Siklus Hidrologi: Pengertian, Proses, dan Jenis-jenis Siklus Air
Pembaca pustamun, apakah kita
pernah berpikir bahwa air di bumi akan habis ketika dipakai terus menerus? Bisa
kita bayangkan saja penduduk Indonesia yang besar akan menggunakan air yang
besar. Baik untuk minum dan kebutuhan lainnya. Anggap saja masing-masing orang
menggunakan 3 liter air untuk minum. Setidaknya untuk jumlah penduduk Indonesia
yang mencapai 270 juta jiwa, membutuhkan 810 juta liter alir bersih. Itu untuk
kebutuhan air minum saja. Belum lagi kebutuhan air bersih untuk sanitasi yaitu
memasak, mencuci, dan mandi. Dengan kebutuhan air sebanyak itu, apakah tidak
akan habis air di bumi ini?
Hitungan di atas adalah hitungan
dalam satu tahun. Bisa dibayangkan berapa banyak yang dibutuhkan dalam satu
bulan. Itu hanya untuk Indonesia. Bagaimana kebutuhan air di seluruh dunia?
Toh, sampai sekarang air tawar
untuk kebutuhan minum dan kebutuhan air bersih lainnya tidak perah habis. Hal
ini karena adanya siklus hidrologi, atau siklus air.
Pada tulisan dalam artikel ini
akan dijelaskan tentang pengertian siklus air, atau siklus hidrologi.
Tahapan-tahapan siklus air, juga jenis-jenis siklus air.
Pengertian Hidrologi
Sebelum melangkah pada pengertian
Siklus Air atau Siklus Hidrologi, harus kita pahami dulu arti dan pengertian Hidrologi.
Hidrologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
memiliki pengertian:
- n ilmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan
sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan,
termasuk hubungannya dengan makhluk hidup
Jadi, pada dasarnya hidrologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang air. Air yang ada di bumi. Dalam pembahasan
artikel ini, hidrologi sama artinya dengan air. Dalam pembahasan
selanjutnya siklus air sama dengan siklus hidrologi.
Pengertian Siklus Hidrologi
(Siklus Air)
Siklus air, disebut juga dengan
siklus daur air di bumi atau siklus hidrologi adalah sistem sirkulasi
(pergerakan) air yang meliputi pergerakan molekul air (H2O) dari atmosfer
ke bumi dan sebaliknya. Rangkaian peristiwa pergerakan molekul (kandungan) air
ini tidak pernah berhenti sehingga membentuk rangkaian melingkar perjalanan
molekul air di bumi yang disebut siklus.
Evaporasi dan Transpirasi adalah
proses menguapnya air atau H2O. Namun ada perbedaan antara keduanya.
Evaporasi adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan proses penguapan air terbuka, baik dari danau, laut,
sungai, kolam, dan hamparan air terbuka lainnya. Adapun transpirasi adalah
proses lepasnya molekul air akibat dari proses metabolisme tumbuhan.
Jadi, pada dasarnya proses
Evaporasi maupun Transpirasi adalah sama-sama berubahnya kandungan air menjadi
gas. Perbuahan zat cair menjadi gas. Gas-gas yang mengandung air ini akan
melayang sehingga berkumpul di atmosfer bumi.
2. Kondensasi (Pengembunan)
Kondensasi adalah proses yang
terjadi di atmosfer. Kondensasi merupakan perubahan gas yang mengandung air,
berubah menjadi cair. Secara sederhana disebut dengan pengembunan.
Proses pengembunan ini adalah
siklus air setelah dari gas –yang berasal dari proses evaporasi dan transpirasi—mulai
berubah menjadi titik-titik air di atmosfer.
Dalam siklus air atau siklus
hidrologi, berubahnya gas menjadi cair ini terjadi di atmosfer karena adanya
perubahan tekanan dan suhu udara. Titik-titik air hasil dari proses kondensasi
di atmosfer, akan berwujud awan hujan. Awan hujan ini akan menjadi hujan dan
air menetes kembali ke bumi ketika sudah mencapai titik jenuh.
3. Presipitasi (Hujan)
Presipitasi merupakan produk dari
kondensasi. Presipitasi dapat terjadi karena adanya pendinginan dan penambahan
uap air, sehingga air yang membentuk awan mencapai titik jenuh. Semakin banyak
uap air yang terbentuk di atmosfer, maka tetesan air yang ada di awan akan
semakin banyak dan semakin berat. Ketika awan tidak mampu menampung banyaknya
air yang terbentuk, maka air tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk
hujan.
