Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Arti Kata Pokemon: Hubungan antara Game, Agama, dan Keamanan Negara

Pro-kontra Game Pokemon Go dari Pandangan Agama dan Keamanan Negara.


Seiring maraknya permainan Pokemon Go yang langsung naik daun, banyak yang mendukung. Banyak juga yang mencibir. Bahkan tidak sedikit yang menghubungkannya dengan agama. Bahkan mendiskreditkan agama tertentu. Tak perlu lah.

Mari kita Bahas arti Pokemon dan Pikachu dari segi bahasa dahulu.

Pikachu  ada yang mengartikan sebagai “Be A Jewish"  atau “Jadilah Seorang Yahudi”. Ini berasal dari bahasa Syiria. Padahal setelah saya cari di google translate dengan mengetik kata ‘Pikachu’ tidak terdeteksi satu bahasa pun yang tersedia di google yang mengandung kata tersebut.


Hal ini tidak aneh, karena Pikachu bukan kata tersendiri. Kata tersebut merupakan istilah bentukan untuk karakter yang diciptakan oleh pembuat game Pokemon. Akar kata Pikachu adalah bahasa Jepang yaitu berasal dari kata ‘Pika-pika’ dan ‘Chuchu’.

Pika-pika adalah bahasa Jepang yang berarti berkilauan atau berkilat-kilat. Hal ini untuk menunjukkan karakter Pikachu yang berwarna kuning ini  memiliki kekuatan petir atau listrik. Sedangkan ‘Chuchu adalah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti tikus yang mencicit. Jadi, Pikachu adalah tikus dengan kekuatan petir atau listrik.

Jika diamati, kembali ke masa tayang kartun Pokemon di televisi. Pikachu ketika hendak mengeluarkan kekuatan petirnya pasti berkata, “pika-pika! Chuuuuuuu!”.

Selanjutnya arti kata ‘Pokemon’ juga merupakan istilah bentukan pembuat game tersebut untuk menggambarkan keseluruhan gamenya.  Pokemon adalah singkatan dari bahasa Jepang Poketto Monsutaa. Nah, kata ini asal-usulnya adalah bahasa Inggris Pocket Monster atau wadah monster.

Bentuk penyesuaian bahasa dari Pocket Monster menjadi Poketo Monsuta  ini merupakan pembentukan istilah dari penyesuaian ejaan, alias adaptasi. Ejaan dari bahasa inggris disesuaikan dengan pengucapan dan pelafalan bahasa Jepang. Hal ini juga ada dalam bahasa Indonesia contohnya kafiyah (penutup kepala) dari bahasa Arab menjadi kopyah dalam bahasa Indonesia.

Tentu dalam tulisan ini tidak dapat dibahas satu persatu arti nama karakter monster dalam Pokemon. Pasti tidak jauh dari itu. Game Pikachu diciptakan di Jepang, maka sebenarnya tidak bisa diterima nalar jika itu diambil dari bahasa Syiria. Apalagi dengan arti yang cenderung dibuat-buat seperti itu.

Padahal, Pokemon adalah sebuah game. Sebatas permainan. Bisa-bisanya ada pihak yang ingin mendiskreditkan salah satu agama dengan mengatasnamakan agama yang lain. Karena agama merupakan hal yang asasi dan melekat pada masing-masing orang maka orang merasa dekat dengan hal itu. Jadilah dibaca. Mungkin pihak yang berpendapat demikian sebatas ingin mendongkrak popularitas.

Dari sudut pandang agama, tentu segala sesuatu yang berlebihan tidak baik. Jangankan game, puasa (dalam Islam) ada batasnya. Puasa sejak pagi sebelum fajar, hingga magrib. Ketika sudah magrib bahkan diutamakan untuk segera berbuka. Berarti puasanya tidak boleh melebihi ketentuan. Justru tidak diperkenankan sengaja berpuasa dari sebelum subuh hingga isya.

Jika main Pokemon Go sampai melupakan ibadah, tentu itu bertentangan dengan agama. Bahkan tidak hanya Pokemon Go. Semua hal seperti itu. Jika ada orang yang lalai karena bermain Pokemon Go bukan berarti game tersebut sesat dan menyesatkan.

Selanjutnya dalam sudut pandang keamanan negara. Beberapa orang berpendapat bahwa Pokemon Go bisa mengakibatkan kebocoran data negara. Menjadi alat mata-mata negara asing. Mungkin ada benarnya, tetapi juga mungkin tidak.

Jika memang Pokemon Go disalahkan karena perpaduan GPS yang berbasis lokasi dan kamera yang menunjukkan keadaan dan harus ditutup maka semua jaringan teknologi internet harus ditutup. Bukankah hampir semua aplikasi internet membutuhkan penunjuk lokasi? Bahkan beberapa orang dengan sengaja mengambil gambar untuk disebarkan di internet. Pokemon Go juga sebatas itu.

Pimpinan TNI khawatir dan melarang anggotanya untuk bermain Pokemon Go dengan alasan keamanan negara ya wajar. Memang tugasnya menjaga keamanan negara dari ancaman pihak luar. Juga sebagai komandan harus mengawasi kinerja bawahannya tetap optimal tidak malah terfokus pada game.

Bagi para kepala daerah dan guru, menggejalanya Pokemon Go juga harus bisa menjadi momentum yang baik. Kepala Daerah harus melarang pegawai bawahannya bermain Pokemon Go karena bisa memengaruhi kinerja dan pelayanan. HP dirazia, game Pokemon Go dihapus. Seharusnya, komputer dan laptop di kantor-kantor pemerintahan juga dirazia. Jika ada game disitu harus dihapus. J

Guru-guru juga seharusnya tidak ‘hanya’ melarang Pokemon Go. Tetapi juga semua apliksi game yang ada di HP siswa di sekolah. Agar ketika mengikuti pelajaran pikiran dan konsentrasinya tidak terganggu oleh permainan di gawainya.

Meskipun ada beberapa orang yang memelesetkan Pokemon menjadi Pekokmen alias orang pekok. Ada pua yang menulis Poke Mon. Dalam bahasa Madura ini lain lagi maknanya.


Yang suka main Game silakan main. Tapi tolong ingat batasannya. Yang tidak suka main game, sepertinya tidak perlu menebar kebencian. Cukup ingatkan saja mungkin ada orang yang sedang main game kebablasan dan justru membahayakan karena tidak memandang lingkungan sekitar.

Posting Komentar untuk "Arti Kata Pokemon: Hubungan antara Game, Agama, dan Keamanan Negara"