam loh bayangin aja coba”
“Serah lu deh Ki, suka suka lu, yaudah sana tunggu dulu dimeja lo, gue bikininin bentar.”
“Weee gue diusir,  yaudah deh gua tunggu situ yaa.. Hurry up for the coffee Barr, I was kinda sleepy”
“Hahaha okay bos!”
            Keaakraban mereka berdua selalu terjalin dengan baik dan semakin baik setiap harinya. Lebih mirip sepasang kekasih daripada hanya sekedar hubungan pelanggan dan Barista. Tak lama kemudian, kopi yang ia pesan akhirnya datang juga. Bukan pelayan, melainkan si Barista sendiri yang menyajikan kopi kepada pelanggan teristimewah satu ini.
“Here is it Bos!”
“Ouww Thank you so much”
“Okay okay, Ki aku duduk sini Boleh? Mumpung lagi sepi kondisi, bisa nganggur bentar”
“Gak Boleh! Hahaha mas mas, tinggal duduk doang kok yaa hahaha, silahkan mas sini sini” Sambil menunjukkan kursi kosong disampingnya.
“Kan sapa tau aja gak boleh.. Makasih Ki. By the way Lagi ngapain sih Ki?? Keliatannya serius banget sama laptop” sembari berusaha melihat dibalik layar dari samping laptop Kiky
“Ini loh Bar lagi nyelesaiin desain bangunan Hotel baru di kota kita, PR dari kantor Bar”
“Wiii.. proyek gede nih Ki”
“Hahahaa keliatannya sih gitu Bar.. terus Bar, kapan proyek gede kita dibangun?”
“Haa?? Maksudmu Ki?”
“Akbar!, Kita kan udah dari kecil sama sama terus, bahkan melakukan hal hal pertama dalam hidup kita juga sering barengan, kita juga tau kalo kita sama sama jatuh cinta bukan??, Terus nunggu apalagi sih Bar kamu gak pernah tembak aku, lamar aku, Kamu tinggal bilang ‘will you marry me?’ udah pasti aku jawab iya Barrrr dan selesai kita menikah dan bahagia setelah itu.. ahh kamu Barr!!!” 
Kiky Pergi meninggalkan Akbar yang terpaku di meja café dan tak sanggup melakukan apapun.
Hari hari berikutnya berjalan sedikit berbeda, Akbar sudah tidak pernah menemui Kiky berada di tempatnyanya lagi, bahkan hingga saatnya Akbar harus cuti dari pekerjaannya, Kiky masih tak disana. Dan suatu hari Kiky merasa ada yang mengganjal dihatinya, mungkin saja ia rindu Oreo Coffee Late buatan Akbar dan hal itu membawanya datang ke cafĂ© tempat Akbar bekerja. Tak lama kemudian ia merasa aneh kala tidak menemui sang Barista berada disana.. 
 Satu pekan berlalu ia datang terus menerus dengan penuh harapan ingin bertemu sang Barista di cafĂ© tersebut, namun apa daya, Akbar masih absen dari posnya tanpa ada penjelasan. Tiba tiba seorang pelayan yang ia ketahui seorang teman Akbar datang menghampirinya dan memberikan kabar yang sangat ia butuhkan, sang pelayan berkata bahwa Akbar kini sedang berada di Australia untuk mengambil kursus kebaristaan selama beberapa bulan kedepan. 
Hati Kiky serasa dicampakkan dan tak dianggap ada, Siapa yang tak sedih ditinggal begitu saja tanpa memberikan kabar terlebih dahulu oleh orang yang selalu ia harap-harapkan selalu mendampinginya seumur hidup, namun untunglah si pelayan memperjelas suasana dan sedikit menenangkan hatinya. Setelah mendapat sedikit kejelasan, ia pun mengucap terima kasih kepada pelayan dan segera pulang kerumah karena jam sudah menunjukkan pukul 12 dini hari di café tersebut, waktunya ia untuk pulang.
