Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif | Pengertian dan Contoh
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa tertinggi ke dua. Dalam ragam
tulis, sebuah bahasa memiliki tingkatan satuan dimulai dari fonem (bunyi) yang
membentuk morfem, morfem membentuk kata, gabungan beberapa kata membentuk frasa
dan atau kalimat. Gabungan beberapa kalimat menjadi paragraf. Gabungan beberapa
paragraf membentuk teks atau wacana.
Dalam sebuah paragraf, terdapat satu pokok pikiran atau
pikiran utama. Pikiran utama ini terletak pada kalimat utama. Pokok pikiran
atau pikiran utama menjadi satu ide yang didukung oleh keseluruhan bagian
kalimat.
Dilihat dari pola pengembangannya dan letak kalimat
utamanya, paragraf dibedakan menjadi dua yaitu paragraf deduktif dan paragraf
induktif.
Pembagian jenis paragraf ini semata-mata hanya dilihat dari
letak kalimat utamanya. Berikut ini pengertiannya:
Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat
utamanya ada di awal. Kalimat-kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelas
atau kalimat pendukung.
Paragraf induktif adalah paragraf yang letak kalimat
utamanya ada di akhir. Maksudnya kalimat utama ada pada bagian paling belakang.
Misalnya dalam sebuah paragraf ada empat kalimat, maka kalimat pertama, kedua,
dan ketiga merupakan kalimat penjelas. Sementara kalimat keempat adalah kalimat
utama.
Agar lebih jelas, mari kita bahas contoh paragraf berikut
ini!
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya raya. Banyak
sekali sumber daya alam yang ditemukan di wilayah Indonesia. Mulai dari minyak,
batu bara, hingga emas dan tembaga. Tidak hanya itu, wilayah hutan yang luas
juga menjadi sumber hasil hutan yang sangat melimpah.
Paragraf di atas terdiri dari empat kalimat dengan letak
kalimat utama terletak di awal, maka disebut paragraf deduktif. Kalimat utama
paragraf di atas adalah Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya raya.
Kalimat-kalimat selanjutna adalah pernyataan yang mendukung kalimat utama
tersebut. Adapun pokok pikiran atau pikiran utama dari kalimat tersebut adalah:
Indonesia negeri kaya raya.
Banyak sumber daya alam (kalimat kedua), jenis bahan
tambang (pada kalimat ketiga), dan hasil hutan yang melimpah (kalimat
keempat) merupakan bukti yang mendukung bahwa Indonesia adalah negeri kaya.
Kaya akan bahan tambang, kaya akan sumber daya alam, dan kaya akan hasil hutan.
Selanjutnya, untuk memahami paragraf induktif, perhatikan
contoh berikut ini!
Di tengah anggapan negatif terhadap kepolisian Republik
Indonesia, masih ada anggota Polri yang berdedikasi dan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya. Begitu pula dengan pemimpin, ada Risma di Surabaya yang
sangat dihormati oleh rakyatnya karena ketegasan dan keadilannya. Tidak sedikit
pula orang-orang biasa dengan segala keterbatasannya ikut memperjuangkan budaya
baca di lingkungannya. Dari contoh-contoh di atas, maka kita tahu bahwa masih
banyak orang hebat di negeri ini.
Kalimat di atas terdiri dari empat kalimat, dengan kalimat
utama ada di akhir (kalimat keempat). Pokok pikirannya adalah banyak orang
di Indonesia. Kalimat pertama merupakan contoh orang hebat dari kalangan
Polri. Kalimat kedua contoh orang hebat yang menjadi pemimpin. Kalimat ketiga
menjelaskan orang-orang hebat yang menjadi pejuang literasi.
Jadi, untuk mendukung ide pokoknya, lebih dulu dijelaskan
contoh-contoh orang hebat di berbagai bidang.
Dengan membaca kedua paragraf di atas, kita menjadi lebih
paham terhadap perbedaan dan pengetian paragara deduktif dan paragraf induktif.
Sebenarnya ada pula jenis paragraf yang ketiga yaitu paragraf campuran.
Dalam paragraf campuran kalimat utama ada di awal dan ada di
akhir paragraf. Letak yang berjauhan ini tidak berarti ada dua ide pokok, pada
dasarnya hanya ada satu ide pokok yang penulisannya dijadikan dua. Pernyataan
di kalimat pertama ditegaskan kembali di kalimat terakhir.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut!
Orang Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri
sendiri. Tidak seperti selama ini, kita lebih banyak menjadi
penonton. Orang Indonesia lebih suka menonton film produksi luar negeri.
Produk-produk luar negeri juga lebih diminati oleh orang Indonesia. Lebih parah
lagi, buah impor dianggap lebih baik dari pada buah lokal, padahal jelas buah
lokal lebih sehat dan lebih segar karena jalur distribusi yang dekat. Sudah
seharusnya, orang Indonesia menjadi lebih mencintai produk negeri sendiri.
Paragraf di atas terdiri dari enam kalimat. Kalimat utama
ada di awal dan ada di akhir. Kedua kalimat tersebut (kalimat awal dan kalimat
akhir) pada dasarnya memiliki satu ide pokok yaitu: Orang Indonesia seharusnya
menjadi tuan di negeri sendiri dengan lebih mencintai produk dalam negeri.
Ide pokok tersebut mengandung kata seharusnya berarti
masih belum. Belum menjadi tuan di negeri sendiri itu dijabarkan dengan
penjelsan pada kalimat-kalimat pendukungnya yaitu: masih suka nonton film
impor, masih suka produk impor, bahkan masih suka buah impor.
Dari ketiga pola pengembangan di atas, yang paling banyak
digunakan dalam menulis oleh para penulis adalah pola pengembangan deduktif.
Hal ini lebih mudah dikerjakan.
Dalam paragraf deduktif, ide pokok yang mengispirasi
keseluruhan paragraf dituangkan dulu dalam sebuah kalimat baru kemudian disusun
kalimat-kalimat yang mendukung kalimat pertama. Sementara jika menggunakan pola
pengembangan induktif, setelah memikirkan ide pokok tidak bisa langsung
ditulis. Harus memikirkan dan menulis dulu kalimat penjelasnya. Setelah kalimat
penjelas selesai ditulis maka harus memikirkan lagi kalimat utamanya. Dua kali
kerja. Tidak efektif.
Demikian penjelasan tentang jenis-jenis paragraf dilihat
dari letak kalimat utamanya. Semoga bisa bermanfaat dan menjadi contoh ketika
hendak menulis paragraf.
Salam Pustamun!
Posting Komentar untuk "Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif | Pengertian dan Contoh"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)