Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Bapak Ini Menulisi Gerobak Sampahnya untuk Menolak Dianggap Jahat

Pernah baca pengumuman, 'Pemulung Dilarang Masuk!'? Memang pemulung identik dengan 'pencuri' mengambil barang yang bukan haknya. Apalagi di tempat proyek dan di perumahan-perumahan menengah ke atas. Pasti ada tulisan itu.

Memang, ada orang yang begitu. Termasuk saya sendiri. Pengalaman buruk dengan pemulung. Di belakang rumah dulu pagarnya ada yang bolong. Tiba-tiba ada orang masuk. Dilihat dari atribut pekerjaannya, bawa karung, bawa gantol, tentu dia adalah pemulung.


Ketika ditanya, mau apa dia cuma jawab ambil ini, sambil menunjukkan botol bekas di dekat pohon pisang. Tapi beberapa hari kemudian, kota pekakas yang berisi besi bekas dan kunci alias engkol-engkol raib. Pasti dibawa pemulung itu.

Tapi itu oknum. Sama halnya dengan jika ada aparat yang melanggar hukum itu oknum. Jadi, oknum tidak hanya untuk aparat, pemulung pun ada oknumnya.



Tidak semua pemulung jahat. Lihat saja yang ada di foto atas. Dengan gerobak yang terbuat dari jeriken bekas di kedua sisi boncengan sepeda anginya, di atasnya ada bungkusan karung bekas yang sepertinya ringan, pasti itu barang bekas plastik-plastik.

Jika dizoon, diperbesar di bagian kanan gerobaknya terdapat tulisan:

"Kulo Tiyang Sae"

Bahasa Jawa artinya:

"Saya orang baik-baik"

Tentu ini memiliki makna yang sangat dalam. Pemulung pasti diangap jahat, dianggap suka mencuri. Padahal tidak semua. Ada kok pemulung yang memang hanya mencari barang bekas yang sudah tidak terpakai.

Toh itu juga dilakukan demi anak-istinya. Untuk menafkahi keluarga.

Semoga semakin banyak orang baik di antara kita dan tidak ada oknum. Bukan hanya dari pemulung, terutama dari para pejabat dan aparat.

Posting Komentar untuk "Bapak Ini Menulisi Gerobak Sampahnya untuk Menolak Dianggap Jahat"