Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia dan Perkembangannya
Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia dan Perkembangannya
Kapan bahasa Indonesia lahir? Jika pertanyaan ini
diajukan mungkin tidak akan pernah yang bisa menjawabnya. Lahirnya bahasa
Indonesia tidak dapat diketahui pasti tanggalnya. Akan tetapi prosesnya dapat
diketahui. Seperti yang telah jamak diketahui bahasa Indonesia merupakan ‘anak’
dari bahasa Melayu. Tetapi kapan si induk melahirkan anak yang bernama bahasa
Indonesia tidak dapat dijelaskan. Hanya dapat diketahui proses penamaannya dan
tahun pembuatan ‘akta’-nya.
Bahasa Indonesia tidak diketahui lahirnya tetapi ejaan latin bahasa Indonesia lahir pada 1901 (Ejaan Ch. A. Van Ophuysen), diberi nama pada 1928 (bait ketiga ikrar Sumpah Pemuda), dan akta kelahirannya tercatat pada 1945 (disahkannya rancangan Undang-undang Dasar menjadi UUD NRI 1945, yang di dalamnya memuat juga penjelasan tentang bahasa resmi negara yaitu bahasa Indonesia).
Bahasa Indonesia sebelumnya disebut dengan bahasa
Melayu. Selama proses penjajahan Belanda, bahasa Melayu sudah digunakan sebagai
bahasa pergaulan (lingua franca) oleh masyarakat Nusantara yang berasal dari
daerah yang berbeda agar bisa saling memahami. Selama proses itu, bahasa Melayu
yang digunakan di Indonesia (waktu itu masih disebut: Nusantara atau Hindia
Belanda) mengalami perkembangan dan penyerapan istilah secara alami.
Selama itu masuk serapan dari bahasa Belanda,
bahasa Arab, bahasa Parsi, bahasa Sanskerta, termasuk dari bahasa-bahasa daerah
nusantara yang lain. Proses penyerapan dari bahasa Arab ke dalam Bahasa Melayu gencar dilakukan oleh Penyair Hamzah Fansuri di Abad 16.
Dari pernyataan di atas, dapat disebutkan bahwa
bahasa Indonesia lahir secara perlahan. Tidak sekaligus. Momentum lahirnya
bahasa Indonesia erat sekali kaitannya dengan Kongres Pemuda Indonesia II yang
akhirnya melahirkan ikrar sumpah pemuda. Pada bait ketiga berbunyi:
Kami putra dan putri Indonesia
Menjunjung bahasa persatuan
Bahasa Indonesia
Bedakan dengan bunyi sumpah pertama dan kedua,
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku berbangsa yang satu
Bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku bertumpah darah yang satu
Tanah Air Indonesia
Pada bait tersebut disebutkan berbangsa satu dan
bertumpah darah satu, sementara tidak berbahasa yang satu melainkan menjunjung
bahasa persatuan.Karena pada saat itu para peserta Kongres Pemuda Indonesia
menyadari betul bahwa banyak sekali bahasa yang digunakan oleh masyarakat
nusantara yang pada saat itu sudah disebut sebagai Indonesia. Bahkan fakta unik
sejarah yang disampaikan oleh Asvi Warman Adam dalam bukunya, menyebutkan bahwa
sebagian besar peserta Kongres Pemuda II tidak bisa berbahasa Indonesia. Hanya
sedikit sekali yang bisa dan menggunakan bahasa Indonesia. Kebanyakan mereka
adalah lulusan sekolah Belanda sehingga hanya bisa menggunakan bahasa Ibu
(bahasa daerah masing-masing) dan bahasa Belanda sesuai dengan sekolahnya.
Yang menjadi masalah adalah, sekarang ini banyak sekali kesalahan pemahaman dan penulisan Sumpah Pemuda. Kesalahan penulisan bahkan masuk ke sekolah-sekolah seperti yang terjadi pada Poster Sumpah Pemuda yang Salah ini.
Yang menjadi masalah adalah, sekarang ini banyak sekali kesalahan pemahaman dan penulisan Sumpah Pemuda. Kesalahan penulisan bahkan masuk ke sekolah-sekolah seperti yang terjadi pada Poster Sumpah Pemuda yang Salah ini.
Akan tetapi, para pemuda yang mengikrarkan menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia ini telah menjadi tonggak diberi nama
sebuah bahasa yang sebelumnya disebut bahasa Melayu. Jika dianalogikan dengan
proses kelahiran anak dalam masyarakat Indonesia (khususnya Jawa), seorang anak
yang lahir tidak langsung diberi nama, selang beberapa hari baru diberi nama.
