Ban saja Bisa Disembuhkan Apalagi Hati
Mulai dari nama dan gelar spesialisnya. Bahkan sampai waktu praktiknya. Tapi dengan penuh kejenakaan.
Penulisan yang tidak sesuai kaidah kebahasaan menjadikannya sebagai bentuk keluguan berbahasa yang justru menarik bagi pembaca. Pilihan kata yang puitis romantis juga menambah daya tariknya.
Disclaimer: analisis kesalahan berbahasa yang digunakan di sini semata-mata sebagai bahan pembelajaran baginyang mungkin membutuhkan. Bukan untuk menghakimi.
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA SPANDUK TAMBAL BAN
Kesalahan pertama, Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan tanda baca pada gelar. Penulisan yang tepat adalah:
dr. Yanto Sugianto, Sp.TB
Penulisan yang tepat setelah nama sebelum gelar ada tanda koma. Sementara penulisan huruf pada gelar dokter dan Sp (Spesialis) sudah tepat.
Kesalahan tanda baca juga terdapat pada tanda titik dua. Penulisan yang tepat tanpa spasi. Seharusnya ditulis menempel pada kata sebelumnya.
Penulisan kata 'praktek' juga tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Yang benar adalah Praktik. Menggunakan huruf i.
Jadi penulisan yang tepat adalah:
Praktik: 08.00 - sekuatnya.
PUITISNYA SPANDUK TAMBAL BAN
Menjadi menariknya spanduk tukang tambal ban karena ada kata romantis. Yaitu kata "Mengobati dan Menyembuhkan Ban Mobil yang Terluka". Luka adalah identik dengan tubuh manusia, juga pada hati, yang mungkin terluka.
Bukan hanya mengobati, Dokter Yanto siap memastikan kesembuhannya.
HUMOR DALAM SPANDUK TUKANG TAMBAL BAN
Kalau membaca spanduk di atas, tentu akan sangat menarik. Menarik karena ada beberapa humor yang ada di dalamnya. Beberapa cara menyampaikan humor antara lain:
Penyingkatan yang Tidak Terduga, terdapat pada Sp.TB dan ITB. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Sp.TB adalah bentuk penyingkatan Spesialis Tambal Ban yang penulisannya diserupakan dengan gelar akademis. Sp.BS misalnya. Singkatan dari Spesialis Bedah Saraf.
Penulisan ITB bukan Institut Teknologi Bandung, justru Institut Tambal Ban. Tentu tidak ada sekolah tinggi untuk tambal ban. Tujuannya jelas hanya untuk humor saja.
Humor yang muncul dalam spanduk Tambal ban di atas adalah sarkastik yang berupa kritik sosial. Jika seorang dokter praktik kerjanya dalam waktu tertentu. Misalnya jam 8 sampai jam 10. Dalam spanduk tukang tambal ban di atas, buka praktik dari jam 8 sampai sekuatnya. Karena memang tidak ada batasannya. Bocornya ban juga tidak kenal waktu. Selagi masih kuat kerja, tentu akan dikerjakan. Jam berapapun itu.
Jadi, Ban yang terluka bisa diobati dan disembuhkan. Apalagi hati yang tersakiti, kelak akan sembuh sendiri. Bukan dokter Yanto, Sp.TB yang mengobati, tapi waktu yang akan menyelesaikan.
Ya kan?
Posting Komentar untuk "Ban saja Bisa Disembuhkan Apalagi Hati"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)