Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Beberapa Kata 'Unik' dalam Berita di Portal Radar Jember (radarjember.jawapos.com) tentang Banjir Kali Jompo

 Rumah Bupati Jember, Haji Hendy Siswanto, menjadi langganan banjir tiap tahun. Setiap tahun, ketika Sungai Kali Jompo --ini sebenarnya cukup ditulis Kali Jompo atau Sungai Kali Jompo(?)-- meluap, rumah pribadi Bupati Jember selalu ikut tergenang. Karena memang ada di 'dataran rendah' --begitu meminjam istilah dalam berita yang ditulis di website Radar Jember. 

Sebagai sebuah portal berita online, tentu kecepatan berita sangat penting. Agar tidak kalah aktual dari portal berita lain. Akan tetapi, penulisan berita yang sepertinya tergesa-gesa memunculkan beberapa kata 'unik'. Tentu saja, ke-unik-an penulisan ini 'hanya' dilihat dari sudut pandang bahasa, sementara dari sudut pandang jurnalisme tentu saja sudah tidak ada masalah, informasinya akurat dan disertai sumber berita yang kompeten. 

Berita yang berjudul: Banjir Kali Jompo Jember Hanyutkan Empat Jenazah di Pemakaman diterbitkan pada 29 Desember 2022  pukul 4:27 PM (16.27 WIB). Berikut tulisan berita lengkapnya sebagaimana diakses pada 30 Desember 2022 pukul 06.00 WIB.

JEMBER LOR, Radar Jember – Banjir luapan sungai Kali Jompo menggenangi pemakaman umum yang berada Lingkungan Kulon Pasar, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Kaliwates, Kamis (28/12). Akibatnya, sebanyak empat jenazah yang dimakamkan berdekatan dengan bibir sungai hanyut arus sungai. Sampai sekarang, empat jenazah itu masih dalam upaya pencarian oleh pihak kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

Hujan deras yang terjadi sejak pukul 17.00 pada hari Rabu (28/12) menyebabkan luapan air yang cukup besar di sungai Kali Jompo. Akibatnya, pemukiman warga yang berada di dataran rendah, seperti Kampung Ledok mengalami banjir dengan tinggi nyaris dua meter. Karena durasi hujan yang cukup lama, luapan air semakin menjadi jadi. Sehingga masuk ke area pemakaman umum yang memporak porandakan makam di tempat tersebut. Bahkan, empat jenazah terhanyut sungai.

Kapolsek Kaliwates Kompol Zaenuri menceritakan, debit air tidak mampu ditampung oleh sungai Kali Jompo. Air cukup lama menggenangi pemakaman tersebut. Sehingga ada empat makam yang terhanyut. “Empat makam itu di diantaranya makam pak Simon, ibu Basar, pak Rukimi, dan pak Endang, makam mereka memang berada di bibir sungai,” katanya.

Bersamaan dengan kejadian itu, jajaran Polsek Kaliwates langsung melakukan upaya pencarian bersama BPBD Jember dan sejumlah pihak terkait. Meskipun belum maksimal, namun upaya itu menemukan tanda-tanda berupa kain kafan di sungai. “Kami masih menyusuri delta sungai di sepanjang Kali Jompo, ditemukan kain kafan, namun jenazahnya belum,” paparnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Jember Sigit Akbari menambahkan, kejadian ini merupakan salah satu dari rentetan peristiwa yang terjadi dari luapan sungai Kali Jompo. “Dari hujan deras ini banyak bencana yang terjadi, diantaranya banjir di Kecamatan Patrang dan Sempusari, serta Kecamatan Mumbulsari. Sementara juga terjadi longsor di Kecamatan Mayang, dan beberapa rumah yang jebol,” pungkasnya. (*)


Kata 'Unik' dalam Berita

Unik, secara sederhana dapat diartikan sebagai 'nyeleneh', atau lain dari pada yang lain. Unik yang dimaksud dalam tulisan ini adalah, adanya sesuatu yang menarik karena tidak biasa. Dipandang dari sudut kebahasaan. 

