Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sertifikat Arah Kiblat Masjid Mangaran dan Penjelasan Tentang Alamatnya

 Masjid Mangaran, yang dinamai sebagai Arrohmatul Maghfuroh adalah masjid yang berdiri di lokasi sangat strategis di Dusun Mangaran Desa Sukamakmur Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.

Masjid yang bangunannya sekarang ini dipugar tahun 1990an, diarsiteki oleh Pak Imron. Dalam pemugarannya tersebut, Ketua Takmirnya adalah Almarhum Kiai Masthur bin Dahlan. 

Pada tahun-tahun berikutnya pembangunan masjid terus dilakukan. Hingga sekarang ini. 

Pada tahun 2024 ini, Kementerian Agama mulai mendata dan mengeluarkan sertifikasi arah kiblat masjid-masjid di Indonesia. Sebagai salah satu masjid yang tentu aktif digunakan sebagai pusat ibadah, Masjid Arrohmatul Maghfuroh tentu juga disertifikasi. 

Sertifikat arah kiblat Masjid Arrohmatul Maghfuroh Dusun Mangaran ini diterbitkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jember dengan nomor: B-1556/Kk.13.32.06/BA.01.1/03/2024. Ditandatangani oleh AKHMAD SRUJI BAHTIAR.

Jarak Masjid Arrohmatul Maghfuroh dengan Kakbah adalah sejauh 8.703 Km.

Dengan diterbitkannya sertifikat arah kiblat tersebut, turut serta memunculkan alamatnya yaitu: Jalan Yai Marjuki, Dusun Mangaran. 

Nama Jalan Yai Marjuki memang sangat jarang, atau bahkan tidak pernah digunakan sebelumnya. 

Lalu, siapakah Yai Marjuki itu?

Yai Marjuki merujuk padah salah satu tokoh yang pernah tinggal di dusun Mangaran. Yai Marjuki atau Mbah Marjuki adalah tokoh yang pernah menjadi 'petinggi' di zaman pemerintah kolonial Belanda. 

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Dusun Mangaran menjadi bagian dari Desa Kaliwining. Khususnya wilayah-wilayah yang menjadi area perkebunan Belanda. 

Yai Marjuki adalah pemimpin di area perkebunan tersebut.

Kisah menarik tentang Yai Marjuki adalah saat Pendudukan Jepang. Ketika tinggal di Mangaran, Rumah Yai Marjuki dikelilingi pagar tanaman yang cukup tinggi. Oleh Jepang, Yai Marjuki diperintah untuk memangkas pagar tersebut. 

Sambil memangkas pagar rumahnya, Yai Marjuki bergumam, "Jepang iki semena-mena. Gak reti nek umure mung sak umur jagung."

Yai Marjuki meninggal di masa pendudukan Jepang. Tidak sempat mengetahui bahwa Pendudukan Jepang atas Indonesia dan Mangaran Khususnya benar-benar hanya 'seumur jagung'. 

Yai Marjuki memiliki putri yang tinggal di Kidul Pasar, Desa Rambipuji. Dari putrinya tersebut Yai Marjuki memiliki tiga cucu. Dua di antaranya adalah laki-laki yang dikenal sebagai Kiai Masduki dan Kiai Mashur. Rambipuji. 

Salah satu cucu Yai Marjuki, adalah Kiai Mashur, pernah menjadi pengurus GP Ansor Rambipuji di masa pergolakan. Semasa hidupnya beberapa orang Mangaran tercatat pernah nyantri pada Beliau di Kidul Pasar, Desa Rambipuji. 

Maka tak heran jika nama Yai Marjuki disematkan sebagai nama Jalan di Dusun Mangaran Desa Sukamakmur Kecamatan Ajung. 



Posting Komentar untuk "Sertifikat Arah Kiblat Masjid Mangaran dan Penjelasan Tentang Alamatnya"