Sudah 3 bulan berlalu, Kiky masih saja sering datang ke cafĂ© tersebut untuk sekedar memesan Oreo Coffee Late favoritnya sembari sesekali mengecek ke meja sang Barista dan berharap ia akan ada disana. Namun, penantiannya seperti menunggu sebuah pesawat di stasiun kereta, tidak akan pernah datang.
Hari ini tepat hari ke 99 penantiannya, ia tampak mulai kehilangan harapan menanti sang Barista kembali, namun sepulang kerja ia masih saja berniat untuk mengunjungi café tersebut dengan secerca harapan yang masih tersisa di hatinya. Saat akan bersiap pulang, ia mendapati telfonnya berbunyi dan melihat panggilan masuk dari nomor yang tak ia kenal sebelumnya.
“Halo.. Kiky?” terdengar suara dari kejauhan
“Iyaa.. ini siapa??” sambil mengira ngira suara yang sepertinya pernah ia kenali sebelumnya
“Ki, ini aku, Akbar”
“Ohhh haii.. duhh lama gak ketemu nihh, pantesan aja suaramu kaya aku pernah denger Bar.. Barbar nomermu kok gak aktif sih?, terus ini pake nomer siapa?? Kamu cepet bikinin aku kopi lagi lah Bar!” suasana hati Kiky tampak lega mendengar suara akbar disana.
“Ki aku kini sudah menikah di Australia, tolong kamu jelasin dan bilang ke istriku bahwa kita tidak pernah memiliki hubungan yang spesial sebelumnya.. okee?” Akbar menyakinkan.
“Hahahaa Barbar Barbar.. masih aja sama, seorang lelaki jones yang butuh istri hahahaa.. cepet pulang Barr, aku kangen kopimu nihhh” suara Kiky yang berusaha untuk tidak percaya.
“Ki tolong, aku serius..” Akbar menyakinkan.
“……….” Tanpa jawaban, Kiky tampak merasa hatinya tersayat pisau ribuan kali dan sangat merasa pedih mendengar kepastian Akbar, tentu saja hal ini membuatnya tak bisa lagi membendung airmata yang akhirnya mengalir melewati pipinya.
“Ki aku mohon kamu bilang ke istriku kalau kita tidak pernah memiliki hubungan yang spesial sebelumnya”
“Iyaa… kita gapernah memiliki hubungan spesial sebelumnya..” suara Kiky tampak pasrah dan isak tangisnyapun menjadi-jadi tatkala mengucapkannya.
“Kiky aku mohon jangan nangis, kamu harus segera temukan orang lain dan terimakasih Ki”
Kiky tampak tak menjawab telfon dan segera pulang kerumah dengan perasaan kacau bak terguncang badai hebat. Namun ketika baru saja dipertengahan jalan, na’as, mobil yang ia kemudikan dengan kecepatan hampir 100km di jalan tol mengalami kecelakaan, mobilnya tak sempat menghindari mobil lain yang mengerem secara mendadak, akhirnya ia banting stir ke kiri dan alhasil mobil yang ia kendarai terperosok ke bahu jalan dan menabrak sebuah pohon besar disana.
“Aku.. aku dimana ini?? Kok banyak bintang??” Kiky tampak kebingungan karena ia tak dapat melihat sekeliling, semua tampak seperti bintik-bintik hitam, sebelum akhirnya hanya tampak kegelapan disana dan disini
“Ki kamu lagi dirumah sakit sekarang, apa kabar Ki?” Tanya seorang lelaki yang sepertinya berada disamping tempat tidurnya.
“Loh kamu siapa?? Kenapa denganku?? Kenapa semua tampak gelap?”
“Ketika kamu menabrak pohon, kamu mengalami pendarahan hebat di kepalamu terutama dibagian mata, dan akibatnya… maaf kamu kehilangan penglihatanmu ki” suara lelaki yang tampak bersedih memberikan kenyataan.
“Apaaa?? Jadi aku tidak bisa melihat lagi???” Kiky tampak tak percaya.
“Tenang saja Ki, suatu saat nanti kamu pasti bisa melihat kok” suara lelaki tersebut tampak menyakinkan diiringi isak tangis beberapa orang yang menyelimuti.
