Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Analisis Unsur Intrinsik Fabel "Jerapah si Panjang Leher"

Analisis Unsur Intrinsik Fabel Berjudul Jerapah si Panjang Leher

Disclaimer: artikel ini pertama kali terbit pada 23 November 2016, sebagai bahan tugas Pembelajaran Oline Program: Guru Pembelajar Moda Daring.
Teks fabel berasal dari pemateri, analisis jawaban dilakukan oleh Muntijo. 

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang unsur-unsur fabel, berikut ini adalah teks fabel yang berjudul: Jerapah si Panjang Leher. 

Jerapah Si Panjang Leher

Pada awalnya kehidupan di alam ini baik adanya. Semua sangat bersahabat dekat baik jerapah, kuda, ular, kuda, burung, tikus, monyet, tupai, kelinci, ayam dan penghuni hutan lainnya. Baik besar maupun kecil, baik yang sejenis maupun yang tidak, baik yang buruk rupa dan yang tidak semuanya berteman tanpa terkecuali. Mereka saling membantu, saling menolong dan saling berbagi. Mereka lebih mengutamakan kebersamaan dan persaudaraan dibanding harus menunjukkan kesombongan terhadap apa yang mereka miliki. Binatang-binatang yang ada di sana memanfaatkan alam untuk makanan mereka. Alam pun seakan bersahabat dengan mereka. Pepohonan, dedaunan, tunas dan buah semuanya memberikan hasil yang baik untuk dimakan.

“Di sini banyak buah pisang yang bisa kumakan. Tahun ini semua pohon berbuah lebat. Tak ada tempat yang paling indah selain hutan ini. Nyam nyam nyam….”,  kata Si Monyet sambil asyik menikmati buah-buahan yang bertumpuk di pangkuannya. Sesekali ia bergerak dari satu batang pohon ke batang pohon lainnya saat semua makanan yang ia pegang sudah habis.

“Betul sekali monyet. Aku bisa menikmati semua rumput-rumput yang muda dan segar di sini”,sambung Si Kuda putih.

Begitulah keseharian Si Kuda dan Si Monyet. Keduanya memiliki kesamaan sifat yang suka makan. Tapi untuk masalah penampilan monyet kalah jauh dengan Si Kuda. Si Kuda memiliki bulu yang halus dan putih bersih sementara Si Monyet tidak. Mukanya jelek. Bulunya panjang dan tidak terurus. Namun perbedaan itu tidak membuat Si Kuda sombong. Si Monyet pun merasa dihargai dan tak minder berteman dengan Si Kuda.

Dari balik pepohonan muncul seekor jerapah. Mereka menyebutnya si panjang leher karena jerapah memang memiliki leher yang panjang hingga mampu mencapai puncak pohon mangga tua di hutan itu. Jika ada kesulitan yang dihadapi oleh hewan-hewan yang ada di hutan yang berurusan dengan ketinggian, dia akan dengan senang hati membantunya. Ternyata Si Jerapah hendak bermaksud bergabung dengan Si Kuda dan Si Monyet juga. Mereka sering menghabiskan waktu untuk bercakap-cakap dan menyaksikan tingkah lucu yang sering dibuat Si Monyet untuk menghibur temannya.

Semua tampak indah dan bersahabat. Sampai pada suatu ketika keluarga harimau berpindah ke hutan itu dan membawa bencana bagi kehidupan hutan. Harimau-harimau itu mengetahui bahwa hutan tersebut menghasilkan banyak makanan dan hutan tersebut bisa dijadikan tempat yang nyaman untuk ditinggali karena bebas dari polusi. Hutan yang mereka tempati dulu telah dirusak oleh manusia untuk membuka lahan industri.

“Mari kita bergegas ke sana dan temukan tempat yang nyaman untuk dihuni. Bila perlu habisi mereka yang mencoba menghalangi langkah kita. Kita adalah binatang terkuat di hutan manapun. GRR….. ”.  kata si Raja hutan dengan buasnya.

