Analisis Struktur Lahir dan Struktur Batin Puisi 'Hujan Bulan Juni' Karya Sapardi Djoko Damono - GuruPembelajar.id
Analisis struktural genetik puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono.
Artikel ini merupakan tugas tagihan dalam program pelatihan Guru Pembelajar yang disususn oleh M. Nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas Bahasa Indonesia D Jatim KK F Jember-1.
Semoga dapat dijadikan bahan perbandingan.
Hujan Bulan Juni
Karya Sapardi Joko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Taka ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
(hujan bulan juni, 1994)
Struktur Fisik Puisi Hujan Bulan Juni.
a. Tipologi
Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko
Damono terdiri dari tiga bait yang masing-masing bait terdiri dari empat baris.
Masing-masing baris tidak lebih dari sebelas suku kata.
b. Diksi
Pilihan kata
yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono adalah kata-kata yang bernas dan
menunjukkan kedalaman makna. Kata yang sangat kuat adalah tabah, bijak, dan arif. Ketiganya
dibandingkan dengan hujan bulan juni.
c. Pengiamajian/Citraan
Citra
Pengelihatan (Imaji Visual)
Merupakan
citraan yang sangat dominan dalam puisi Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini. Citraan yang lain tidak tampak.
Masing-masing bait, mengandung citraan pengelihatan.
Salah satu
baris yang paling kuat menunjukkan citraan pengelihatan adalah baris berikut
ini:
Kepada pohon yang berbunga itu
Kondisi pohon yang berbunga dapat diketahui
dengan indra pengelihatan.
Selain citra
pengelihtan juga ada citra pendengaran yang mungkin dapat dilekatkan pada bait
pertama, lebih tepatnya pada baris:
Dirahasiakannya
rintik rindunya
Rintik
merupakan bunyi yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran.
d. Majas / Gaya Bahasa
Puisi Hujan Bulan Juni memiliki dua majas.
Majas yang paling tampak adalah majas personifikasi. Yaitu seolang-olah hujan memilikif sifat tabah, bijak, dan arif seperti manusia. Baris pertama masing-masing bait mengandung
majas personifikasi ini.
Selain majas
personfikasi, juga terdapat gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat pada
baris Dari hujan bulan Juni.
Ketiga bait
puisi tersebut mengandung baris ini di baris keduanya.
Selain
repetisi penuh, juga terdapat reptisi pengulangan
sebagian baris yaitu Adakah yang
lebih.
e. Rima / Irama
Rima dalam
puisi Hujan Bulan Juni, dapat diidentifikasi berupa aliterasi, yaitu perulangan bunyi konsonan.
Perulangan
bunyi /n/ terdapat pada baris
Hujan bulan Juni.
Masing-masing
kata dalam baris tersebut mengandung huruf /n/.
Perulangan
bunyi /r/ terdapat pada baris:
Dirahasiakannya
rintik rindunya.
Masing-masing
kata tersebut adalah rahasia, rintik, dan
rindu sama-sama diawali dengan bunyi /r/.
Perulangan bunyi /r/ lebih terasa
pada dua baris terakhir puisi Hujan Bulan
Juni berikut ini:
Dibiarkannya
yang tak terucapkan
Diserap
akar pohon bunga itu
f. Kata Konkret
Kata konkret
yang terdapat dalam Puisi Hujan Bulan
Juni adalah sebagai berikut:
“Pohon”
mewakili manusia yang diam saja tapi
indah. Yang dimaksud dengan pohon di sini adalah sesuatu yang dirindu dan
berbunga (indah). Meskipun tidak bergerak mampu menyerap rindu.
“Bunga”
mewakili perempuan.
“Hujan”
mewakili manusia yang terjatuh, Karena
jatuhnya pada Bulan Juni berarti
jatuh berkali-kali tidak pada tempatnya. Juni biasanya musim kemarau.
Penjelasan lengkap tentang kata konkret dapat dibaca dalam artikel yang berjudul Kata Konkret dalam Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono
Penjelasan lengkap tentang kata konkret dapat dibaca dalam artikel yang berjudul Kata Konkret dalam Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono
Struktur Batin Puisi Hujan Bulan Juni
a. Tema
Tema puisi Hujan Bulan Juni adalah Cinta terpendam yang tak terungkapkan.
Meskipun
cintanya tak terungkapkan sang manusia (hujan) tetap tabah, arif, dan
bijaksana. Membiarkan keadaan menghapus jejak (cintanya) di jalan
(kehidupan)nya. Dia ragu akan mengungkapkan ataukah tidak.
Hingga
akhirnya dia membiarkan yang tak terucapkan tetap ada dan diserap melalui akar
pohon yang berbunga. Artinya, diserap dan diketahui secara sembunyi-sembunyi
(akar tersembunyi di dalam tanah) oleh wanita (pohon berbunga) yang dicintainya.
b. Perasaan
Perasaan
penyair yang tampak dalam Puisi Hujan
Bulan Juni adalah perasaan orang yang sabar meskipun harus memendam rasa.
Kesabaran tersebut tampak pada penggunaan kata tabah, bijak, dan arif. Dia
juga ragu mengungkapkan perasaannya hingga akhirnya dia menghapus jejak-jejaknya.
c. Nada
Nada puisi
tersebut adalah kegetiran. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan huruf /r/ yang
berulang-ulang dalam puisi. Pilihan kata yang digunakan juga menunjukkan bahwa
penyair mengalami keraguan. Hingga akhirnya memilih diam saja. Mencintai dalam
diam.
d. Amanat
Adapun amanat puisi Hujan
Bulan Juni adalah sebagai berikut:
1. Semua orang harus memiliki sifat tabah, arif, dan bijak
meskipun segala sesuatu tidak seperti yang kita harapkan.
2. Tidak semua hal yang kita inginkan bisa kita dapatkan
dengan mudah.
Thanks
BalasHapusMakasih kak..
BalasHapusBermanfaat banget nasehat nya buat generasi zaman sekarang