“Jadi penglihatanku bisa masih bisa diobati?? Ohh hehehe Alhamdulillah”
“Bukan, nanti ada yang donor kok Ki insyaallah.. Tetep semangat yaa. Oh iyaa Ki, aku denger kabar kalau Akbar mau pulang, doakan dia selamat yaa” 
“Makasih kakk.. sebelumnya aku mau tanya nama kakak siapa? Apa kakak saudaraku? Atau temenku? Soalnya aku kaya pernah denger suara kakak lohh, hehe maaf kak disini gelap semua, gak keliatan dehh wajah kakak.. Oh yaa kak? Kapan Akbar mau pulang ke Indonesia kak? Iya kak, pasti kok kak.” suara kiky yang tampak penuh harapan dan dilema dihatinya, entah mengharapkan sang barista atau penglihatan yang kembali. Entah harus bahagia karena mendengar Akbar akan pulang ataukah enggan kepadanya karena ia sudah tega membuatnya mengalami kecelakaan separah ini.
“Kak ?? Kakak kok gak jawab aku kak?” hanya ada suara tangis yang ia dengar, tanpa ada suara lelaki misterius tadi
“Lohh kalian kenapa nangis terus? Hehe sudahlah lagian aku masih bisa milahat lagi kan suatu saat nanti” Kiky yang berusaha menenangkan orang orang disekitarnya.
Beberapa hari kemudian Kiky mendapat kabar bahwa ia mendapat donor mata yang kebetulan cocok dengannya, Operasi implan mata pun dilakukan segera. Setelah beberapa jam pada masa kritis, akhirnya Kiky pun duduk di tempat tidur operasi dan mulai membuka matanya. Dan Ia pun dapat kembali melihat warna warni indahnya dunia sekalipun masih tak tampak tanda tanda kehadiran sang Barista disana. 

___       

“True Love is complicated, when you think your love was gone, whereas in truth it’s just moved from your mind to your hearth and will never gone from you because it’s a true love”
Hari ini ia mengawali harinya dengan rasa tak karuan, haruskah ia bahagia karena akhirnya ia dapat melihat lagi, ataukah melanjutkan kesedihan dan kekecewaannya lantaran ia harus merelakan satu satunya orang yang ia sayangi melanjutkan hidupnya bersama orang lain.
Satu minggu berlalu, kerinduannya terhadap Oreo Coffee Late membawanya bukan ke cafĂ© yang menyediakan menu tersebut namun karena ia mengetahui bahwa Akbar segera pulang, ia pun kemudian pergi ke rumah sang barista. Sesampainya di rumah Akbar, ia pun membunyikan bel, dan tak lama kemudian munculah sesorang yang ia ketahui sebagai adik dari Akbar didepannya.
“Eh ada kak Kiky, ada apa kak? Mari masuk kak”
“Rena, kakakmu kemana? Aku mau menemuinya.”
“Kak maaf, kak Akbar sudah menikah kak, jangan ganggu mereka lagi”
“Janji deh, kakak gak akan gangguin mereka, kakak cuma mau silaturahmi aja kokk.”
“……..” tanpa jawaban, ia tampak berusaha menyembunyikan kesedihan yang begitu jelas nampak dimatanya
“Lohh.. kamu kenapaa?? Sumpah deh kakak gak akan ganggu pernikahan mereka, kakak cuma kangen sama kopi bikinan kakakmu aja kok, sekalian juga pingin ketemu istri kakakmu”
“Kak mungkin ini saatnya aku kasih tau kakak yang sebenarnya ya kak”
“Haaa?? Maksudmu apa? Kakak gak paham.. hehe maaf loading lama abis kebentur  pohon otak kakak dik”
“Kakak sini kak, masuk dulu, kita duduk dulu sebentar” tampak tangan Rena menariknya  masuk kedalam rumah. Setelah duduk, merekapun melanjutkan pembicaraan.
“Ada apa? Kok kayaknya serius banget kamu? Tenang aja, kakak sudah ikhlas kok kalau kakakmu menikah dengan orang baik pilihannya”
“Kakak gak pernah tau apa yang terjadi kak!”