 

Sesampainya mereka di sana, semua makhluk di sana takut dan gemetar melihat segerombolan harimau buas itu yang memiliki badan yang besar, taringnya panjang dan tajam dan cakarnya terlihat sangat mengerikan. Semakin hari mereka semakin menjadi-jadi. Mereka menguasai seluruh hutan termasuk hewan-hewan yang ada di hutan. Dengan kekuasaan mereka semua hewan-hewan dijadikan pekerja untuk mengumpulkan makanan dan melayani harimau-harimau tersebut. bagi binatang yang melawan akan ditawan dan dibuat sengsara. Si Monyet salah satunya. Ia harus dikurung karena melawan perintah Si Harimau. Ia disiksa oleh harimau-harimau itu.

Suatu ketika anak Si Raja Hutan itu berjalan-jalan di sekitar hutan. Cuaca pada hari itu sangat cerah. Ia menginjak lubang dan membawanya terguling-guling ke bawah jurang. Ia berteriak minta bantuan dari sesiapa saja yang mendengar teriakannya.

“Tolong..!!! Tolong…!!! Tolong aku…!!!, teriak anak harimau itu dengan lemah.

Semakin lama tubuhnya semakin lemah memegang akar pohon tua yang berjuntai ke bawah itu. Dan akar pohon tersebut semakin lama semakin tak kuat lagi menahan berat badan si anak harimau. Untuk beberapa saat tidak ada yang mendengarkannya. Lalu muncullah seekor harimau lainnya berniat untuk menolongnya namun apalah daya tangan tak sampai. Ia tak bisa membantunya dengan tangan sendiri. Ia bergegas ke istana raja hutan untuk memberitahukan kabar buruk itu. Segera setelah Raja hutan mendengar kabar itu ia langsung berlari sekencang-kencangnya tak tega memikirkan apa yang sedang dialami oleh anak tunggalnya. Namun begitu sampai di sana tampak Si Jerapah bersama anaknya. Si raja Hutan masih tak mengerti. Melihat keadaan itu, anaknya lalu menjelaskan kejadian sebenarnya. Ternyata Si Jerapah yang telah menolongnya dari jurang tersebut dengan lehernya yang panjang. Mendengar hal itu, Si Raja hutan lalu menyadarinya dan berterima kasih kepadanya. Sebagai hadiah, si raja harimau memberikan suatu permintaan yang akan dikabulkannya. Apa saja yang ia minta. Setelah berpikir matang-matang Si Jerapah akhirnya mengungkapkan permintaannya.

            “Aku ingin engkau lepaskan sahabat-sahabatku yang engkau tawan. Aku tak tega melihat mereka tersiksa”. Kata Si Jerapah.

Jerapah sama sekali tidak memanfaatkan permintaan itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Si Raja Hutan tertunduk dan merasa malu terhadap sikapnya selama ini. Ia menyadari bahwa persahabatan itu lebih penting daripada menjadi seseorang yang ditakuti. Ia melepaskan semua hewan yang ia kurung dan meminta maaf kepada semua binatang-binatang yang ada di hutan. Kini mereka semua telah berdamai. Tak ada lagi raja yang angkuh, raja yang jahat. Tak ada lagi tawanan, juga tak ada lagi penyiksaan. Semuanya kembali seperti semula bahkan lebih indah lagi dari sebelumnya.

 

Analisis unsur Intrinsik Fabel Berjudul: Jerapah si Leher Panjang

 

Tema dalam dalam fabel Jerapah si Leher Panjang adalah: Persahabatan di Atas Segalanya

Alasan:

Tema ini berkaitan erat dan selalu dibahas dari awal cerita hingga akhir cerita. Di bagian awal cerita, dikisahkan persahabatan Kuda Putih yang elok dan Monyet yang buruk rupa. Keduanya tetap bersahabat meskipun memiliki banyak perbedaan.

 

Bagian tengah cerita fabel Jerapah si Leher Panjang di atas juga mengisahkan persahabatan seluruh penghuni hutan. Jerapah yang memiliki leher panjang sudi membantu siapa saja penghuni hutan yang mengalami kesulitan dalam hal ketinggian.

