Terima Kasih Para Pendonor Darah, Anak Saya Mendapatkan Transfusi Darah
Di balik kesedihan selalu ada hikmah yang bisa di hikmah untuk pelajaran. Di balik kejadian selalu ada kehendak Tuhan yang Maha Menghitung dan Mengatur.
Sebagai manusia hanya bersyukur, sembari terus berdoa untuk menjadi yang terbaik. Sebagai seorang Bapak, bersedih sekaligus bersyukur ketika anak pertamanya yang baru berusia 4 tahun ternyata harus mendapatkan donor darah. Dua kantong darah yang dibutuhkan.
![]() |
Kantong Kedua Darah untuk Fiana |
Jadi ingat donor darah pertama yang saya lakukan. Diminta oleh kakak angkatna di kampus. Karena membutuhkan donor segera. Golongan darah A. Saat itu, saat masih kuliah, sedang berkumpul di Masjid Mangaran. Tentang Remas atau apa. Lupa. Mendapat panggilan dari teman kampus. Segera berangkat. Ke Unit Transfusi Darah PMI. Yang kantornya masih di dekat RSUD dr Soebandi.
Masiqàqcm ?h pakai sarung, donor cukup lama. Singkat cerita, setelah pulang diberi unag bensin oleh orang tua yang membutuhkan donor. Sudah saya tolak. Tapi dipaksa. Kalau tidak salah, waktu juga ada Mas Budi, kakak angkatan di kampus.
Cukup berkesan pengalaman donor darah pertama itu. Karena pertama kalinya. Diminta khusus karena butuh Golongan Darah A.
Setelahnya, sepertinya pernah donor darah lagi. Di kampus. Ketika teman-teman yang tergabung dalam Gemapita --Mahasiswa Pecinta Alama FKIP Unej-- mengadakan kegiatan dinor darah. Menggandeng PMI di halaman kampus. Tidak cukup berkesan. Cukup begitu saja.
Lalu beberapa kali ikut donor darah, di Kecamatan Ajung. Baik yang ada di kantor kecamatan maupun di kantor desa. Dari beberapa kali melakukan donor darah, pengalaman justru kurang menyenangkan. Biasanya, saya hanya sukses donor satu kantong. Dan itu cukup lambat. Yang lain sudah dapat dua kantong atau satu kantong tapi dua orang. Dengan durasi yang sama, saya baru dapat satu kantong.
Lebih parahnya lagi, pernah donor di Kantor Kecamatan Ajung, petugas PMI yang menusukkan jarum ke lengan menyerah. Nadi kecil lemak tebal. Nadi di lengan tidak tampak. Harus minta bantuan petugas yang lebih senior. Baru sukses keluar darah. Itu pun lambat. Ternyata, kecepatan keluarnya darah tidak berbanding lurus dengan bobot tubuh. Meskipun besar, mungkin seperti tandon kosong. Aliran darahnya lambat. Bahkan akhirnya, karena tidak penuh satu kantong. Terpaksa dipindah. Dari lengan kanan. Ke lwngan kiri.
Memang pada dasarnya selangnya, nadi yang bisa ditusuk untuk diambil darahnya, memang kecil.
Pengalaman mendonor, justru berkelibat. Sangat berkesan. Menjadi teringat kembali. Saat Lutfiana membutuhkan donor. Karena kadar HB-nya berdasarkan hasil uji lab hanya di angka 5. Yang seharusnya kadar normalnya ada di angka 8 atau bahkan 10 untuk usia Fiana.
Fiana sudah menerima transfusi kantong pertama. Ketika dokter Gebyar, yang memeriksa Fiana pada Kamis malam, visite ke ruang rawat inap. Dokter gebyar pada Jumat malam menyampaikan, "untung jantungnya kuat, kamu ya..."
Tentu saya tidak tahu. Apa hubungannya HB (hemoglobin(?)) Rendah dengan jantung dan kerja jantung. Yang jelas saya harus bersyukur. Jantung Fiana --seperti kata Dokter Gebyar-- kuat.
Tentu doa saya, bukan hanya jantungnya yang kuat. Tapi hati, mental, jiwa, raga, dan imannya. Juga kuat. Sekuat-kuatnya.
Seperti besarnya rasa syukur kami kepada Allah sang maha pemberi. Atas kehendaknya kami tidak terlambat membawa Fiana ke rumah sakit. Bersyukur pula ada stok darah yang mencukupi. Tidak perlu mengambil di PMI--atau bahkan mencari donor-- untuk anak kami.
Terima kasih para Pendonor Darah, Lebih-lebih yang rutin donor darah. Kalian tidak pernah tau dibawa ke mana darah itu. Salah satunya mengalir ke anak saya. Masuk ke badannya. Membantu kesehatannya. Jadilah jariyah jadilah keberkahan. Sepanjang hidup anak saya, juga semua yang telah menerima donor.
Terima kasih PMI beserta seluruh jajaran pengurus dan relawannya.
"Setetes darah anda sangat berarti" bukan sekadar selogan gagah-gagahan. Tapi benar itu sebuah kenyataan. Fiana yang ketika berangkat untuk periksa sudah lemah. Tidak mau duduk. Maunya tidur saja.
Semoga, segera pulih dan tertawa bersama dunia!
Posting Komentar untuk "Terima Kasih Para Pendonor Darah, Anak Saya Mendapatkan Transfusi Darah"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)