“Maksudmu??” jawabnya bingung
“Kak Kiky, kakakku Akbar tidak pernah menikah dengan siapapun, Ia meninggal beberapa hari lalu karena penyakit kanker yang ia idap selama 2 tahun terakhir kak” 
“Haaa?? Renaa!!?? Kamu ngomong apa Ren?? Dia sudah menikah beberapa minggu lalu bukan?” Suara Kiky tampak tidak percaya.
“Ia tidak pernah menikah dengan siapapun kak, ia hanya cinta kepada kakak.”
“Lalu bagaimana ketika ia mendalami kursus Barista di Australia?? Kata akbar ia sudah menikah disana?”
“Kak, sebenarnya ia tidak pernah kursus Barista di negara manapun, itu hanya alasannya saja karena ia ingin pergi untuk kemotrapi di kota lain tanpa sepengetahuan kakak.”
“Tapi kenapaa?? Dan kenapa juga ia menuntutku untuk bilang bahwa kita tidak pernah memiliki hubungan yang spesial sebelumnya?” 
“Tentu saja karena ia menyanyangi kakak.. ia tak mau kakak turut bersedih dalam penderitaannya”
“…......” Kiky tanpak tercengang tak percaya..
“Kak Akbar tidak mau memiliki hubungan spesial dengan kakak karena ia tak mau jika hanya memiliki kakak sementara dan meninggalkan kakak kemudian, menurutnya itu akan membuat kakak merasa sedih kak. Jadi dia ingin menutupi semuanya karena ia ingin kakak segera melupakannya. Dan kak, Apa kakak ingat ketika kakak dirumah sakit waktu itu, kakakku pergi menjenguk kakak dan berbicara kepada kakak dengan menggunakan kursi rodanya. Apa kakak ingat suara lelaki yang berbicara kepada kakak waktu itu? Itu kakakku kak.. ia juga sempat menjanjikan kepada kakak bahwa suatu saat nanti kakak akan mendapatkan donor mata bukan?, dan apa kakak tahu mata siapa yang bersinar diwajah kakak kini?? Tidakkah kakak memahami maksud secerca perkataannya bahwa kak Akbar akan segera pulang? Kak, semua keputusan dan tindakannya hanya didasarkan pada rasa cinta yang teramat dalam kepada kakak.”
“--------------------“ 
Air mata Kiky kemudian menetes seiring terungkapnya semua kenyataan. Kenyataan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kenyataan yang menjelaskan semua teka teki kisah cintanya. Kenyataan yang membuat Kiky paham alasan mengapa akbar tidak pernah menjadikannya seorang kekasih sebelumnya, kini ia juga tahu mengapa akbar menginginkan dia untuk mengatakan bahwa mereka tidak pernah memiliki hubungan spesial sebelumnya. Sembari memegang kedua matanya, kini ia pun memahami dan merasakan cinta sebenarnya yang  akbar alirkan melalui bagian paling berkilau diwajahnya.
___

“The Real Love is trying to give whatever you have to her and never expect her to do the same to you or even just knowing that it is from you. Love is giving not receiving”
Seperti segelas Oreo Coffee Late, bintik hitam remahan biscuit oreo mengawali bintik hitam awal penderitaan Kiky. Namun ketika ia mencoba untuk menerima dan mengaduknya perlahan, ia mulai melihat adanya susu dan kopi disana. Ketika ia minum dan ia rasakan seluruh unsur unsur didalamnya, saat itulah ia menemukan kenikmatan yang sempurna dari kolaborasi manis dan pahitnya kehidupan.

Setelah semua ini, Kini ia pun tahu bahwa arti cinta yang sesungguhnya adalah berusaha mengorbankan apa yang kita punya demi kebahagiaannya tanpa mengharapkan ia membalas atau sekedar mengetahuinya.

Posting Komentar untuk "OREO COFFEE LATE Cerpen Karya: Fikri Haikal Akbar (Siswa SMAN 5 Jember)"