Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cak Ayub Junaidi, Kalimat Panjenengan Bikin Saya Bingung

Cak Ayub tidak mungkin kenal saya. Tapi saya kenal Cak Ayub. Sorry, Cak. Ndak Panggil, Gus. Karena terlanjur melekat brandingnya njenengan saat pakai nama Cak Ayub. Saat masih jadi Ketua GP Ansor Jember. Saya sering lihat panjenengan di Jalan Imam Bonjol 41A. Kantor Cabang Kebanggan kita. 

Sebagai orang yang saya kenal, saya follow twitter Cak Ayub  (@ayub_elgenaro), tapi saya tidak di-folback. Karena memang saya bukan siapa-siapa. Hanya orang yang iseng-iseng nulis di blog, tentang fenomena bahasa. 

Saya mengetahui Cak Ayub sebagai politisi hebat. Mantan Ketua PC GP Ansor Jember yang sukses mencetak ratusan (bahkan ribuan) kader melalui Diklatsar Banser. Ngemong, dan terus mendampingi kader-kader Banser dari yang muda sampai yang senior (Para Propesor).

Sebagai Kader Militan PKB yang akhirnya diamanahi menjadi Ketua DPC PKB Jember, saking semangatnya dalam berkegiatan partai, kalimat dalam twitter itu menjadi sulit dipahami.

"PKB Selalu mencetak kader loyalis partai ini salah satu pelatihan kader loyalis jadi gak heran kalau Di berbagai survey pemilih PKB paling loyal terhadap pilihan nya ini semua berkat arahan gus ketum PKB @cakimiNOW".

Ada empat poin yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Cak Ayub dalam twitnya tersebut:
1. PKB selalu mencetak kader loyalis.
2. Ini (merujuk pada foto) salah satu pelatihan kader loyalis.
3. Berbagai survei menyebut, pemilih PKB paling loyal.
4. Keberhasilan (poin 1, 2, 3) adalah hasil arahan dari Cak Imin, Ketua Umum PKB.

Keempat inti yang ingin disampaikan oleh Cak Ayub dalam twit tersebut menjadi 'kalangkabut' jika disampaikan hanya dalam satu kalimat yang sangat panjang. Ambigu. Dan membuat saya selaku pembaca menjadi bingung. Tentu saja, untuk dijadikan bahan kampanye --yang memang tujuan partai adalah itu-- menjadi tidak efektif. 

Ini sekadar usulan, kalimat tersebut akan menjadi efektif jika ditulis begini:

PKB selalu mencetak kader loyalis. Ini kegiatan pelatihan Kader Loyalis oleh DPC PKB Jember. Tak heran jika hasil survei menyebut pemilih PKB adalah yang paling loyal. Ini semua berkat arahan Gus Ketum, @cakimiNOW.

Mungkin Cak Ayub mengetiknya dengan sedikit tergesa karena melakukan live tweet di tengah kegiatan yang sedang berlangsung. Maka wajar saja jika kalimatnya tidak efektif. 

Jika bisa ditulis dengan lebih efektif, akan menjadi lebih menarik, Cak. Mungkin akan lebih berkelindan dengan upaya 'mengamankan' suara PKB sekaligus mengamankan Cak Imin sebagai kandidat Calon Presiden 2024 nanti. 

Di twitter, segmennya juga beda dengan medsos lain. Jadi, penggunaan kalimat yang efektif dan renyah bisa membuat orang tertarik. Kekuatan twitter adalah kekuatan kata-kata. Selama ini sih begitu. 
Di twitter juga bisa membuat thread alias utas. Jadi, seandainya empat poin di atas disamaikan dengan lebih rinci dengan disertai gambar, mungkin akan lebih menarik. Tidak terbatas dengan jumlah karakter yang sedikit untuk setiap twitnya. 

Misalnya:

Tweet 1:
PKB selalu mencetak kader-kader yang loyal. Tentu ini tidak didapat dalam waktu singkat.
[dilampiri foto apel satgas PKB, misalnya].

Tweet 2:
Ini kegiatan pelatihan kader loyalis PKB yang dilaksanakan oleh DPC PKB Jember. Bertempat di ..... Pada tanggal ......... diikuti oleh [jumlah] kader pilihan.
[dilampiri foto kegiatan pelatihan di atas]

Tweet 3:
Tidak heran, jika beberapa lembaga survei meyebut bahwa pemilih PKB adalah pemilih yang paling loyal.
[dilampiri grafik hasil survei dari lembaga survei]

Tweet 4:
Keberhasilan-keberhasilan tersebut juga atas arahan dari Ketua Umum PKB, Gus Muhaimin Iskandar (@cakimiNOW)

Bagaimana, cak?

Apakah panjenengan tidak membutuhkan jasa copy writer? hehehe.

Tabik! 

Posting Komentar untuk "Cak Ayub Junaidi, Kalimat Panjenengan Bikin Saya Bingung"