Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

7 Kesalahan Sekitar Bulan Ramadan dan Hari Raya

Kesalahan dalam Ramadan dan Idulfitri

7 Kesalahan Sekitar Bulan Ramadan dan Hari Raya


Berikut ini merupakan daftar kesalahan yang sering terjadi dan berulang-ulang selama bulan puasa Ramadan dan sekitar Hari Raya Idulfitri. Kesalahan-kesalahan sekitar bulan puasa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri yang dibahas di sini bukan berarti kesalahan yang harus disalah-salahkan dan dimusuhi. Kesalahan sekitar Ramadan dan Idulfitri ini cukup diketahui, karena kesalahan yang akan dibahas adalah kesalahan dari segi kebahasaan.

Inilah daftar kesalahan sekitar bulan Puasa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri dari segi
bahasa.

1. Penulisan Ramadhan
Sering dijumpai penyebutan bulan puasa ditulis Ramadhan. Bahkan sebagian menulis Romadon, dan Ramadlan. Memang, nama Ramadan diserap dari bahasa Arab yang jika diucapkan berdasarkan tata bunyi bahasa Arab yang baik diucapkan /romadon/. Tetapi dalam bahasa Indonesia, tulisan yang benar adalah Ramadan. Stasiun televisi berbeda-beda menulisnya. Ada yang sudah menulis Ramadan tetapi ada pula yang menulisnya dengan /h/ menjadi Ramadhan.
Itulah kesalahan pertama, kesalahan penulisan Ramadan menjadi Ramadhan.

2. Penulisan Idul Fitri
Kesalahan sekitar Ramadan dan Idulfitri yang kedua adalah kesalahan penulisan Idulfitri. Dalam bahasa Indonesia penulisan Idulfitri digabung menjadi satu tanpa spasi. Beberapa (dan ini lebih banyak) menulisnya dengan spasi. Idul sendiri dan Fitri sendiri. Istilah tersebut juga berasal dari bahasa Arab yang diserap secara utuh dan keseluruhan yang secara harfiah bermakna kembali  suci (fitrah).

3. Penulisan Imsakiyah
Kesalahan selanjutnya yang sering terjadi saat bulan Puasa Ramadan dan Idulfitri adalah penulisan Imsakiyah di koran-koran dan televisi. Kata Imsakiyah tidak ada dalam bahasa Indonesia. Tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hanya kata “imsak”. Berarti penulisan “Imsakiyah” adalah sebuah kesalahan. Imsak dalam KBBI bermakna: saat dimulainya tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

4.      Penyebutan Insap
Penyebutan imsak menjadi insap sering terjadi pada masyarakat yang tidak membaca, biasanya kesalahan ini dilakukan oleh anak kecil. Hal ini terjadi karena mereka masih tidak bisa membaca, yang didengar adalah Insap, maka mereka juga menyebut insap. Akhirnya ini bisa menjadi  kesalahan yang turun temurun. Padahal insap bersinonim dengan tobat, dan penulisannya adalah insaf.

5.      Kesalahpahaman makna Takjil
Kesalahan selanjutnya berkaitan dengan makna. Takjil dimaknai makanan berbuka puasa. Seperti dalam kalimat: Ibu membeli takjil di warung depan rumah. Takjil dalam kalimat tersebut berposisi sebagai nomina atau kata benda. Makna kata takjil dalam kalimat tersebut adalah makanan. Padahal makna kata takjil yang ada dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah mempercepat (dalam berbuka puasa) dan kata Takjil sebenarnya adalah kata kerja alias verba.

6.      Kesalahan Makna Minal aidin walfaizin
Kesalahan makna yang sering terjadi di sekitar bulan puasa, lebih tepatnya di akhir bulan puasa dan di Hari Raya Idulfitri adalah rangkaian kata Minal aidin walfaizin. Makna yang dipahami oleh masyarakat Indonesia kebanyakan adalah Mohon Maaf Lahir dan Batin. Pemaknaan kesalahan secara kolektif ini disebabkan oleh lagu popular yang sering dijumpai sejak dulu kala yang berlirik: Minal aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin, selamat para pemimpin, rakyatnya makmur terjamin. Padahal pilihan kata tersebut bukan maknanya, hanya sekadar untuk menyesuaikan rima akhir atau sajak berupa bunyi -in. Makna sebenarnya dari Minal aidin walfaizin adalah (golongan) yang kembali dan menang. Maksudnya: golongan yang kembali fitrah (suci) dan menang melawan nafsu selama Ramadan.

7.      Kesalahan Penggunaan kata Minal aidin walfaizin

Karena kesalahan dalam memaknai minal aidin walfaizin akhirnya penggunaannya juga salah. Selama ini kata minal aidin walfaizin digunakan untuk memohon maaf. Misalnya dalam konteks pembicaraan antara Cak Rat dan Ning Rat. Cak Rat berkata kepada Ning Rat: Minal aidin walfaizin ya.... Kemudian Ning Rat menjawab: iya sama-sama maafkan juga. Padahal Cak Rat tidak meminta maaf, hanya berkata: dari kembali dan menang. Penggunaan yang benar adalah, itu merupakan doa. Semoga kita termasuk dari golongan orang yang kembali suci dan termasuk orang yang menang. Maka jawaban yang sesuai adalah: amin.

Itulah tujuh kesalahan yang sering dilakukan oleh orang Indonesia berkaitan dengan Istilah yang sering digunakan saat Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Semoga kita tidak terjebak dalam kesalahan-kesalahan yang sama untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik.

Salam Pustamun!

Posting Komentar untuk "7 Kesalahan Sekitar Bulan Ramadan dan Hari Raya"