Di yang Dipisah dan di- yang Disambung
Bahasa Indonesia memang unik, banyak bunyi yang sama tapi penulisan dan maknanya beda. Ada yang tulisannya sama, tapi cara bacanya beda. Tentu saja, maknanya juga beda. Ada yang rancu, kapan harus dipisah dan kapan harus digabung atau disambung.
Penulisan kata depan dan imbuhan memang sedikit membingungkan, bagi yang tidak dapat memahami konsep dasarnya. Karena bingung, akhirnya tidak dapat membedakan, kapan kata di harus dipisah atau dispasi dengan kata selanjutnya, dan kapan harus digabung atau disambung dengan kata selanjutnya.
Sebenarnya penulisannya seperti ini: di yang dipisah, dan di- yang disambung atau digabung.
di (yang tanpa tanda hubung '-') adalah kata depan.
di- (yang disertai dengan tanda hubung '-) adalah imbuhan, di- yang imbuhan bukan kata. Tapi imbuhan atau juga disebut dengan awalan, karena berada di awal sebuah kata yang akan dilekati.
Konsep dasarnya begini:
di sebagai kata depan harus dipisah. Tidak boleh digabung. Karena kata depan adalah kata penunjuk. Kata yang berdiri sendiri yang memiliki makna.
di- sebagai imbuhan harus digabung dengan kata yang dilekati. Karena berupa imbuhan pasti menempel pada kata yang diberi imbuhan.
Kalau hanya konsep dasar begitu, pasti sulit membedakan. Ciri-cirinya begini, agar mudah menjelaskan.
di yang dipisah, adalah di yang memiliki makna 'tempat' atau 'waktu'. Kata di yang demikian merupakan kata yang dapat diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi at, in, atau on. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa arab menjadi fi. Yang arti semua kata itu adalah di.
di- yang digabung atau disambung adalah di- yang menunjukkan arti pasif. Kata yang diikuti dengan kata kerja. Misalnya dipukul, dibawa, dibaca, dicuri, ditulis. di- yang ini tidak dapat diterjemahkan secara mandiri. Tapi harus diikuti dengan kata kerjanya.
Maka di yang dipisah adalah di sebagai kata depan yang menunjukkan tempat, lokasi, waktu. Biasanya diikuti denga kata benda, baik kata benda abstrak maupun kata benda konkret.
Contoh di sebagai kata depan yang diikuti oleh kata benda konkret:
di dapur
di depan
di seberang jalan
di atas meja
di dalam kotak
di rumah
di sekolah
di mobi
di samping
di bawah
Selanjutnya contoh di yang dipisah sebagai kata depan di depan kata benda abstrak:
di pagi hari
di setiap saat
di negara demokrasi
di pikirannya
di dalam pemahaman
Untuk imbuhan awalan di- selalu melekat pada kata kerja yang biasanya digunakan dalam bentuk kalimat pasif.
Buku itu dibawa adik ke kamar
Anton dipanggil ke ruang guru
Tomat dipotong tipis-tipis
Suaranya tidak lagi dapat didengar
Kejahatannya disembunyikan dari orang lain
Materi itu telah ditulis oleh sekretarisnya
Keunikan lain dalam bahasa Indonesia, satu kata bisa menempati dua kelas kata. Ada kalanya sebagai kata benda (dalam istilah tata bahasa disebut verba) sekaligus dalam konteks lain kata tersebut juga dapat menempati kelas kata adjektiva atau kata kerja.
Ada beberapa kata yang memiliki makna demikian, sehingga ketika diawali dengan kata depan di atau diawali imbuhan di- harus diamati dulu konteksnya. Kata yang dapat menyertai kata depan di juga dapat dilekati dengan awalan di- antara lain kata:
balik
sampul
gudang
rumah
gunting
Kata balik bisa dilekati imbuhan atau awalan di- ketika berposisi sebagai kata kerja. Namun ketika berposisi sebagai kata benda, maka di yang mengikuti kata balik adalah kata depan, sehingga perlu dipisah.
Contoh:
Jemuran itu dibalik oleh ibu agar cepat kering.
Ibu menjemur baju di balik pagar rumah.
baca juga: Di Balik dan Dibalik | Penjelasan Lengkapnya
Sampul, sebagai kata benda penulisan di harus dipisah.
Contoh: Ada coretan spidol di sampul buku itu.
Penulisan di pada kalimat di atas harus dipisah karena sampul merupakan tempat yang menjadi lokasi adanya coretan spidol. Bukan kata kerja.
Bedan dengan sampul sebagai kata kerja. Sesuatu yang sedang diekerjakan.
Misalnya dalam kalimat: Buku itu disampul merah.
Dalam kalimat di atas, kata disampul merupakan bentuk pekerjaan, bukan menunjukkan sebuah lokasi. Maka maknaya adalah diberi sampul.
Kata gunting juga dapat berposisi sebagai kata benda, juga ada kalanya sebagai kata kerja. Mirip dengan kata sampul di atas.
Kata gunting menjadi kata benda sehingga ketika diikuti di sebagai kata depan harus dipisah. Misalnya dalam kalimat: Suda ada karat di gunting yang baru dibelinya. Gunting pada kalimat tersebut merupakan tempat.
Kata gunting yang menjadi kata kerja pasif yang terdapat pada kalimat: Tali itu digunting ujungnya. Kata gunting pada kalimat tersbut sebagai kata kerja sehingga penulisan yang benar adalah digabung.
Sementara pada kata gudang dan kata rumah yang diawali dengan kata depan di seperti contoh kalimat:
Barang itu diletakkan di gudang yang sebelumnya ada di rumah.
Pada kalimat di atas, kata gudang dan rumah merupakan kata benda yang menunjukkan tempat. Kedua kata tersebut, bisa diubah menjadi kata kerja ketika mendapat imbuhan di- -kan sehingga menjadi digudangkan dan dirumahkan. Maka ketika mendapat awalan dan imbuhan, di- sebagai awalan harus digabung. Tidak dipisaha.
Seperti dalam kalimat:
Barang yang sudah tidak layak jual harus segera digudangkan.
Cak Rat termasuk karyawan yang dirumahkan dalam kondisi krisis akibat pandemi.
Dalam contoh kalimat di atas, kata digudangkan memiliki arti diletakkan di dalam gudang. Sementara kata dirumahkan memiliki arti diberhentikan.
Demikian penjelasan penulisan kata di yang dipisah dan di- sebagai awalan yang digabung atau disambung dengan kata selanjutnya. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Di yang Dipisah dan di- yang Disambung"
Komentar bisa berupa saran, kritik, dan tanggapan. :)