Nah, bahasa Indonesia yang sudah lama lahir baru diberi nama pada tanggal 28
Oktober 1928.
Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, bayi yang
bernama Bahasa Indonesia dibuatkan akta kelahiran, tepatnya tercatat dalam Undang-undang
Dasar 1945 yang disahkan pada sidang BPUPKI pada 18 Agustus sebagai bahasa
resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehari setelah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak saat itulah, nama bahasa Indonesia resmi
tercatat di dokumen negara sebagai bahasa Indonesia.
Selanjutnya, bahasa Indonesia terus mengalami
perkembangan, terus tumbuh, terus belajar, dan menyempurnakan diri sebagai
bahasa yang besar. Tidak hanya sebagai bahasa resmi negara tetapi menjadi
bahasa pengantar pendidikan, bahasa pergaulan.
Tahun yang juga menjadi tonggak perkembangan dan
pertumbuhan bahasa Indonesia adalah tahun 1975, yaitu dengan diterbitkannya
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan.
Pedoman tersebut memuat kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Kemudian pada
1987 diterbitkan ‘revisi’nya yaitu Pedoman
Umum Ejaan yang Disempurnakan. Setahun setelah itu, lahirlah Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi pertama. Ini merupakan Kamus Resmi yang
diterbitkan oleh negara melalui otoritas yang mengurus tentang bahasa
Indonesia.
Selanjutnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh lembaga negara ini sudah memasuki edisi yang keempat. Karena kebesaran namanya maka nama Kamus Besar Bahasa Indonesia banyak ditiru oleh penerbit-penerbit lain, maka kamus resmi edisi keempat mencantumkan nama lembaganya menjadi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (biasa disingkat KBBI) edisi keempat ini diterbitkan bersamaan dengan 100 tahun kebangkitan nasional, pada 2008. Setahun setelah itu, 2009, diterbitkan pula Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Juga menjadi Tesaurus resmi lembaga pemerintah di bidang bahasa.
Selanjutnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh lembaga negara ini sudah memasuki edisi yang keempat. Karena kebesaran namanya maka nama Kamus Besar Bahasa Indonesia banyak ditiru oleh penerbit-penerbit lain, maka kamus resmi edisi keempat mencantumkan nama lembaganya menjadi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (biasa disingkat KBBI) edisi keempat ini diterbitkan bersamaan dengan 100 tahun kebangkitan nasional, pada 2008. Setahun setelah itu, 2009, diterbitkan pula Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Juga menjadi Tesaurus resmi lembaga pemerintah di bidang bahasa.
Tonton Juga Video Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia
Video tentang lahirnya Bahasa Indonesia bisa ditonton di Sini
Setelah masifnya era internet, maka ada pula
ancaman lain bagi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia harus kembali menyesuaikan
diri dan mengembangkan diri (tentu melalui lembaga negara, baca: Pusat
Bahasa) dengan serangan-serangan bahasa asing yang centang perenang, masuk
begitu saja ke dalam bahasa Indonesia tanpa melalui pedoman pembentukan
istilah. Juga mengenai penyebaran informasi mengenai istilah dalam bahasa
Indonesia untuk istilah-istilah asing akhirnya bentuk asingnya lebih populer
dan dimengerti daripada bentuk Indonesianya.
Belum lagi masalah ngawurnya penutur bahasa
Indonesia melalui media sosial yang melahirkan istilah aneh (baca: alay) mulai
dari beud sampai cemungut, mulai dari bingit sampai binggo. Terlepas
dari serangan terhadap bahasa Indonesia yang membabi buta, bahasa Indonesia
tetap bertahan, dan harus dipertahankan eksistensinya dan ke-ajeg-annya sebagai
bahasa yang baku dan terstandar di samping sebagai bahasa pergaulan yang sangat
terbuka terhadap perkembangan. Itulah sejarah singkat tentang lahirnya bahasa Indonesia
dan perkembangannya. Kini, dengan telah memakan asam garam kehidupan, bahasa
Indonesia telah menuju ke arah kemapanan
sebuah bahasa untuk dapat bersanding dengan bahasa-bahasa besar lain di dunia.
Maka dari itu, kita semua harus memahami proses lahirnya bahasa Indonesia sekaligus perkembangannya. Sekaligus juga mengetahui makna dan arti Sumpah Pemuda, sehingga rangkaian sejarah sebagai sebuah bangsa bisa meresap ke dalam sanubari seluruh bangsa.
Penjelasan sederhana ada di slide sederhana tentang Sejarah Bahasa Indonesia. Silakan dibaca dan diunduh.
Nice
BalasHapus