Isi Puisi "Surat dari Ibu" Karya Asrul Sani - Menyimpulkan Isi Puisi
Menyimpukan Isi Puisi "Surat dari Ibu" Karya Asrul Sani
Sebelum membahas secara rinci isi puisi Surat dari Ibu ada baiknya kita baca puisi yang terdapat pada halaman 104 Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII kurikulum 2013, ada baiknya kita pahami bagian bait-bait puisi tersebut.
Dalam puisi yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia untuk SMP tersebut tidak jelas batas antara bait satu dengan bait lainnya. Maka dari itu, kita lihat dulu bait puisi Surat dari Ibu yang tepat.
SURAT DARI IBU
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”
(Asrul Sani, 1948)
Puisi Surat dari Ibu di atas sudah tepat pembagian baitnya. Tinggal menjelaskan isi masing-masing bait puisi di atas.
Bait I Puisi Surat dari Ibu
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.
Penjelasan:
Bait I puisi Surat dari Ibu menggambarkan harapan seorang Ibu agar anak-anaknya bisa memiliki wawasan yang luas. Dalam puisi tersebut disampaikan pergi ke dunia luas. Maksudnya memperluas cakrawala pengetahuan. Selai masih muda, digambarkan dalam kondisi masih pagi, (selama) matahari pagi menyinar. Jadi, masih banyak waktu untuk belajar.
Isi Kata-kata Penunjuk dalam Puisi:
dunia luas = memperluas pengalaman, wawasan, dan pengetahuan dari seluruh dunia.
selama angin masih angin buritan = masih pagi, masih ada waktu untuk pergi.
Bait II Puisi Surat dari Ibu
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.
Penjelasan:
Bait kedua puisi Surat dari Ibu di atas menggambarkan harapan seorang ibu pada anaknya yang sudah beranjak dewasa. Terdapat kata selama hari belum petang maksudnya, sudah siang, tapi belum sore. Sudah dewasa tapi belum tua. Masih banyak waktu untuk pergi ke alam bebas. Maksudnya melakukan banyak hal, berusaha untuk mengejar dan mewujudkan cita-cita.
Isi kata-kata Penunjuk dalam Puisi:
Selama hari belum petang = selama masih ada waktu sebelum tua.
Bait III Puisi Surat dari Ibu
Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang kesarang
angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku !
Penjelasan:
Jika sudah pada saatnya pandangan sudah mulai kabur jika bayang telah pudar, itulah tandanya harus segera menentukan arah pulang. Untuk pulang, tentu semua anak, sebagai nahkoda akan dirinya sendiri yang telah berpetualang menuntut ilmu dan mengejar cita-cita, sudah tahu pedoman. Seorang ibu akan selalu membuka pintu boleh engkau datang padaku.
Isi kata-kata penunjuk dalam Puisi:
angin bertiup ke benua = maksudnya arah angin membawa kembali ke daratan, tidak lagi ke lautan.
dan nahkoda sudah tahu pedoman = maksudnya semua orang yang pergi, tahu ke mana harus pulang.
Bait IV Puisi Surat dari Ibu
Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam !
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“Tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”
Penjelasan:
Jika pada bait keempat, kata yang digunakan adalah boleh engkau datang padaku pada dasarnya dipersilakan. Boleh pulang, mau lanjut, juga tak apa. Karena sudah petang. Tapi, pada bait keempat, karena sudah kembali ke balik malam, berarti sudah pulang. Ibu akan memanggil anaknya kembali pulang, anakku sayang. Di sini sudah perintah. Untuk segera menepi, untuk kembali diceritakan kisah tentang (ibu yang) cinta (padamu) dan terlebih pada hidupmu. Cerita itu tak akan pernah habis, saking banyaknya meskipun diceritakan sejak malam hingga pagi hari.
Arti kata penunjuk dalam puisi:
jika kapalmu telah rapat ke tepi = maksudnya sudah sampai pada tujuan, sudah tidak lagi berlayar.
Kesimpulan Isi Puisi Surat dari Ibu Karya ASrul Sani
Setelah memahami masing-masing bait Puisi Surat dari Ibu, dapat kita tarik kesimpulan tentang puisi karya Penyair Asrul Sani tersebut bahwa:
Selagi masih ada waktu, masing siang hari. Masih muda, dan masih ada dukungan yang memungkinkan, kita harus selalu mengarungi samudera pengalaman dan samudera pengetahuan.
Pengalaman yang akan mengantarkan kita untuk bisa bertemu dengan berbagai rupa manusia, mulai dari hutan rimba sampai samudera luas. Hal ini menggambarkan berbagai macam rupa manusia dan pengalaman hidup.
Jika kelak, sudah sore, sudah cukup pengalaman dan pengetahuan. Bisa pulang ke ibu, kepada keluarga untuk mengabadikan cinta kepada orang tua, untuk berbakti kepada orang tua.
Penjelasan Tambahan Puisi Surat dari Ibu
Dalam memahami teks puisi Surat dari Ibu karya Asrul Sani (Bukan Arsul, dulu pertama kali baca nama Penyair Besar di zamannya ini, saya sempat mengira namanya Arsul), dilihat dari judulnya sudah menggambarkan adanya 'jarak fisik'.
Judul Surat dari Ibu menandakan si Ibu tidak sedang berkumpul dengan anak kesayangannya. Penggunaan kata 'surat' menandakan bahwa sang anak sedang berada jauh. Ketika hendak memberi tahu, ibu harus menulisnya dalam bentuk surat.
Jadi secara keseluruhan, isi puisi tersebut menunjukkan bahwa ibu sedang rindu pada anak kesayangannya. Memberitahunya melalui surat, agar anak ke tepi untuk menemui ibunya.
Puisi tersebut, ditulis pada tahun 1948. Surat adalah media komunikasi jarak jauh yang bisa digunakan. Seandainya puisi tersebut ditulis hari ini, mungkin bisa berjudul "email dari ibu". Atau yang lebih jamak, "pesan dari ibu". Siapa tahu sang ibu menulisnya melalui chat. Untuk lebih puitis, mungkin juga judul Surat dari Ibu bisa menjadi Pesan Suara dari Ibu.
Apapun itu, Puisi Surat dari Ibu karya Asrul Sani ini menandakan betapa cintanya seorang ibu kepada anaknya. Meskipun sedang berada di tempat yang jauh, ibu selalu mengingatkan, membimbing, dan memberitahu. Meskipun itu harus melalui surat.
Demikian penjelasan tentang isi puisi Surat dari Ibu karya penyair Asrul Sani. .Semoga menginspirasi bahwa Cinta Ibu tak pernah bertepi.
catatan: diedit dan diperbaiki pada 13 Januari 2023.
saya sangat bahagia karena jawaban yang saya cari-cari sudah ditemukan makasih ya Google
BalasHapus