 

Di bagian akhir cerita, ketika ada Harimau yang menguasai hutan, Jerapah tidak mementingkan diri sendiri. Ketika dia berhasil menolong anak Harimau dan ditawari minta apa saja akan dituruti, Jerapah tidak meminta untuk kepentingan dirinya sendiri. Jerapah meminta kepada  penguasa hutan untuk membebaskan teman-temannya karena dia merasa tidak tega melihat sahabat-sahabatnya terkurung dan tersiksa.

 

Akhirnya, Harimau menyadari bahwa yang terpenting adalah memiliki sahabat daripada menjadi penguasa yang ditakuti. Di akhir cerita, semua penghuni hutan bersahabat.


Dari paparan di atas, dapat diketahui bahwa hal yang menjadi pokok penceritaan adalah tentang persahabatan. Persahabatan yang terpenting, di atas perbedaan, dan di atas segalanya.

Alur
 Jawaban : Alur dalam Fabel Jerapah si Leher Panjang adalah Alur Maju.
Adapun tahapan alur adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan Tokoh: Pertama cerita dalam Fabel Jerapah si Leher Panjang, dibuka dengan penyebutan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita. Disebutkan ada seluruh hewan yang hidup bersama-sama dalam hutan. Tokoh yang dikenalkan lebih lanjut adalah Monyet, Kuda Putih, dan Jerapah.
Monyet dan Kuda Putih dikenalkan sebagai dua sahabat yang saling melengkapi. Jerapah dikenalkan sebagai tokoh yang baik hati dan juga ingin bersahabat dengan Monyet dan Kuda. Jerapah juga diperkenalkan suka membantu penghuni hutan yang membutuhkan kelebihannya memiliki leher yang panjang.
b. Pemunculan Masalah:
Masalah mulai muncul ketika hutan tempat tinggal para harimau sudah mulai rusak akibat pembukaan lahan untuk kepentingan Industri. Para harimau harus berpindah hutan untuk bertahan hidup. Tempat pindah yang paling memungkinkan untuk ditempati adalah hutan yang ditempati Jerapah dan kawan-kawannya.

c. Masalah Meninggi: Masalah mulai meninggi ketika, Harimau dan kawanannya masuk ke Hutan yang dihuni oleh Jerapah dan Kawan-kawan. Harimau mulai bertindak semena-mena dan berencana menghabisi siapa saja yang menghalangai tujuannya.

d. Puncak Masalah: Puncak masalah dalam fabel Jerapah si Leher Panjang adalah ketika dia sebagai Raja Hutan yang baru dan bertindak semena-mena dan menjadikan seluruh penghuni hutan sebagai pekerja dan budak. Bahkan tidak sedikit penghuni hutan yang dikurung dan disiksa karena menentang perintah Harimau.

e. Penyelesaian Masalah: Masalah mulai mereda ketika Jerapah mampu menolong Putra Raja Harimau yang terjebak di dalam lubang. Pasukan Raja Harimau tidak mampu menolong Putra Mahkota.

f.  Akhir Cerita:
Akhir ceritanya, Jerapah yang mampu menolong anak Raja Harimau meminta kepada Raja untuk membebaskan teman-temannya. Jerapah kasihan kepada temannya yang tersiksa dan terkurung. Raja Harimau juga sadar. Dia kemudian menjadi Raja yang baik dan bersahabat dengan seluruh penghuni hutan.

Tokoh/Penokohan dalam Teks Fabel Jerapah si Panjang Leher
Tokoh berdasarkn Pusat Pengisahan
a. Tokoh Utama
Tokoh utama dalam Fabel Jerapah si Leher Panjang adalah si Jerapah. Alasannya: dapat dilihat dari Judul yang secara eksplisit menyebutkan ‘Jerapah’. Kemudian dilihat dari rangkaian cerita. Tokoh yang baik hati dan menjadi pusat pengisahan adalah Jerapah. Bahkan diceritakan bahwa yang mampu mengatasi masalah adalah si Jerapah.

b. Tokoh Sampingan
Selain si Jerapah, tokoh lain: Monyet, Kuda, Harimau, Anak Harimau, Pengawal Harimau, adalah tokoh sampingan yang memperkuat jalannya cerita dan karakter tokoh utama.