Jadi, beberapa kata unik yang dimaksud dalam tulisan ini, diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam tulisan yang sebelumnya tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia. Keunikan tersebut juga karena penggunaan yang kurang lazim. 

Beberapa kata 'unik' dalam badan berita tersebut antara lain:

terhanyut

Penggunaan kata 'terhanyut' dalam kalimat berita di atas menjadi terasa nyastra. Pembaca akan terngiang pada terlarut dalam lirik lagu: terlarut aku dalam kesendirian..... Dalam berita di atas penggunaan kata terhanyut dalam kalimat: 

Bahkan, empat jenazah terhanyut sungai.

pada paragraf selanjutnya, juga terdapat kata yang sama, yaitu dalam kalimat:

Sehingga ada empat makam yang terhanyut.

Kedua kalimat tersebut berisi informasi yang sama. Intinya: Empat jenazah hanyut. Seharusnya cukup sesederhana itu kalimatnya. Karena hanyut sudah memiliki arti terbawa aliran atau arus. 

Berikut ini arti lengkap kata hanyut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:

  1. v terbawa oleh arus (banjir, ombak, dan sebagainya); terbawa mengalir: beberapa rumah telah hanyut.
  2. v habis; hilang; lenyap: hanyut harta bendanya
  3. v ki terharu: hanyut hatinya menyaksikan keadaan para pengungsi itu
  4. v ki terlalu asyik: ia sedang hanyut dalam lamunannya
  5. v ki pergi jauh-jauh; mengembara: lebih baik hanyut ke negeri orang daripada hidup menanggung malu
  6. v ki berhanyut

Karena hanyut merupakan verba, sebenarnya tidak dibutuhkan imbuhan ter- sebagaimana dalam kata terhanyut. Meskipun memang ada lema tersebut dalam KBBI. Arti kata terhayut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:

  • v telah dihanyutkan; dibawa hanyut: jangan terhanyut dalam kesedihan

Meskipun menjadi kata yang dapat digunakan, dan tidak rancu, tapi kata terhanyut memiliki nuansa yang berbeda dengan hanyut. Seperti dalam contoh penggunaannya dalam kalimat di KBBI, jangan terhanyut dalam kesedihan. Tentu yang dimaksud adalah makna kiasannya, yang terkait dengan perasaan. 

Bukankah menjadi 'unik' jika kata terhanyut digunakan dalam ragam berita. 


memporak-porandakan

Kata tersebut menjadi terasa 'unik' karena susuna memporak-porandakan tidak dikenal dalam susunan bahasa Indonesia. Meskipun ada kata porak-poranda yang searti dengan berserakan tapi bentuk yang mendapat imbuhan me- -kan seperti pada kata tersebut tidak diketahui. Apalagi, dalam berita tersebut ditulis memporak porandakan menjadi seakan-akan dua kata, padahal merupakan satu kata. 

Keunikannya menjadi lebih terasa ketika digunakan dalam kalimat: 

Sehingga masuk ke area pemakaman umum yang memporak porandakan makam di tempat tersebut.

Kalimat tersebut seharusnya menjadi kalimat berita, yang nuansanya adalah objektif. Tapi dengan menggunakan kata memporak porandakan makam, sepertinya itu menjadi nuansa yang 'berlebihan'. Kalau makam yang porak-poranda, artinya makamnya dicerai-berai. Sementara makam tentu tidak bukan benda yang bisa dicerai berai. 


Ada lagi kata 'unik' lain dalam tulisan berita tersebut? Saya sudah tidak menemukannya. Untuk urusan penulisan di dan  kaidah bahasa lainnya, sebenarnya masih ada. Tapi, biarlah itu menjadi urusan editornya.

Posting Komentar untuk " Beberapa Kata 'Unik' dalam Berita di Portal Radar Jember (radarjember.jawapos.com) tentang Banjir Kali Jompo"