Di beberapa wilayah bumi,
presipitasi tidak selalu berupa hujan air. Di beberapa tempat yang air yang
turun sudah berupa salju atau es. Hal ini terjadi ketika suhu berada di bawah
titik beku (minus 0 derajat celcius). Karena rendahnya suhu ketika musim dingin
ini, uap air yang ada di atmosfer, uap air bisa berubah menjadi es. Tanpa
proses menjadi air. Inilah yang menyebabkan salju turun.
Selain istilah
Evaporasi/transpirasi, Kondensasi, dan Presipitasi yang menggambarkan proses siklus
air yang telah dibahas di atas, ada beberapa istilah lain yang perlu diketahui
untuk lebih memahami proses yang terkait dengan siklus hidrologi.
Istilah-istilah lain dalam proses siklus hidrologi yaitu:
- Intersepsi. Ini adalah istilah
dalam siklus hidrologi yang memiliki arti, air hujan terjebak di atas tanaman kemudian
menguap karena sinar matahari sebelum mencapai tanah.
- Adveksi. Adalah istilah untuk
menyebut bergeraknya awan menuju tempat lain karena bantuan angin.
- Run off atau Aliran. Adalah
pergerakan air di permukaan tanah. Air bergerak di darat dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah karena adanya faktor gravitasi.
- Infiltrasi, Proses meresapnya air
ke dalam pori-pori tanah.
Proses di atas, yang disebut
dengan siklus air, atau siklus hidrologi, atau daur air adalah proses dan
tahapan yang berulang terus-menerus
sehingga air yang ada di bumi akan berputar dan tidak akan habis. Secara
keseluruhan air yang ada di bumi tidak pernah berkurang.
Macam-Macam Siklus Air
Siklus Air atau Siklus Hidrologi
dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis. Yaitu siklus pendek, siklus sedang,
dan siklus panjang. Pengelompokan siklus Hidrologi ini berdasarkan panjang atau
lamanya proses pergerakan molekul air.
Siklus air atau siklus hujan
dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan panjang dan lama proses
pergerakan molekul air.
Siklus Pendek
Siklus air pendek diawali dari
evaporasi air laut ke atmosfer karena terkena sinar matahari. Pada ketinggian
tertentu, uap air akan mengalami kondensasi yang akan membentuk awan. Awan yang
tak mampu menahan beban air akan mengalami presipitasi dan terjadi hujan
sehingga air jatuh kembali ke laut. Awan hujan masih ada di atas laut.
Siklus sedang
Seperti yang terjadi pada siklus
pendek, siklus sedang terjadi ketika air laut menguap dalam proses evaporasi.
Yang membedakan adalah uap air akan terbawa oleh angin menuju daratan. Di
ketinggian tertentu, uap air mengalami proses kondensasi menjadi awan. Di sini
berarti proses Adveksi, yaitu berpindahnya awan dari atas laut sampai ke
daratan.
Awan kemudian menjadi hujan yang
jatuh di daratan, meresap ke dalam tanah, sebagian akan diserap oleh akar
tumbuhan, sebagian lagi akan terbawa aliran air permukaan seperti sungai dan
parit. Air akan melewati berbagai macam saluran-saluran air yang akan
membawanya kembali berakhir ke laut.
Siklus panjang
Siklus panjang diawali dengan
evaporasi dan kondensasi air laut. Awan yang terbentuk dibawa oleh angin ke
tempat yang lebih tinggi di area daratan. Nah, awan yang terbentuk tadi
bergabung dengan uap air yang berasal dari evaporasi danau dan sungai, serta
transpirasi tumbuhan. Karena dipengaruhi ketinggian tempat, uap air mengenai
lapisan udara dingin dan berubah menjadi salju sehingga terjadilah hujan salju
saat musim dingin dan juga membentuk bongkahan es di pegunungan tinggi.
Bongkahan es di pegunungan akan
meluncur ke tempat lebih rendah akibat gaya gravitasi. Bongkahan es yang
meluncur karena gaya gravitasi ini disebut gletser. Gletser yang terkena suhu
tinggi kemudian mencair dan mengalir melalui perairan darat yang akan kembali
ke laut.