Tokoh Berdasarkan Sifat
a. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis dalam fabel Jerapah si Leher Panjang ada si Jerapah. Kebaikan-kebaikan Jerapah yang muncul dalam cerita Fabel Jerapah si Leher Panjang, antara lain: Mau membantu siapa saja penghuni hutan untuk mengambil sesuatu yang tingggi.
Selain itu, Jerapah juga membantu siapa saja yang kesulitan, meskipun itu anak raja yang sangat lalim kepada teman-temannya.
Kebaikan Jerapah juga dimunculkan ketika dia lebih memilih untuk bisa membebaskan teman-temannya yang dikurung oleh Raja Harimau.

b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis dalam Fabel Jerapah si Leher Panjang adalah Raja Harimau. Di awal pemunculannya, Harimau ingin menghabisi siapa saja yang menghalangi tujuannya. Raja Harimau juga menjadikans seluruh penghuni hutan sebagai budak dan pekerjanya.

Penokohan 
Cara menggambarkan tokoh yang dilakukan dalam teks fabel di atas adalah dengan cara analitik, yaitu digambarkan langsung oleh pengarang.
Bukti dan alasan:
Si kuda memiliki bulu yang halus dan putih bersih sementara Si Monyet, tidak. Mukanya jelek.
Data di atas menunjukkan bahwa Pengarang langsung menggambarkan cirri fisik tokoh monyet dan kuda.


Latar / setting
Latar dan setting terjadinya peristiwa yang tergambarkan dalam Teks Cerita Fabel yang berjudul Jerapah si Panjang Leher dapat diuraikan sebagai berikut:
 
Latar Fabel Jerapah si Leher Panjang di atas adalah di Hutan masa Kini.
Penggambaran hutan sudah sangat jelas melalui penyebutan secara langsung. Perhatikan data berikut:
Semua sangat bersahabat dekat baik jerapah, kuda, ular, kuda, burung, tikus, monyet, tupai, kelinci, ayam dan penghuni hutan lainnya
Adapun penggambaran waktu yang ada dalam cerita Fabel Jerapah si Leher Panjang adalah masa kini. Bukti bahwa fabel tersebut bercerita pada masa kini adalah, adanya bagian cerita yang menyebutkan bahwa Harimau Berpindah karena Hutan tempat mereka tinggal sudah beralih fungsi sebagai lahan industri
Bukti data:
Hutan yang mereka tempati dulu telah dirusak oleh manusia untuk membuka lahan industry.

Sudut Pandang Teks Fabel Jerapah si Panjang Leher
 Jawaban :
Sudut pandang pengarang dalam cerita ini adalah sebagai orang ketiga serba tahu. Hal ini dibuktikan dengan adanya penggunaan kata ‘mereka’ sebagai kata ganti penyebut tokoh.
Perhatikan kutipan cerita berikut:
Mereka menyebutnya si panjang leher karena jerapah memang memiliki leher yang panjang
Kata ‘mereka’ sebagai bukti bahwa pengarang ada pada posisi orang ketiga. Mereka dalam kutipan data di atas merujuk pada para penghuni hutan.


Amanat Teks Cerita Fabel Jerapah si Panjang Leher
Jawaban :
Amanat cerita Fabel Jerapah si Leher Panjang adalah sebagai berikut:
1.     Harus selalu baik terhadap teman apalagi sahabat.
2.     Jangan jahat kepada orang lain, karena suatu saat kita akan membutuhkan bantuan orang lain.


Demikian penjelasan dan analisis unsur Intrinsik Fabel Jerapah si Panjang Leher, semoga memberikan manfaat dan penjelasn yang mencukupi. 

2 komentar untuk "Analisis Unsur Intrinsik Fabel "Jerapah si Panjang Leher""

  1. Penokohan itu sama dengan watak tidak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. beberapa teori dari tokoh analisis sastra, memiliki pandangan dan istilah yang berbeda. Menurut saya, penokohan itu cara menggambarkan tokoh. Sementara kalau watak sama dengan karakter. Sebagian buku pelajran dan buku pegangan teori mengatakan bahwa salah satu unsur penokohan adalah watak. Atau: watak bagian dari penokohan. Begitu... :)

      Hapus