Dari ketiga proses di atas,
intinya proses siklus air jika disebutkan dari air laut, intinya akan tetap
kembali ke laut. Meskipun ada yang mengalami proses transpirasi dari tumbuhan
ataupun evaporasi di air daratan.
Krisis Air Bersih
Bumi lebih banyak tertutup oleh
air, dibandingkan daratannya. Oleh karena itu, air yang ada di bumi sangat
melimpah. Namun tidak semua air tersebut dapat dikonsumsi. Karena 97% air di
bumi adalah air laut. Air yang tidak dapat dikonsumsi. Jadi air tawar hanya
sekitar 2,5 persen saja. Itu pun tidak semua bisa dikonsumsi. Karena air tawar
belum tentu berupa air bersih.
Air tawar layak dan dapat dikonsumsi
yang ada di bumi sekitar 0,003% saja. Karena sebagian besar air tawar di bumi
dalam bentuk es dan gletser atau endapan salju. Oleh karena itu, sebaran air
bersih layak konsumsi tidak merata di seluruh bumi. Ada bagian bumi yang air
bersihnya melimpah, ada pula yang mengalami krisis air bersih.
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya krisis air bersih. Selain karena memang curah hujan dan
ekosistem lingkungannya, juga karena dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Faktor alam yang mengakibatkan
terjadinya krisis air bersih atau kurangnya jumlah air bersih dibandingkan
kebutuhannya, yaitu karena memang curah hujan di wilayah tersebut sangat
rendah. Juga karena jenis tanah lingkungan tersebut yang tidak dapat menyimpan
cadangan air, misalnya tanah kapur. Ada beberapa wilayah Indonesia yang secara
alamiah memang tanahnya tidak dapat menyerap air sehingga di musim kemarau
mengalami krisis air bersih.
Sementara dari faktor sosial,
terjadi karena overpopulasi manusia. Jumlah populasi manusia yang meningkat
tajam sehingga daya dukung lingkungan khususnya terkait ketersediaan air bersih
menjadi kurang. Hal ini bisa terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya.
Faktor sosial lain yang
menimbulkan krisis air bersih adalah konflik dan peperangan. Dalam suasana
perang, air bersih menjadi kurang karena ketersediaan infrastruktur air bersih
tidak terawat bahkan hancur. Selain kerusakan infrastruktur air, dalam konflik,
sumber air bersih bisa jadi tercemar dan sengaja dicemari oleh pihak-pihak yang
bertikai. lahan dan peperangan dapat menyebabkan polusi air yang diakibatkan
oleh bahan-bahan kimia berbahaya.
Di wilayah tertentu, krisis air
bersih juga dapat dikarenakan oleh rusaknya lingkungan. Misalnya karena adanya
eksploitasi berlebihan terhadap lingkungan sehingga tanah tidak mampu menyerap
air secara maksimal karena hutannya gundul. Hal ini mengakibatkan hilangnya
sumber-sumber mata air yang mengakibatkan krisis air bersih.
Rangkuman Istilah Penting dalam Siklus Hidrologi:
Evaporasi: proses penguapan air
laut menjadi gas oleh sinar matahari.
Transpirasi: proses berubahnya
air dalam tumbuhan menjadi gas dalam proses metabolisme tumbuhan.
Kondensasi: proses berubahnya uap
air menjadi titik-titik air.
Presitipasi: proses awan hujan
menjadi hujan.
Intersepsi: menguapnya air hujan
di tanaman sebelum sampai ke tanah.
Run Off (Aliran): mengalirnya air
di permukaan menuju tempat yang lebih rendah.
Infiltrasi: meresapnya air ke
dalam tanah.
Siklus Pendek: Siklus hidrologi
dari air laut, menjadi awan, dan hujan di laut yang sama.
Siklus Sedang: Siklus hidrologi
dari air laut, menjadi awan, tertiup angin ke daratan, menjadi hujan. Air hujan mengalir lagi ke laut.
Siklus Panjang: Siklus hidrologi
dari air laut, menjadi awan, awan tertiup ke ketinggian, membeku, menjadi salju
dan es. Salju turun, terjebak menjadi bongkahan es. Bongkahan es perlahan
mencair menjadi gletser. Gletser mengalir sampai ke laut.
Gletser: aliran air yang berasal
dari es yang mencair.
Demikian penjelasan siklus hidrologi secara komprehensif dan lengkap. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Siklus Hidrologi: Pengertian, Proses, dan Jenis-jenis Siklus Air"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)